Indahnya Belajar dan Mengajar

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
Posted by admin - -

 Narsum: Ibu Novi Chandra (Project Aussie School)
Moderator: Rola Apnoza
Notulis: Ummu Nasya

๐Ÿ“† Rabu, 10 Februari 2016
⏰ 19.00-21.30 WIB
------------------------------

๐ŸŒผ Novi Candra:
Halo ibu ibu nama saya Novi Candra. Saya mengajar di Psikologi UGM. Ibu dari 3 orang putri.

๐ŸŽค Moderator: Mb Novi.. kebanyakan pendidikan terkesan berkiblatnya ke negara lain. Berhubung mb pernah study di luar, apakah ada perbedaan mendasar antara pendidikan di Ausie dgn Indonesia?

๐ŸŒผ NC:
1. Yang paling mendasar kebanyakan pendidikan di barat bertujuan untuk personalized learning atau pembentukan pribadi anak anak secara utuh baik dari kognitif, afektif dan sosial serta karakter. Tidak hanya pendekatan kognitif ansih semata seperti di sini. Jadi setiap anak akan dikembangkan sesuai kepribadian dan bakatnya bukan diseragamkan.
2. Penekanan juga di proses belajar yang melibatkan anak anak, orangtua dan masyarakat. Bukan semata mata hasil belajar saja.


๐ŸŽค Mod: Bagaimana dengan biaya pendidikannya mba?

๐ŸŒผ NC: Untuk sd negeri seperti di sini. Gratis. Setahun kami hanya diminta bayar sekitar 2 juta rupiah saja dan sekolah jg tdk diperbolehkan memungut dr ortu. Jika sekolah perlu membuat pembangunan infrastruktur mengajukan ke pemerintah atau orangtua bisa membantu dengan membuat acara charity yang hasilnya seratus persen untuk sekolah.

๐ŸŽค Mod: Bagaimana dgn jenjang pendidikannya mbak? Apakah ada perbedaan kualitas antara negeri dan swasta?

๐ŸŒผ NC: Nah..di situ juga bedanya. Meskipun sekolah negeri murah tapi kualitasnya bagus dan tidak ada beda dengan swasta. Di sana semua sekolah kualitasnya hampir sama mungkin juga karena penduduk tdk terlalu banyak seperti sini ya ๐Ÿ˜Š. Kalau jenjang sama mbak Ola..dari SD, SMP dan SMA, juga Perguruan Tinggi sama persis. Oh ya...tambahan, sekolah di sana rata rata menyenangkan dan membuat anak anak senang belajar. Anak anak jarang dipaksa utk mengerjakan tugas karena mereka butuh belajar.
 
๐ŸŒดTanya Jawab๐ŸŒด

 1⃣ Assalamualaykum mbak Novi, kenalkan saya Liya.
1. Dulu di Australia ambil Phd ato sama S2 jg mbak? Pertimbangannya apa mbk kok ambil di luar?
2. Di sana apa nggak ada UAN mbak? Klo masuk sekolah ada tesnya jg tdk? Klo tdk, gantinya apa?
3. Pendidikan gratisnya sampe jenjang apa?
4. Sekolah di sana rata rata menyenangkan dan membuat anak anak senang belajar. Anak anak jarang dipaksa utk mengerjakan tugas karena mereka butuh belajar
๐Ÿ‘†๐Ÿฝcontohnya gmn mbak belajar yg menyenangkan? klo di sini kan dikasih tugas biar belajar gt.

Jawab
๐Ÿ”บNC: Mbak dewi..
1. Saya ambil PhD di luar karena saya ingin membuka wawasan keilmun saya terhadap apa yang saya pelajari terutama psikologi anak dan pendidikan sekaligus membuat networking. Agar tdk seperti katak dalam tempurung atau jagoan kandang hahaha...
2. Di sana tidak ada standarisasi dalam bentuk apapun termasuk UAN. Tidak ada konsep ranking dan tidak ada konsep tidak naik kelas. Assessment terhadap anak berdasarkan kemampuan perkembangan anak anak dan bukan karena nilai. Di sana tidak ada tes atau ulangan dan juga pe er. Adanya tugas berdasarkan project. Gantinya adalah penilaian sehari hari di kelas oleh guru dari tugas project dan kompetensi yang dimunculkan setiap anak di kelas setiap harinya. Di SMP dan SMA mulai ada tes, tapi itu pun sudah mulai analisis.

๔‚˜ŸBentuknya nominal atau deskripsi mbak Novi?
 ๐Ÿ”บNC: Bentuknya kurva berdasarkan perkembangan dan deskripsi. Nanti diakhir diskusi saya share beberapa foto2 tentang sekolah di sana.

3. Pendidikan gratis sampai jenjang SD. SMP sudah mulai ada bayar seragam, project study dsb sekitar 7 juta setahun.
4. Yang menyenangkan bukan hanya belajarnya, tapi seluruh suasana dan kultur sekolahnya. Ini contoh pojok SD yang bentuknya seperti TK. Suasana kelasnya bersih dan colourful. (foto)

๔‚˜ŸProject study kyk skripsi gt?
๐Ÿ”บNC: Projectnya misal seperti ini. (foto)
Saya carikan dokumen dimana anak anak kelas 2 sd diminta buat rancangan playground sekolah yg mereka bayangkan. Maaf ini gambar anak anak.bikin project boneka tangan. Dari project ini mereka belajar matematika, belajar science, bahasa dan pengembangan karakter yaitu komunikasi dan percaya diri ๐Ÿ˜Š. Ini contoh suasana kelasnya. Kira kira bisa dirasakan nggak kalau itu menyenangkan? ๐Ÿ˜Š (foto)

2⃣ bunda Lia
1. Penekanan personalized learning dr usia brp sampai usia brp mba?
2. Bagaimana metode pengembangan bakat disana? Sampai brp lama seseorang diketahui bakatnya?

Jawab
๐Ÿ”บNC: Halo mbak Lia.
1. Secara umum agenda di Australia adalah personalized learning sejak PAUD. Dan diikuti terus sejak PAUD itu sampai ke pendidikan tinggi secara sistem di sana (konsisten).
2. Metodenya ya dimasukkan dalam kebijakan pemerintah dan sekolah. Di Australia mereka bercita cita agar generasinya kreatif, mampu berkolaborasi, tinggi di literasi dan teknologi, serta memiliki respect yang tinggi terhadap perbedaan. Nah kalau PAUD dan SD, penekanannya adalah karakter dan pembiasaan baik, juga konsep berpikir.
Sementara setelah SMP, sudah mulai analisis sekolah dan SMA sudah mulai diarahkan boleh ke keilmuan (universitas) atau vokasi (seperti SMK di sini).

๔‚˜ŸSeru bgt ya. Klo di sini standard aja belum tentu ya, msh banyk sekolah yg rusak ๐Ÿ˜ฐ
๐Ÿ”บBetul mbak Liya. Di sini sebetulnya sangat bisa kok. Kualitas sekolah sama secara fisik dan infrastruktur, tergantung kualitas pemerintah lokal.

๔‚˜ŸMenarik bgt.., biaya pendidikan ga gede2 bgt, Indonesia kpn ya bisa kyk gitu?
๐Ÿ”บNC: Kalau dana utk pendidikan, Indonesia itu berlebih kok. Dan belajar dr Ausie justru menjadi sekolah dengan kualitas bagus itu tidak selalu identik dengan mahal.

 Saya ada beberapa pertanyaan bun:
1. "Yang paling mendasar kebanyakan pendidikan di barat bertujuan untuk personalized learning atau pembentukan pribadi anak anak secara utuh baik dari kognitif, afektif dan sosial serta karakter"  --> bisa dijelaskan contoh2 personalized learning yg dimaksud yang bisa diterapkan d rmh utk usia TK sampe SD.
2. "Penekanan juga di proses belajar yang melibatkan anak anak, orangtua dan masyarakat. Bukan semata mata hasil belajar saja. --> bisa dicontohkan yg melibatkan ortu?".

https://youtu.be/7IYig_fG4Ss

๐Ÿ”บNC: Di atas adalah contoh video yang kami buat tentang assembly. Upacara penghargaan karakter tiap seminggu sekali. Itu adalah salah satu contoh personalized learning di sekolah yg bisa juga diterapkan di rumah. Prinsip acara tersebut adalah sekolah memberi penghargaan pada setiap anak bukan karena mereka pintar matematika atau juara ini itu. Itu adalah giliran penghargaan pada setiap anak berdasarkan karakter baiknya. Misalnya pada Adi yang membantu teman barunya, pada Ani yang ikut merapikan kelas, pada Bobi karena biasanya tidak berani berenang dan akhirnya mau berenang ๐Ÿ˜Š

๔‚˜Ÿ Jadi penanaman nilai, karakter dsb masuk dalam kurikulum ya mba Novi?๐Ÿ‘Œ๐Ÿผ
๐Ÿ”บNC: Betul, dalam kurikulum. Tapi pelaksanannya tidak hanya dalam level pengetahuan tapi anak anak dibiasakan melakukan dan dihargai sesederhana apapun mereka melakukan karakter baik. Nah hal itu bisa kita lakukan di rumah khan?. Ada anak yang bagus olahraganya juga dihargai. Ada anak yang bagus bikin project atau prakarya juga dihargai.

https://youtu.be/xP9AhU7GjWs

๔‚˜Ÿ Dan td juga bisa bgt ya diaplikasikan di rmh,ttg menghargai sesuatu walopun itu kecil.
๐Ÿ”บNC: Iya seperti itulah mbak Amelia. Hal sederhana tidak perlu mahal tapi bermakna bagi anak anak untuk tumbuh utuh dalam akal dan budi.

4⃣ Merhatiin anak satu2 gitu, satu kelas gurunya berapa mbak Novi?
๐Ÿ”บNC: Satu kelas guru nya 1. Tapi di sana kelas 1 digabung 2, kelas 3 digabung 4, kelas 5 dan 6
 ๔‚˜ŸKlo sekelas beda kelas, belajarnya gmn mbk? Apa ga bingung pelajaran klas 1 dan 2?
๐Ÿ”บNC: Mbak Liya, ada teknik pengajaran yang memang sengaja digabung antara kelas 1 dan 2. Jadi jika ada anak kelas 1 yang bisa mengikuti pelajaran kelas 2 maka dalam penilaian rapotnya dia berada di kurva perkembangan 1 tahun atau 1 semester di atas kompetensi usianya. Begitu๐Ÿ‘Œ

๐ŸŽค Mod: Mengenai kelas.., mereka menggunakan moving class atau gimana mb?
๐Ÿ”บNC: Mereka nggak pakai moving class. Tapi di kelas mereka tidak hanya duduk di kursi.mereka duduk nanti jalan jalan karena harus ngerjain project, nanti duduk di bawah, nanti keluar kelas. Dan herannya suasana kelas fokus ke guru tidak ada yang ribut. Nah...saya perhatikan itu adalah kualitas ketrampilan guru kita yang jauh dengan Ausie.

๐Ÿ’š Maaf ini utk sharing optimisme. Foto2 ini adalah beberapa sekolah di yogya yg telah menjadi pilot sekolah menyenangkan. Dan prioritas kami adalah sekolah negeri.


5⃣ Bunda Amelia
Dari hasil studi bu Novi selama di sana, apa sdh pernah disampaikan ke pemerintah begitu?

๐ŸŒผ NC: Hasil penelitian saya sudah pernah dipresentasikan langsung oleh gerakan sekolah menyenangkan dihadapan mas Anies Baswedan pada april 2014.
๐Ÿ”บ Mod: Kereeen... trus impact nya gmn mb Novi?
๐ŸŒผ Impactnya tadinya kami diminta melaksanakan di 6000 sekolah pilot Indonesia. Tapi kami menolak karena saya yakin itu pendekatan project tidak akan bagus kualitasnya. Kami akan membuat model dulu lalu diriset lagi dan baru direkomendasikan kembali ke sistem di Indonesia. Juga mengajak sekolah2 lain utk bergabung dalam membuat perubahan secara grass root atau akar rumput bukan top down.
๐Ÿ”บ Mod: Karena masih pilot project yah mba.. makanya perlu di analisa lbh jauh.
๐ŸŒผ NC: Betul mbak Ola...penelitian akan melibatkan univ di tempatnya kalau di yogya ya UGM kerja sama dengan Monash Uni yang dari Ausie.

6⃣ Bunda Rita
Jika di Jogja dg pilot project spt itu bisa, artinya di Indonesia amat memungkinkan. Pertanyaannya: Apa pra syaratnya bu? Dari hulu sampai hilir.
๐ŸŒผNC: Nah kalau syarat di daerah lain, bisa aja asal pemerintah daerahnya mendukung dan terbuka. Terus kami harus melibatkan guru dan beberapa sekolah yg mau menjadi perintis. Namun harus disesuaikan dengan budaya dan konteks setempat.
๔‚˜Ÿ Disesuaikan dg kearifan lokal, mungkin yg dimaksud ibu?
๐ŸŒผNC: Walaupun kami dapat inspirasi dr Ausie namun dalam mendesain versi Indonesia harus disesuaikan kearifan lokal betul sekali ๐Ÿ˜Š

7⃣ Bunda Ola
Mb Novi, sesungguhnya mengubah kurikulum juga ribet banget yah. Tidak hanya menyiapkan kurikulumnya, melainkan menyiapkan SDMnya seperti guru, hingga mengubah mindset ortu. Secaraa.. sekolah artinya belajar mtk, ipa, ipa dll.. ntar kl anaknya pulang trus ditanya ortu td belajar apa. Jawabnya.. gak belajar mah.. tp main buat robot. ๐Ÿ˜…๐Ÿ˜…๐Ÿ˜…๐Ÿ˜… trus sekolahnya dituntut.
๐ŸŒผNC: Di kita, belajar selalu identik baca buku, ngerjain soal dan dengerin guru.
๔‚˜Ÿ: Dari hulu ke hilir....bisa lebih dari 1 dekade merubahnya.
๐ŸŒผNC: Betul. Kecuali ada pemimpin yang nerobos di pendidikan
๔‚˜ŸMasalahnya ranah pendidikan ga populer untuk politikus, lamaaa kelihatan hasilnya๐Ÿ˜
๐ŸŒผNC: Bener sekali mbak Rita. Bergerak di pendidikan itu...sepi. Tapi buat kami tidak masalah jalan di kesepian karena sebetulnya kami percaya banyak teman juga di situ hehe...

8⃣ Bunda Risfi
Selamat malam, mba Novi. Saya penasaran sekali dg sekolah pilot yg ada di jogja. Itu semua dilakukan tetap dg guidance kurikulum yg berlaku skrg?

๐ŸŒผNC: Mbak risfi..., betul. Tidak ada yg kami ubah dalam kurikulum.
๔‚˜ŸLalu di Australia sendiri penggunaan text book dalam pembelajaran seperti apa?
๐ŸŒผ NC: Tidak ada text book di Ausie. Anak anak bisa belajar darimana saja. Internet, buku lain, observasi.
๔‚˜ŸPerbedaanya apa klo bgtu mbk novi?
๐Ÿ”บMod: Nah looh. Lgs di demo lg sama wali murid. Sekolah kok gak bawa buku.
๐ŸŒผNC: Hahaha..di sana sekolah bawa snack sama makan siang saja. Coba ibu2 bayangkan.
๔‚˜ŸSaya seperti itu di kelas mba. Ga pakai text book, create sendiri materi yg mau saya ajarkan. Tapi terus tiap semester ditanya sm bagian akademik, mau pakai buku apa, trus klo ga ada pegangan anak2 belajar dr mana?
๐ŸŒผNC: Seperti itu mbak Risfi..guru dan sekolah sangat punya otonomi menciptakan sumber belajar. Hehe iyaaa...itu yg saya bilang. Masalah pendidikan Indonesia tidak bisa diselesaikan dengan kurikulum saja. Tapi sebuah desain dan paradigma baru. Nah, tapi kalau kita cuma ngomong dan wacana sulit utk memahamkan bahwa di abad ini pendidikan Indonesia harus punya paradigma berbeda apalagi ada MEA. Nah caranya kami turun dan bekerja sama dengan sekolah2 dan guru dalam bekerja di lapangan yang tentu saja tidak mudah.
๔‚˜ŸUrutan yg benar dalam merancang pembelajaran di kelas:
1. Guru paham kurikulum seperti apa,
2. Dituangkan ke dalam rencana tahunan dan semester,
3. Diramu materi apa saja yg mau disampaikan,
4. Guru melaksanakannya dlm bentuk kegiatan ini dan itu di dalam kelas.

๐Ÿ“ Yg terjadi skrg ini mba: guru terima kurikulum, download rancangan buatan orang lain, beli buku paket, siswa hanya diminta kerjakan semua yg ada di buku paket. Dan selama setahun dipusingkan sm administrasi yg beratus2 halaman itu
๐ŸŒผNC: Bahkan anak anak saya merasa guru Indonesia sebetulnya tidak pernah mengajar. Mereka hanya memberi pe er, ulangan, melalui buku cetak. Buku itu yg mengungkung guru utk berinovasi dan sepakat guru Indonesia disibukkan administrasi ini itu.

 9⃣ Ummu Nasya
"Nah kalau syarat di daerah lain. Bisa aja asal pemerintah daerah nya mendukung dan terbuka. Terus kami harus melibatkn guru dan beberapa sekolah yg mau menjadi perintis"
1. Boleh tolong dijelaskan lebih dalam bu Novi?
2. Sy tggl di Bdg, bagaimana jlnnya agar "sekolah" km bisa terlibat & jd perintis?.
Alhamdulillah, tempat sy memfasilitasi anak2 mendekati gambaran bu Novi di atas. Personal Learning, lbh banyak project, membuat anecdotal record harian, buku hanya utk melihat silabus, sisanya otonomi guru/phk.skolah.

๐ŸŒผNC: Mbak desy boleh tanya itu sekolah negeri atau swasta?. Model kami adalah gerakan. Jadi ada syarat jumlah sekolah yang akan diubah harus banyak. Diutamakan negeri atau swasta yang di pinggiran. Dan harus kerja sama dengan dinas daerah karena khawatirnya kalau dinas tidak diajak akan menghalangi ๐Ÿ˜Š atau mempersulit. Nah...kalau misal di bandung ingin. Maka harus ada penggerak utama yang mampu mengajak beberapa sekolah, bukan hanya satu sekolah saja. Lalu juga mampu menghubungkan dengan pemerintah lokalnya. Sementara ini pilot di yogya. Jika akan ke bandung maka bisa membuat semacam model perubahannya seperti di Yogya. Yaitu tadi:
1. Mengumpulkan sekitar 10 sekolah pengubah dengan kategori negeri dan swasta pinggir,
2. Ada keinginan dan komitmen sekolah utk berkolaborasi dan berubah,
3. Ada komunikasi dan dukungan pemerintah daerah

๔‚˜ŸSwasta bu, "sekolah" ini didirikan atas swadaya masyarakat. Biaya2 "patungan" dr ortu murid, baru brjln kurleb 7 bln. Lokasi agak pinggiran bu, tp insya Allah kualitas terjaga krn ortu, yayasan&guru Insya Allah punya komitmen yg sama (komitmen sungguh2 utk perubahan negeri ini).
๐ŸŒผNC: Iya sudah saya duga kalau swasta, karena mereka lebih punya ruang utk inovasi. Silahkan. Jika ada yang ingin tahu lebih dalam ttg seperti apa sekolah menyenangkan, kami punya buku sekolah itu asyik. Terus ada video video kami tentang praktek pendidikan yg baik tinggal ketik gerakan sekolah menyenangkan. Ada juga webnya www.sekolahmenyenangkan.org

๐Ÿ”Ÿ Sebelum diskusi formal berakhir, saya mau tanya...
1. Bagaimana menurut mb Novi ttg metode sekolah homeschooling, sekolah alam dan sekolah islam terpadu?.
2. Bagaimana kurikulum dlm sekolah di Ausie terkait mata pelajarannya. Apakah sama semua sekolah, atau terserah.

๐ŸŒผNC: Metode homeschooling, sekolah alam atau Islam terpadu adalah sebuah pendekatan dan pilihan yang semua konsepnya baik. Bagi saya sekolah apapun dan dimanapun haruslah punya prinsip prinsip dasar keadilan, aksesible yang sama; baik bagi keluarga miskin, kaya, setiap anak juga yg berkebutuhan khusus, punya hak yg sama utk menikmati kualitas pendidikan baik. Selain itu dalam konteks Indonesia sekolah mestinya menjadi tempat mendekatkan anak anak pada kehidupan nyata. Jika Indonesia beragam, maka anak anak juga mesti dikenalkan keragaman bukan keseragaman.

๐Ÿ“ Yang saya borderline banget nih: "sekolah haruslah memiliki prinsip keadilan dan akses yang equal bagi semua kalangan."
Terima kasih banyak sudah mau menjadi narasumber malam ini mb Novi. Semoga bermanfaat ilmu yang diberikan, baik yang memberi maupun yang menerima. Saya selaku moderator malam ini undur diri. Selamat beristirahat.
Assalamualaikum wr.wb

๐ŸŒผNC: Sama sama. Selamat beristirahat juga. Wassalamualaikum wr wb.

๐Ÿ’ Diskusi Bebas ๐Ÿ’

๐ŸŽBu Liya
Lalu perkembangan pilot projectnya gmn mbak novi?
Dulu di SMP saya waktu pertama kali KBK, prnh semcam itu. Tidak ada ujian, presentasi2, buku ada tapi LKS aja, moving class, nilai sesuai kompetensi. Tp pd akhirnya skrg balik lagi, dan diakhir SMP akhirnya ada latihan2 ujian krn kan ttp ada UAN

๐ŸŒผNC: Saat ini kami telah punya sekitar 15 sekolah komunitas GSM yang dengan kesadaran sendiri melakukan perubahan2 di sekolahnya berdasarkan praktek baik yg kami bagi dr Ausie. Belum tersistematis tapi efektif dalam perubahan. Tahun 2016 kami akan ada project yg tersistematis melibatkan action reseach dengan membuat prototipe sekolah menyenangkan, sekolah aman. Yg melibatkan beberapa sekolah negeri dan swasta di yogya dr 4 district.

๐ŸŽUmmu Nasya
Klau boleh tau, knpa Jogja yg jd Pil Pro mbak?
๐ŸŒผ Alasannya:
1. Kebetulan kami para founder berasal dr yogya sehingga lebih mudah jangkauannya.
2. Sekolah, guru dan pemerintah daerah yogya terbuka dan responsif utk bergerak.
3. Saya pernah keliling di beberapa tempat, ternyata tidak mudah jika tidak ada leader dr komunitas atau willing dari pemerintah daerahnya.
๔‚˜ŸWah, ada istilah sekolah komunitas. Km sdg merintis Community based Education mbak ๐Ÿ˜Š
๐ŸŒผNC: Bagus itu mbak deasy. Prinsip utama sekolah abad 21 mestinya ya community based education.
๔‚˜ŸPadahal CBE justru jauuuh sebelum era sekolah formal ya. Termasuk pesantren" tempo doeloe.
๐ŸŒผNC: Betul mbak Rita.
Cocoknya sekolah di Indonesia ya mestinya CBE ..eh malah sekarang orang luar yg konsen dengan konsep itu.
๔‚˜ŸBetul ya bu Novi, dengan.kekayaan ragam budaya, alam, bahasa, dsb..., Indonesia surganya CBE. Mustinya.

๐ŸŽBunda Diani
Mba Novi, mau tanya (alias sdkt konsultasi)
1. Ketika diawal semangat (read: visi ortu yg sm dg konsep yg ditawarkan sekolah) namun di akhir kelas Ujian (SD kls 6). Ada kegalauan orangtua terkait kegelisahan dlm menghadapi UN itu bgmn ya Mba?
Diawal padahal sdh ada kontrak & agree dg akad terkait pencapaian karakter, leadership skill & thinking skill yg akan di capai, namun tetap saja diujungnya (SD6) terkadang membuat gerah. Konsep ttg Learning is Fun seakan2 hanya diterima parents smpai kls 5 saja ๐Ÿ˜

2. Dan yg kedua, sejauh mana Community-Based School itu berperan dlm bidang policy di sekolah ya Mba kalau di Oz? Karena mmg sekolah kami juga merupakan CBS.

3. Kalau kami mau bergabung dg Fun School Movement nya bagaimana ya Mba? (Atau pertanyaan ke 3 ini bolehkah japri Mba?)
Thanks a lot Mba Nov

๐ŸŒผNC: Hi mb Diani
.....itu terjadi di semua sekolah. Bahkan romo mangun dulu juga begitu ketika sudah kelas 6 anak anak diminta di drill saja saat kurang 6 bulan dengan latihan soal. UAN memang satu konsep yang menghambat filosofi pendidikan seutuhnya karena anak anak akhirnya distandarkan. Dan itu mempengaruhi mindset guru dan sekolah. Tapi itu sangat bisa dipahami krn memang salah sistemnya bukan guru atau sekolah. Namun begitu, utk menjembatani sementara sistem tdk sempurna adalah seperti cara romo mangun atau sekolah mb Diani. Karena menyenangkan sampai kelas 5 pun asal konsepnya benar maka itu investasi.
๔‚˜ŸWe do that too, until now Miss ๐Ÿ˜… for 17 years ๐Ÿ˜…. Qt jg pernah ke sekolah Romo Mangun..

๐ŸŒผNC: Ada banyak teori psikologi yg menghubungkan antara kebahagiaan anak anak di sekolah dengan prestasi akademik dan karakter. Kecuali ada keberanian dr pembuat kebijakan utk melakukan sebuah perombakan total ttg filosofi pendidikan.

๔‚˜ŸIs it ok ya Mba? Ga meruntuhkan?? At least menjembatani saja?. Tantangan besar mendobrak Sistem Pemerintah.. ๐Ÿ˜“

๐ŸŒผInsha allah tidak, jika konsepnya tepat ya. Karena di 5 tahun kita sudah meletakkan fondasi ke anak anak. Daripada kita tidak melakukan apa apa. Kami dalam rangka menjadi counter naratif bagi pemerintah utk saat ini. Saat bertemu dengan mas anies dan tim, kami tahu ada keinginan dr pemerintah utk perubahan tapi mesin birokrasi dan politiknya belum sepenuhnya mendukung. Makanya kami memilih bergerak grass root namun tetap berkomunikasi dengan pembuat kebijakan dan juga menawarkannya berbasis riset melalui UGM.
๔‚˜Ÿ ๐Ÿ‘๐Ÿ‘ mencerahkan...
"Daripada tdk melakukan apa2"
Thanks Mba Nov.

๔‚˜ŸBackup institusi akademisi formal strategis ya, lebih di dengar.
๐ŸŒผNC: Benar sekali mbak Rita. Kita juga selalu rajin menuliskannya di media mainstream utk mempengaruhi publik juga.
๔‚˜ŸHearing dg Komisi X pun jg berat ya dlm aplikasi birokrasinya. Terus bergerak, jd catatan amal perjuangan.
Semangat Mba Nov & tim.. ๐Ÿ‘๐Ÿ‘

[Teman teman yang baik,

Menyimak resume di atas, gerakan yang digagas memang bagus. GSM, gerakan sekolah yang menyenangkan. Kita memerlukan banyak inisitiatif seperti ini di Indonesia, namun memang harus digali dari akar Indonesia sendiri.

Sesungguhnya komunitas HEbAT bisa melakukan lebih baik dan lebih mengakar, karena kita berangkat dari HE dan baru kemudian CBE, dengan 4 potensi peradaban yang terlibat yaitu fitrah manusia, fitrah alam Indonesia, fitrah kehidupan dan kearifan local serta zaman dan dipandu Kitabullah.

CBE tanpa melibatkan peran HE secara penuh dan tidak mengintegrasikan ke 4 potensi peradaban tidak akan mencapai peran peradaban. Learning is not for learning only, but learning is only one aspect for being. Ada banyak fitrah yang memerlukan peran orangtua, sekolah tidak bisa melakukannya. Community based adalah integrasi dari Home based.

Kita harus membangkitkan semua fitrah anak anak kita, bukan hanya fitrah belajar saja, dan setiap fitrah anak itu unik, sehingga memerlukan personalized curriculum. Ini sepenuhnya peran HE. Kemudian personalized curriculum perlu diinteraksikan dengan keunikan Alam lokal, keanekaragaman hayati, juga realita sosial, problematika dan kearifan masyarakat lokal masyarakat serta zaman, dan dipandu dengan Kitabullah. Ini peran CBE, para pelaku HE dan komunitas mengintegrasikannya semua potensi itu dan local resources dalam proses pendidikan. Tujuannya adalah peran peradaban dalam bentuk kemandirian, kedewasaan (aqilbaligh), kemampuan memikul beban syariah dll sesuai dengan fitrah anak anak kita.

HEbAT  juga bisa bekerjasama dengan sekolah atau mendorong sekolah untuk membangun CBE, dengan catatan sekolah harus membuka diri terhadap peran orangtua atau HE seluas luasnya, berhenti menjadi produsen dan berubah menjadi fasilitator dan integrator saja. Sejak tahun 2000, kami sudah menerapkan CBE ini di sekolah alam pertama dan hasilnya luarbiasa bagi semua.

Yuk, mari tetap bersemangat membangun peradaban dengan menjadi arsitek peradaban bagi anak anak kita di rumah dan di jamaah, dengan mensyukuri semua potensi peradaban yang Allah berikan pada fitrah manusia, alam, kehidupan dan dipandu sistem hidup atau Kitabullah.

Salam Pendidikan Peradaban ๐Ÿ™๐Ÿ˜Š