Indahnya Belajar dan Mengajar

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
Posted by admin - -

Materi 3

Konsep Pendidikan Pra Aqil Baligh 0-7 tahun

Subject Matter Expert (SME):
Ust. Harry Santosa
(Founder MLC sekaligus praktisi HE sejak 1994)



Assalamu'alaikum. Wr. Wb
Ayah bunda para pendidik peradaban, apa kabar? Semoga selalu ithminan dan istiqomah, rileks tenang dan konsisten dalam mendidik generasi peradaban.

Salam takzim utk ayah bunda semua.
Ayah bunda, esensi pendidikan sejati adalah pendidikan berbasis fitrah. Tugas kita adalah menemani anak2 kita menjaga fitrahnya, menyadari fitrahnya lalu membangkitkannya menjadi peran2 sesuai fitrah yg Allah kehendaki itu. Inilah esensi pendidikan berbasis potensi dan akhlak Dengan fitrah Allah itulah Allah menciptakan manusia. Tiada yg berubah dari ciptaan Allah swt.

Fitrah itu setidaknya meliputi fitrah keimanan, fitrah belajar, fitrah bakat dan fitrah perkembangan.

Topik malam ini adalah pendidikan utk usia 0-7 tahun, tentu saja pendidikan fitrah2 yg ada juga harus melihat fitrah perkembangan. Tiap tahap memiliki sunnatullahnya sendiri, memiliki cara dan tujuan mendidik yg khusus.

Pendidik sejati adalah seperti petani sejati. Pendidikan ibarat taman bukan pabrik atau perkebunan. Para petani harus memahami tahapan menanam, dia mesti memperlakukan tiap anak2nya bagai bunga2 di taman, yg masing2 memiliki kekhasan, keunikan dan keindahannya masing2. Maka cara memperlakukannyapun setiap bunga adalah khas, tidak bisa seragam. Petani sejati harus rileks dan konsisten, dia tdk boleh bernafsu menggegas dan menyeragamkan demi produktifitas dan kepentingan siapapun yg tdk relevan dgn tanamannya. Petani sejati tdk boleh sembarang memakai bahan kimia yg menggegas pertumbuhan tanaman, yg malah merusak tanaman itu sendiri. Petani sejati harus meyakini qodrat Allah swt thd segala sesuatu yg ada pd tanamannya dan yg ada di sekitarnya.

Dasar panduan kita adalah jelas, bhw tiap anak lahir dalam keadaan fitrah. Tugas kita bukan merubahnya, merekayasanya, menuntutnya sesuai obsesi kita tetapi menemaninya.

Posted by admin - -

Mitos Kartini dan Rekayasa Sejarah
Oleh: Dr. Adian Husaini


Ada yang menarik pada Jurnal Islamia (INSISTS -Republika) edisi 9 April 2009 lalu. Dari empat halaman jurnal berbentuk koran yang membahas tema utama tentang Kesetaraan Gender, ada tulisan sejarawan Persis Tiar Anwar Bahtiar tentang Kartini. Judulnya: “Mengapa Harus Kartini?”

Sejarawan yang menamatkan magister bidang sejarah di Universitas Indonesia ini mempertanyakan: Mengapa Harus Kartini? Mengapa setiap 21 April bangsa Indonesia memperingati Hari Kartini? Apakah tidak ada wanita Indonesia lain yang lebih layak ditokohkan dan diteladani dibandingkan Kartini?

Posted by admin - -

Resume Kulwaps HEbAT Sulawesi

Senin, 15 Februari 2016
Host: Bunda Dini
Admin&resume: Bunda Septiana
SME: Abah Rama

๐Ÿ“‹ MENGENAL KONSEP BAKAT  DAN POTENSI SERTA MEMETAKAN BAKAT ANAK-ANAK ๐Ÿ“‹

Pengantar

Kalau Orang ditanya apa bakatnya biasanya butuh waktu untuk segera menjawabnya.
Bahkan tidak sedikit yang merasa tidak punya bakat
Mengapa demikian?
Salah satu alasan nya adalah karena tidak ada kesamaan definisi ttg BAKAT atau juga POTENSI.
Yang pasti kalau ditanya Bakat atau Potensi Kekuatan atau bahkan Kompetensi maka jawabannya terdiri dari dua kelompok besar yaitu KATA SIFAT   atau  KATA KERJA dan sampai kapanpun sepertinya tidak akan ada usaha menyamakan definisi nya karena para penulis buku tentang bakat tidak mungkin akan bertemu.
Yang penting kita faham adanya perbedaan tersebut.
Untuk mudahnya kita pilih definisi Kekuatan sbg 4E Activities (Enjoy Easy Excellent Earn)  yaitu Aktivitas yg membuat kita suka melakukan nya,  mudah melakukan nya, hasilnya bagus dan produktif.

Ada 2 sumber Potensi Kekuatan
Sumber Pertama yang sudah kita kenal adalah Keistimewaan fisik /pancaindera
Sumber ini menghasilkan Potensi Bidang seperti. Menyanyi,  melukis, memasak, olahraga dlsb
Sumber Kedua adalah Sifat Produktif seseorang (kita sebut sebagai BAKAT ) yang menghasilkan Potensi Peran seperti Memimpin,  Mengajar, Menganalisis, Merawat,  Memotivasi dlsb
Semuanya ada 45 klaster Potensi yaitu 30 Potensi Peran dan 15 Potensi Bidang

Posted by admin - -

Resume Kulwapp 1
Forum Komunikasi Peduli Anak (FKPA)

๐Ÿ—“Selasa, 19 April 2016
⏰Jam 20.00-21.00 WIB

๐ŸŽคHost: Jervine
๐ŸŽคCo-Host: Andita A. Aryoko
๐Ÿ“Notulen: Susi Firdausa

๐Ÿ’กNarasumber: Ibu Septi Peni Wulandani

๐Ÿ‚๐Ÿ‚๐Ÿ‚๐Ÿ‚๐Ÿ‚๐Ÿ‚๐Ÿ‚๐Ÿ‚๐Ÿ‚๐Ÿ‚
COMMUNITY BASED EDUCATION

Mengembangkan Fitrah Anak

Community Based Education sebenarnya adalah sederhana, sebuah proses pendidikan untuk mengembalikan fitrah anak. Kalau saat ini sedang banyak orang membicarakan pola hidup sehat dengan makan makanan organik, maka Community Based Education dan Home Education bisa dikategorikan "pendidikan organik". Makanan untuk otak dan mental anak yang tidak instan dan mengalami sebuah proses alamiah.

Di Communnity Based Education Kita hanya mengupayakan proses yang sealamiah mungkin sesuai fitrah atau kodrat Allah dan menjalaninya sesuai sunnatullah tahap perkembangan manusia.
Selebihnya adalah menyerahkan semua keputusan akhir di tangan Allah SWT.

Jika fitrah adalah jalan sukses, sunnatullah adalah cara sukses, maka doa doa kita adalah kunci sukses bagi anak anak kita di dunia dan di akhirat.
Dalam perjalanan sehari-hari tugas kita adalah menemani anak-anak untuk bisa mengembangkan semua potensi fitrahnya, baik fitrah keimanan, fitrah belajar dan fitrah bakatnya.

Posted by admin - -

๐Ÿ”Š๐Ÿ”Š Kulwap Matrikulasi 1 ~ Materi Pokok 8 ๐Ÿ”Š๐Ÿ”Š

๐ŸŽ Tema : Teknik Pre-Aqil Baligh 11-14 tahun
๐ŸŽ SME : ust Harry Santosa
๐ŸŽ Host : Lala

⏰Hari ini Selasa 19 April 2016
๐Ÿ•ฃ Pukul 19.30 - 21.00

Pada rentang usia pre-aqil baligh 8-14 tahun, orang tua memandu anak untuk "kaya akan gagasan", setelah kaya akan wawasan (0-7 tahun). Orang tua menjadi teman bermain bagi anak, dan anak mulai bisa mempunyai peran dalam keluarga besar dan komunitas. Pada masa ini, anak boleh bergonta-ganti ide.

Pada masa usia pre-aqil baligh 8-14 tahun, adalah saat untuk menularkan value/nilai dan karakter, karena di usia 7 tahun merupakan masa pembentukan karakter.

Perlu dipahami, bahwa value/nilai keluarga dan karakter tidak bisa diajarkan, namun ditularkan melaui keteladanan.

Pada usia 8-14 tahun, umumnya anak sudah mulai tidak ego sentris. Pada masa ini anak mulai melihat nilai-nilai sosial, etika-etika dasar dalam ajaran Islam. Pada usia sebelumnya (0-7 tahun) anak sudah mulai diperintahkan shalat.

Rentang usia pendidikan anak usia 8-14 tahun, terbagi pada 2 tahap :

*Usia 8-10 tahun : mengenal potensi diri, magang/club untuk membuka wawasan sehingga melahirkan gagasan, dan mulai menjalani ibadah syariah.

*Usia 10-14 tahun : belajar bersama Maestro, magang project, menghebatkan potensi diri, kemandirian, kepemimpinan dan sebagainya.

Anak-anak di jenjang usia 8-14 tahun mulai mengenal “MIMPI apa yang akan dia BANGUN”. Ada beberapa tahapan yang ditempuh pada fase ini:
๐ŸƒI. Pandu anak untuk memahami misi hidupnya dengan cara:
1.Mengajak akan untuk paham “Who am I?”
2.Mengajak anak untuk memahami alam sekitarnya/lingkungannya (kearifan lokal)
3.Mengajak anak untuk memahami zaman saat dia dibesarkan dan prediksi zaman saat anak ‘aqil baligh nanti.
4.Kuatkan aqidah anak akan keberadaan Allah swt.

Posted by admin - -

Bismillahirrahmanirrahiim
Assalamualaikum wr wb Ayah Bunda HEbAT bagian dari arsitek peradaban, mohon ijin ikut berbagi di SS kali ini. Sebelum cerita panjang lebar :D berikut perkenalan kami sekeluarga
Nama : M Iffan Fanani / Naila M Tazkiyyah
Profesi : Kary Swasta / IRT
Passion : Mengajar dan Menulis
Anak : 3 orang
1. Qonita Maylaffaizza Fanani (7y4m)
2. Ahmad Haidar Mumtaz (4y6m)
3. Muhammad Mushab Albanna (1y4m)
Domisili saat ini: Sangatta, Kaltim

Semoga ada yg sdh pernah mendengar nama kota cilik ini sebelumnya๐Ÿ˜
[11:43, 15/4/2016] Hebat Bunda Lala: Awal mula mengenal HEbAT saat mulai aktif ikut grup WA IIP Kalimantan kurang lebih setahun lalu. Di rumah, kami melakukan HE bersinergi dg guru di sekolah untuk Kaka Faza, Full HE untuk Mas Haidar campur2 dengan CBE juga, demikian juga untuk Adek Mush'ab.

Dulunya HE bener2 dijalankan lengkap dengan lesson plan detail sambil berpatokan pada kurnas dan standar ability anak sesuai usianya. Kalo sekarang setelah mengenal HE via HEbAT kami lebih enjoy menjalani nya karena sudah lumayan kenal garis besarnya :) Alhamdulillah.

Sesuai tema, hari ini kami sekeluarga ingin sedikit cerita tentang pengalaman Bahasa Ibu, BBA dan kearifan lokal.
[11:43, 15/4/2016] Hebat Bunda Lala: ๐ŸƒBahasa Ibu

Dari buku bahasa ibu, yg kami baca bahasa ibu di sini diartikan terlebih dahulu sebagai bahasa cinta org tua kepada anaknya. Biasanya kami praktekkan untuk menumbuhkan fitrah keimanan pada diri anak-anak.
Alhamdulillah, kaka sudah mampu mengingatkan dirinya sendiri untuk ibadah fardhu dan beberapa sunnah yang rutin dijalani seperti dhuha, tilawah, muraja'ah. Untuk Haidar masih belum terinstall tapi kadang sadar sendiri dan mengajak teman yang bermain ke rmh untuk sholat saat waktunya (tentu saja dengan gerakan-gerakan yang belum sempurna)

Sedangkan untuk makna bahasa ibu sebagai bahasa pertama yang dikenal anak secara sempurna, kami memilih bahasa Indonesia (dulunya pas belum paham, masih campur-campur pake bahasa Inggris) sekarang sudah insyaf :) Melalui media apa? yang paling utama selain melalui percakapan sehari-hari adalah melalui buku. Di buku, memudahkan saya dan suami menemukan kosakata baru yang memicu rasa ingin tahu anak, misalnya jadi ada padanan kata walaupun penggunaannya berbeda antara bertarung, berperang, bertengkar (maklum si anak cowo sukanya cerita perang tabuk, khandaq dll

[12:02, 15/4/2016] Hebat Bunda Lala: BBA
Saat masih tinggal di Depok setahun lalu, kami lebih banyak menghabiskan waktu di lapangan, masjid dan UI. Setelah pindah di rumah yang dikelilingi hutan, belumbisa move on sepenuhnya, karena walaupun seneng dikelilingi hutan tapi beberapa hewan di dalamnya seringkali unpredictable :D seperti di sini kadang juga ada buaya, anjing hutan, dan ular.
Kalau yang masih acceptable beberapa kali kami temui di sekitar rumah adalah Orang Utan, Rusa, biawak, bekantan, beruk, aneka jenis monyet. Di dekat rumah juga ada pantai tapi jangan dibayangkan bisa bermain pasir, karena dekat pelabuhan batubara dan langsung dalam, jadi kami hanya bisa sering bermain bola, layangan, melukis, di pinggiran pantainya saja :)
Rutinitas harian adalah bermain di lapangan cricket dekat rumah sambil bersepeda. Kaka dan mas bersepeda roda dua sementara si adek didorong bunda dg sepeda roda 3. Karena kami tinggal di komplek yang tertutup dan termasuk kawasan restricted area jadi tdk terlalu banyak jenis area yang dapat kami singgahi dg berjalan kaki.
Dalam seminggu biasanya diselingi belajar sambil bermain ke masjid agung, berenang, kemping2an di lapangan golf, liat pesawat ke bandara kecil dekat rumah, pinjam buku ke perpusda (belum pernah baca di tempat karena lokasinya kurang friendly untuk anak kecil padahal koleksi bukunya bagus-bagus. Jadi ngotot bikin 3 kartu untuk saya, suami dan kaka pake surat keterangan dr sekolah supaya bisa pinjam buku lebih banyak) dll.
[12:09, 15/4/2016] Hebat Bunda Lala: ๐Ÿƒ Kearifan Lokal

Semoga pemahaman saya ttg kearifan lokal ini tdk melenceng jauh, kami lihat potensi alam di daerah kami salah satunya adalah kayu, jadi ayahnya sering membuat aneka kerajinan dari kayu, seperti tombak, tembakan karet, meriam kayu, perahu, dan aneka jenis craft lainnya.
Kalau dari bundanya sering mengajak ke pasar tradisional tempat aneka ragam makanan laut mulai dari kepiting, cumi, ikan kakap, tongkol, layang, dan lainnya memberikan wawasan bahwa di Sangatta sangat banyak menghasilkan aneka ragam seafood, buahnya jenisnya pisang, buah naga, dan nangka. Karena rutinitas bunda di dapur, jadi kadang mengenalkan aneka jenis masakan dari bahan dasar tsb. Alhamdulillah kaka mulai suka cumi saus tiram, saus padang, ikan bakar, ayam bakar, pokoknya berbagai makanan yang dulu di Depok ogah dicoba di sini mereka mau mencoba juga berbagai olahan buah-buah lokal
[12:10, 15/4/2016] Hebat Bunda Lala: ๐Ÿƒ Lain-Lain

Semoga ayah bunda belum bosan dengan cerita khas emak-emak ini :D di bagian ini saya ingin berbagai dan memohon pendapat serta saran ttg dua hal berikut ini:

๐Ÿ’Tantangan bersinergi dg sekolah kaka
Seperti perkenalan di atas, anak pertama kami saat ini bersekolah di sebuah SDIT di Sangatta, setahun lalu ini sangat tdk terencana karena awalnya kami ingin full HE dulu mengingat usia kaka baru 6 thn. Namun, saking sepinya di komplek rumah dan waktu itu saya dan suami benar2 jadi orang baru yang tidak tahu apa2 juga belum kenal banyak org sementara kaka kesepian tiap pagi sore bener2 ga ada teman di sekitar rumah.

Akhirnya kami menuruti saran tetangga menyekolahkan kaka, kaka sendiri juga semangat walaupun sdh tertinggal krn sdh masuk semester 2 kelas 1. Hingga saat ini, kaka masih fun2 saja di sekolah karena di rumah kami tdk pernah mengajak belajar mengulang pelajaran sekolah, melainkan kami coba isi dengan muatan lainnya yang tdk didapat di sekolah. Seperti kaka suka mengolah data dg excel jadi ya kami fasilitasi, suka latihan public speaking sndiri entah jadi MC atau pidato, jadi ya kami printkan contoh2 naskah.

Nah, agar sekolah tdk terjebak dg kurtilas yg "menggemaskan" itu, kami mencoba bersinergi dg guru kelas kakak, mengajak memodifikasi model pengajaran di kelas dg beberapa aktifitas yang fun dan bermakna untuk anak. Alhamdulillah ustadzahnya menyambut baik. Sebulan terakhir ini bahkan guru BK dan manajer pendidikan yayasan sdh mau diajak berdiskusi untuk evaluasi model pendidikan di sekolah kakak, sehingga kami berusaha menjadikan sekolah tersebut sekolah yang menumbuhkan fitrah anak. mohon doanya terus lancar.

๐Ÿ’Tantangan istiqomah membangun CBE di kota kecil.
6 bulan setelah tinggal di sini, kami mulai kenal dengan tetangga dg cukup dekat. Kami pun mulai pede mengajak dan membangun komunitas belajar. Diawali dengan saya melibatkan diri di Poppets sebuah taman pendidikan anak usia dini informal yang dikelola oleh para bunda di komplek kami yang memiliki balita, kami bergantian jadi fasilitator dan menyiapkan bahan pembelajaran sederhana namun bermakna untuk anak-anak kami.
[12:13, 15/4/2016] Hebat Bunda Lala: Komunitas kedua adalah Tanjung Bara Fun Learning Center, karena berpikir sayang sekali ada fasilitas eks International school yang tidak terpakai jadilah setiap weekend kami coba ajak volunteer berkegiatan bersama dg anak-anak di komplek ini, jumlahnya jika berkumpul semua mencapai 40an anak. Aneka kegiatan kami siapkan dari permainan tradisional, fun cooking, english club, treasure hunt, sport activiities, writing class, science class, dll.

Yang sedang dalam tahap persiapan adalah pengaktifan kembali perpustakaan Tanjung Bara dulunya perpus Intl School namun sdh lama mangkrak jadi gudang, sekarang saya usul mohon dibersihkan dan bersedia menjado volunteer jaga perpus setiap hari bersama duo bocils, lumayan bisa sambil baca buku dan momong anak :)

Terakhir, ingin mengaktifkan juga kegiatan offline bagi member hebat sangatta walaupun baru 5 org (di kalimantan yang byk dr BPN dan bbrp daerah lain, karena mungkin sangat luas jadi di kabupaten kami baru 5 orang ini saja) jadi mau belajar buat visioning board bersama, portofolio anak, dll.

Demikian sharing dari keluarga kami, semoga bisa membawa manfaat walaupun sedikit. Salam hangat dari keluarga kecil di tengah hutan.
[12:16, 15/4/2016] Hebat Bunda Lala: Galuh : Bunda naila apa sdh menulis buku, sesuai passion? Mau beli kl ada, hehe . Boleh minta link blog nya, bun?
Naila : Boleh bunda.. kami jg nyontek di youtube
Menulis ebook jariyah sdh ada bbrp edisi bs diunduh gratis di blog saya bun๐Ÿ™ Www.nailatazkiyya.wordpress.com


[12:22, 15/4/2016] Hebat Bunda Lala: Untuk selanjutnya kita panggil Bunda Dini... Dari negeri Selebes Sulawesi
Silahkan Bunda Dini
Dini : Assalamu'alaikum wr. wb.
Terima kasih Ayah Indra, atas kesempatan berbagi dengan teman teman di grup Nasional. Sebetulnya kami masih butuh banyak belajar, semoga dengan kesempatan berbagi pengalaman ini dapat menjadi sarana belajar juga bagi kami...
Perkenalkan kami:
Ayah/Bunda: Muhammad Saladin/Dini Khalisyah Nasution
Pekerjaan: PNS/IRT
Domisili: Baubau, Buton, Sulawesi Tenggara
Anak: Dzikri (10th), Faza (8th), Hannan (5th), Rayyan (2th).

Dzikri sebelumnya bersekolah di MI Terpadu sampai kenaikan kelas 3 di Cimahi. Saat kami pindah ke Sulawesi (Juni 2014), Dzikri sempat bersekolah di MIN, tapi hanya 1 bulan di kelas 3. Selanjutnya mogok, dan akhirnya memilih untuk sekolah di rumah saja.
Faza sampai sekarang masih bersekolah di MIN (kelas2).
Hannan pernah sekolah TK, tapi hanya bertahan 2 bulan saja.

Kami mengenal Home Education bermula dari menyimak status status dan diskusi tentang renungan pendidikan berbasis potensi dan akhlak di FB ustadz Harry Santosa. Kami juga menyimak renungan renungan pendidikan yang disampaikan ustadz Adriano Rusfi di FB. Kemudian bergabung dengan grup wa HEBPA Sulawesi setelah membaca woro woro tentang grup ini di FB nya ust Harry Santosa.

Kami belum pernah mengikuti perkuliahan Fitrah Based Educationnya ust Harry Santosa, belum pernah bertatap muka langsung dan berdiskusi langsung dengan beliau. Namun idea idea dan konsep yang disampaikan ust Harry melalui dunia maya terasa sangat sesuai dengan core values keluarga kami.

Topik yang diamanahkan kepada kami pada Sharing Session kali ini adalah tentang Bahasa Ibu, Belajar Bersama Alam dan Kearifan Lokal.
[12:25, 15/4/2016] Hebat Bunda Lala: ๐ŸƒTentang Bahasa Ibu

Bahasa ibu yang kami pakai sehari hari di rumah adalah bahasa Indonesia. Saya sendiri asli orang Batak Mandailing, suami asli Sunda. Bahasa Indonesia dipilih karena kami berdua sama sama tidak menguasai dengan baik bahasa ibu pasangan. Saya mengerti bahasa Suda sedikit sedikit, tapi kurang pede kalau bicara dalam bahasa Sunda krn takut salah hehehe... Suami saya hanya paham beberapa kata dalam bahasa Batak Mandailing.

Dari sebuah diskusi tentang bahasa Ibu, ust Harry pernah menyampaikan untuk pernikahan beda suku, pilihlah bahasa ibu ibunya. Tapi saya sendiri merasa gagap mengungkapkan ekspresi/idea dalam bahasa ibu saya dan merasa lebih nyaman berkomunikasi dalam bahasa Indonesia.

Setelah saya renungkan, mungkin ketidakmampuan mengungkapkan perasaan, pemikiran dan idea dalam bahasa ibu saya, sedikit banyak dipengaruhi oleh pola asuh dan sistem persekolahan yang saya tempuh dahulu. Dulu, saat anak anak saya dilarang membantah dan berbeda pendapat dengan orangtua ataupun guru.
Saat sekolah, saya harus duduk diam dan mendengarkan guru, jarang sekali siswa diberi kesempatan berbicara, berpendapat, berpikir, menganalisa apalagi mencari solusi terhadap suatu masalah. Sekolah dalam ingatan saya hanyalah tentang mendengarkan guru, mencatat, menghapal dan adu cepat mengerjakan soal.

Saya tak ingin mengulang sejarah. Pendidikan otoriter yg diwariskan secara turun temurun ini cukuplah selesai sampai generasi saya. Saya ingin berubah, saya ingin memutus mata rantai kolonialisme dalam gaya pengasuhan. Walaupun terus terang sangat berat, mengingat rekaman alam bawah sadar yang begitu kuat, dan terkadang muncul ke permukaan saat sedang lelah, stress atau kondisi iman sedang turun...

Alhamdulillah, pertemuan dengan komunitas HEbAT adalah salah satu jalan yang Allah berikan untuk menemukan kembali fitrah fitrah kebaikan di dalam diri...
[12:26, 15/4/2016] Hebat Bunda Lala: Sejak anak anak masih bayi, kami membiasakan membacakan buku untuk mereka, mendongeng dan  juga mengobrol. Kebetulan saya dan suami sama sama hobby berburu buku dan koleksi buku. Sebagian besar koleksi kami adalah koleksi buku bekas. Kami mengepung seluruh penjuru rumah dengan buku buku, hasilnya anak anak sangat menyukai buku dan gemar membaca.
Hobby koleksi buku inipun ditiru anak anak, sesuai minat masing masing. Dzikri peminat luar angkasa, mulai mengkoleksi buku buku tentang luar angkasa, bumi dan alam semesta. Faza dulu sempat mengoleksi buku buku tentang dinosaurus. Karena sekarang minatnya berubah ke tanaman/berkebun, mulailah ia mengoleksi buku buku tentang tumbuhan. Hannan pecinta binatang mengoleksi buku buku tentang binatang, hutan dan peternakan. Rayyan si 2 tahun penyuka Winnie the Pooh pun mulai sibuk menandai buku buku miliknya hehe...

Kecintaan pada buku ini sangat membantu penguasaan bahasa ibu. Perbendaharaan kosakata anak anak menjadi sangat kaya. Dulu Dzikri di usia 2 tahun sudah berbicara dalam kalimat lengkap dengan kosa kata yang terkadang membuat kami takjub. Mungkin inilah buah dari kebiasaan membacakan buku  ensiklopedia dan buku buku cerita sejak ia masih bayi...

Setiap hari saya meluangkan waktu khusus untuk mengobrol seru dengan mereka. Mengobrol tentang apa saja. Meminta pendapat mereka tentang sesuatu hal.  Menanyakan perasaan mereka hari ini. Merencanakan kegiatan seru bersama sama.

Dan yang terpenting lagi adalah mendengarkan. Mendengarkan, meskipun menurut kita itu adalah hal remeh temeh. Tapi apapun itu, saya mencoba merekam dengan baik apa yg mereka ceritakan dan sampaikan. Harapan kami, anak anak mampu mengekspresikan perasaan dan mengungkapkan gagasan/pemikirannya dengan bahasa ibu yang fasih dan utuh.
[12:28, 15/4/2016] Hebat Bunda Lala: ๐ŸƒTentang Belajar Bersama Alam dan Kearifan Lokal.

Alhamdulillah, sudah 1 tahun 9 bulan kami tinggal di pulau Buton yang alamnya sangat indah dan kaya. Kota Baubau adalah kota pelabuhan yang dulunya juga menjadi pusat Kesultanan Buton. Kami bersyukur mendapat paket lengkap peng’ALAM’an hidup di rantau orang dengan budaya yg khas dan unik, lansekap alam yang sangat indah, pantai, laut, pulau pulau kecil, hutan tropis, sungai dan air terjun, langit dengan aneka bentuk awan yang unik dan cantik, hasil laut berupa berbagai jenis ikan yg belum pernah kami lihat sebelumnya, udang, kepiting, cumi cumi, kerang dsb. Di sini juga berdiri dengan kokoh warisan Kesultanan Buton yaitu benteng batu terpanjang di dunia , benteng Wolio (Benteng Keraton Buton), yang mengelilingi komplek keraton Buton

Pak indra palopo : Untuk yang ketiga...
Kita sambut Bunda Dwi... Dari negeri Ujung Timur Papua
Silahkan Bunda Dwi
Bunda Dwi: Assalamu'alaikum ayah bunda HEbAT ๐Ÿ˜Š. Terima kasih atas kesempatan yg sdh diberikan.

Perkenalkan

Nama: Fanny Abdul Aziz/ Dwi Puji Astuti
Umur : 32 thn / 32 thn
Anak :
1. Saladin Fatih Abdul Aziz (5 thn 4 bln)
2. Halim Syarif Abdul Aziz (2,5 thn)
Pekerjaan: pegawai PLN/IRT
Domisili: Sentani Kab Jayapura
MasyaAllah lengkap sekali apa yg sudah disampaikan oleh Bunda Naila dan Bunda Dini ๐Ÿ‘.

Izinkan kami sedikit saja sharing ttg bbrp kegiatan HE di keluarga kami ๐Ÿ˜Š
Sy awali ketika proses menikah dulu ya. Dulu suami sy memberikan syarat dalam proposal nikahnya bahwa istrinya tdk boleh bekerja menetap spt PNS, krn harus ikut kemanapun dia ditugaskan. Beliau ingin anak2nya mendapatkan pembinaan yg lengkap dari ayah dan ibunya. Sy pikir oh iya insyaAllah siap. Lagipula sy ga berniat jadi PNS. Ternyata memang benar, bbrp bulan setelah kami menikah, suami langsung ditugaskan ke Gorontalo. Tentu saja ini di luar dugaan sy ๐Ÿ˜…. Saya kira tidak akan secepat ini dan masih seputaran pulau Jawa sj, krn waktu menikah suami sy kerja di Indramayu.
Akhirnya saya yg lahir dan besar di Cimahi, musti ikut merantau suami yg org minang ke luar Pulau Jawa. Dimulailah petualangan keluarga kami. Indramayu, Gorontalo, Wamena, Bogor, Biak, Koya Jayapura, dan skrg Sentani Jayapura. 6 tahun menikah, 7 kali pindah rumah ๐Ÿ˜….
Dengan kondisi seperti ini, pindah2 rumah tanpa bisa diduga tempat dan seberapa lamanya, pendidikan anak tentu menjadi perhatian utama kami. Sehingga pada saat suami akan ditugaskan, suami selalu mencari apakah ada sekolah islam di kota yg akan dituju. Saya sendiri dulunya sempat berharap anak2 bisa bersekolah di sekolah yg menerapkan metode montessori. Tp tidak mudah utk mendapatkannya di luar Jawa.
Sampai akhirnya saya masuk ke grup wa HE Nasional sekitar 1,5 thn yg lalu dari oprek yg diposting bunda Deasy di  grup focer. Alhamdulillah saya merasa banyak manfaat dengan ilmu2 yg didapat. Terutama sy lebih rileks dalam menemani tumbuh kembang anak2.
Sy juga tidak risau nanti anak2 sekolah dimana krn sering pindah2 rumah. Dimana bumi dipijak, disitulah kami belajar. *modif dikit peribahasanya ๐Ÿ˜„.
HE sendiri yg saya pahami berbeda dengan HS. HE masih bisa tetap bersekolah formal. Hanya saja org tua memiliki peran yg lebih utama dlm mendidik anak2.

Suami sendiri ingin agar anak2 tetap masuk sekolah. Karena suka kasian liat saya riweuh sama anak2 ๐Ÿ˜„. Akhirnya kami akan mencoba memasukkan anak2 ke sekolah tahun ini, selain untuk menambah teman muslim, sy pun bs memiliki komunitas org tua murid yg mudah2an ke depannya bisa membuat CBE.
Alhamdulillah selama kami pindah2 rumah, anak2 termasuk mudah beradaptasi dengan lingkungan dan orang2 yg baru. Di Papua ini kami menemukan begitu banyak keragaman baik suku, agama, ras. Belum lagi alamnya yang sangat kaya.

Saladin sudah tahu mana kota yg udaranya dingin dan mana yg panas. Kenapa di Wamena dingin dan kenapa di Biak panas. Anak2 juga merasakan bagaimana tinggal di desa/daerah dan di kota. Mencoba langsung berbagai macam kendaraan baik darat, udara maupun air. Bermain dengan teman berbeda agama, suku, dan warna kulit.

Itu semua menjadi pengalaman yg berharga untuk anak2 kami.
Sehari2 anak2 kami bermain sama ummi dan tetangga sekitar. Bermain dengan alat dapur, alat2 pertukangan, manjat2 lemari dan pintu, bermain2 dengan tanah, menangkap belalang, main di sungai kecil samping rumah, lari2, bermain sepeda, dll. Kegiatannya ya bermain, bermain, bermain dan berantem ๐Ÿ˜.
Berikut ini beberapa kegiatan anak2 kami yg terdokumentasi. Sebagian besar hilang krn laptop dan hp yg dicuri:
1. Meski sibuk dgn pekerjaan, suami tetap menyediakan waktu utk anak2. Setiap pagi sblm ke kantor anak2 jalan2 bersama abinya lihat pesawat di bandara. Pulang diusahakan maghrib atau isya, langsung berangkat ke mesjid bersama anak2. Dan jelang tidur waktunya main2 di kasur atau baca buku. Kedatangan abinya selalu dinantikan oleh anak2 :)

[14:32, 15/4/2016] Hebat Bunda Lala: Di sini terlihat bahwa keterikatan suku masih sangat terasa di Papua. Ketika perang berlangsung hanya diperlihatkan kaum lelaki yg melempar2 tombak (tanpa mengenai lawan) dan kaum perempuan yg menari dan menyanyi menyemangati yg sdg perang. Kemudian diperlihatkan jg bagaimana perang diakhiri dengan damai.
Kami sendiri pernah merasakan kondisi rusuh di Wamena. Suasana cukup mencekam, toko2 tutup. Org2 Papua membawa tombak dan panah. Sirine dari kepolisian berbunyi tanda masyarakat harus berdiam diri di rumah. Tapi keesokan harinya suasana kembali normal, toko2 mulai buka kembali. Kata teman sy yg labewa (lahir besar di wamena) warga sudah terbiasa dengan kondisi spt ini. Oalah..

Keterikatan suku ini jg membawa kebaikan yg lain. Alkisah ada kepala suku suatu suku di Walesi masuk Islam, seluruh anggota sukunya kemudian ikut masuk Islam pula. Dan skrg di sana terdapat pesantren untuk membina anak2 muslim Papua.
[14:33, 15/4/2016] Hebat Bunda Lala: Saya belum setahun tinggal di Sentani ini. Sempat membuat TPA untuk anak2 sekitar. Namun karena ada suatu masalah yg berkaitan dgn akhlak anak didik, suami meminta saya untuk menutup TPAnya sementara waktu. Beberapa bulan lagi insyaAllah kami akan pindah rumah. Mudah2an bisa agak lebih lama stay di tempat yg baru, sehingga sy bisa membuka kembali TPA atau Taman Baca untuk anak2 sekitar.
Udah gitu aja ayah indra :). Demikian sharing session dari keluarga kami. Terima kasih atas perhatiannya ๐Ÿ˜Š๐Ÿ™
[14:33, 15/4/2016] Hebat Bunda Lala: Deasy: Dearest Bunda Naila, bunda Dini, bunda Dwi..... Bagaimana anak2 belajar ttg toleransi di sana?
Abah Fikri: Dan bagaimana memahamkan k anak2 ttg perbedaan suku, warna kulit dll

Dini  : Toleransi beragama maksudnya bunda Deasy?
Kalau di Baubau mayoritas muslim Bun... Kerajaan Buton sdh menjadi Kesultanan Islam Buton sejak Sultan Murhum masuk     Islam..
Ada penganut agama Kristen, Katholik dan Hindu jg, tp di sekitar lingkungan kami tidak ada..
Orang Bali yg beragama Hindu punya kampung sendiri, di luar kota Baubau, di kampung Bali Ngkaring karing...

Dwi : @Bunda deasy dan abah fikri:  selama ini anak2 biasa sj bermain dengan siapa sj. Karena melihat sy juga suka ngobrol dan mengajak main anak2 tetangga. Meski kalo sama anak papua, saladin masih suka rada sungkan ๐Ÿ˜ฌ. Ya akhirnya sering2 sy ngobrol sama anak2 papua itu, ngajak main. Lama2 anak2 mau jg main sama2.

Tetangga di sini agak berimbang antara yg muslim dan nasrani. Tp dlm bergaul ya kami memperlakukan sama. Anak2 jg blm ngerti dgn perbedaan keyakinan. Ketika tetangga sebelah memasang pohon natal di rumahnya, anak2 kami hanya melihat dan tanya itu apa. Setelah itu ya bermain spt biasa lg :)

Noni : Iyaa bun kata temen saya yg dinas di papua... di sana sebenarnya masyarakatnya amat toleransi soal suku dan beragama... hanya saja ada provokator2 yg gak tanggung jawab ingin memecah belah indonesia

Dwi : Iya di sini biasa kalo ada hari raya saling berkunjung. Ketika lebaran, yg nasrani berkunjung ke yg muslim. Pas natal sebaliknya. Kmrn pas tetangga samping rumah natalan, sy ketemunya sengaja pas H+1 dan bertanya "gmn natalan kmrn? :D"
Alhamdulillah hubungan ttp baik meski ga dtg pas hari H dan mengucapkan selamat hehe

Dini nasution: Kalau ttg perbedaan suku, kami sendiri menikah beda suku.... anak anak krn suka baca, biasanya udah tahu duluan, baca di buku hehe
Perbedaan warna kulit, penduduk lokal Baubau juga macem macem warna kulitnya... ada jg yg putih, krn dulu bnyk pelaut dr cina yg akhirnya membaur dan menikah dng penduduk lokal
Ada jg yg kulitnya agak coklat... ada yg memang hitam mirip orang Ambon...
Anak anak sih biasa saja.. tidak merasa aneh... krn ya td itu..udah pernah lihat/baca di buku ttg perbedaan warna kulit dan suku suku bangsa di dunia ๐Ÿ˜

Faza di awal2 sekolah sering bingung... kata gurunya anaknya nggak bisa komunikasi.. padahal bkn krn gak bisa komunikasi tp bingung dng bahasa Indonesia yg kental dng istilah2 khas daerah hehe
Ada penambahan kata "ji" "mi" "pi" di akhir kata.. mgkn kalo di sunda semacam kata "mah" "atuh"
Misalnya kalo bilang "Sudah" jadi Sudah mi

Yovita : Bunda Dwi: Papua ๐Ÿ˜
Masya Allah emang indah banget ya. Kebetulan kakak saya hari ini ke Papua isi training JSIT. Kirim2 foto di sana, masih banyak hijau2. Dan makannya langsung dikasi olahan sagu ๐Ÿ˜ *envy banget mau ke sana*

Saya juga sepertinya akan senasib dgn Bun Dwi, yang akan pindah2 keliling Indonesia. Insya allah 4 tahun sekali suami di mutasi. Alhamdulillah ada sharing ini, saya bisa  " contek" ilmunya dalam mendidik anak, beraktivitas , dan bersosialisasi dgn masyarakat ๐Ÿ˜๐Ÿ™๐Ÿป
Terima kasih untuk sharingnya yang menginspirasi, para aybun Hebat ☺
[14:33, 15/4/2016] Hebat Bunda Lala: Demikian tadi Sharing Session dari G-nas, insyaallah banyak yang kita bisa belajar dari para bunda di seluruh nusantara. Mohon maaf jika postingannya ter-sendat2 Sekian dan  Terimakasih

Posted by admin - -

Kulwap Material Pokok 7
Grup HEbAT Matrikulasi 1
=====================
Selasa, 12 Maret 2016
SME : Harry Santosa
Host : Zahara

๐ŸŒฑKonsep Pendidikan Pre Aqil Baligh 11-14 Thn๐ŸŒฑ

Tahap pendidikan pre aqil baligh usia 8-10 th merupakan masa kritis dimana anak akan mengalami transisi dr masa egosentris di usia < 7 thn kepada kesadaran awal sbg makhluk Tuhan & makhluk sosial. Tahap ini mrpkn tahap latihan&pembiasaan dg cara keteladanan&membangun kesadaran. Bila tahap ini gagal, dg berbagai alasan misalnya dg pemaksaan, trauma atau pendidikan tidak berhasil membuat terbangunnya kesadaran, maka fase berikutnya akan berat untuk memperbaiki kondisi tsb. Metode pendidikan yg paling efektif pada tahap ini adalah experiental learning atau project based learning atau biasa disebut menggali hikmah bersama peristiwa2 sehari2, atau dr sejarah, atau yg ada di alam semesta. Bagaimana dg tahap selanjutnya, Pre aqil baligh usia 11-14th?

Posted by admin - -

DAN IKANPUN HARUS BELAJAR HIDUP DI GURUN GERSANG ๐Ÿช ๐Ÿณ ๐Ÿซ

Oleh Ust Adriano Rusfi

Beberapa hari silam, menjelang senja saya terpaksa harus berkata kepada sepasang suami-istri :

“Ayahbunda, tipologi kepribadian putra anda sangat cocok, klop dan matching dengan sistem dan kultur pendidikan di Sekolah Alam. Anak anda dinamis, penuh gerak, cair, informal, sanguinis dan fungsional. Begitu pula Sekolah Alam : eksploratif, experiential-based, berorientasi kebijaksanaan dan tak struktural. Anak anda dengan Sekolah Alam bagaikan ikan dengan air. Namun, anak anda butuh sekolah konvensional yang rigid, tertib, kaya aturan, berdisiplin ketat dan formal”.

Posted by admin - -

Kamis 7 April 2016
⏰ jam : 13.00 - 14.00 wib
๐ŸŽฏTema: Halal Haram terkait dgn fitrah perkembangan "Cerdas Halal Berawal dari Rumah"

Judul Materi :” Mewaspadai Jajanan Haram di Seputar Kita”
Penulis : Meili Amalia, S.Sos
Founder Komunitas Myhalalkitchen (www.facebook.com/groups/myhalalkitchen)

Mengapa Cerdas Halal saat ini menjadi issue penting ?

1⃣ Karena Alloh SWT memerintahkannya ;
Wahai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syetan!, sesungguhnya syetan itu musuh yang nyata bagi kamu“
(Q.S. Al Baqarah: 168)
QS. Al Baqarah : 168, 173, 219; QS. Al Maidah: 3,4, 94; QS. Al An’am: 121, 145; QS. An Nahl: 67; QS. An Nisa: 43.

2⃣ Masyarakat Indonesia sudah terlenakan dengan status “Negara Berpenduduk Muslim Tebesar di Dunia”. Dengan status itu umat Islam merasa aman, bahwa makanan yang beredar pasti terjamin halal. Padahal, kenyataannya tidak demikian. Undang-Undang  Nomor 33 tahun 2014  Tentang Jaminan Produk Halal baru terbit pada akhir  Desember 2014 dan baru AKAN diberlakukan pada 2019. Sebelum UU tersebut diberlakukan, maka makanan NON HALAL bebas beredar tanpa identifikasi dan aturan pemisahan yang jelas.

3⃣Di sisi lain, perkembangan Teknologi Pangan di dunia ini sangat pesat. Berbagai Bahan Tambahan Pangan (BTP) dalam bentuk perasa, pengawet, pengemulsi, pewarna, pengembang, pelembut serta teknologi  pengolahan pangan terkini, banyak dikembangkan bagi kepentingan industri.
Mengapa ? Tentu agar lebih ekonomis.

Posted by admin - -

 Narsum: Ibu Novi Chandra (Project Aussie School)
Moderator: Rola Apnoza
Notulis: Ummu Nasya

๐Ÿ“† Rabu, 10 Februari 2016
⏰ 19.00-21.30 WIB
------------------------------

๐ŸŒผ Novi Candra:
Halo ibu ibu nama saya Novi Candra. Saya mengajar di Psikologi UGM. Ibu dari 3 orang putri.

๐ŸŽค Moderator: Mb Novi.. kebanyakan pendidikan terkesan berkiblatnya ke negara lain. Berhubung mb pernah study di luar, apakah ada perbedaan mendasar antara pendidikan di Ausie dgn Indonesia?

๐ŸŒผ NC:
1. Yang paling mendasar kebanyakan pendidikan di barat bertujuan untuk personalized learning atau pembentukan pribadi anak anak secara utuh baik dari kognitif, afektif dan sosial serta karakter. Tidak hanya pendekatan kognitif ansih semata seperti di sini. Jadi setiap anak akan dikembangkan sesuai kepribadian dan bakatnya bukan diseragamkan.
2. Penekanan juga di proses belajar yang melibatkan anak anak, orangtua dan masyarakat. Bukan semata mata hasil belajar saja.

Posted by admin - -

๐Ÿ“•"The Best Schools"
Karya Thomas Amstrong
 dishare dan dikaji o/ ust Harry...kita simak  bersama ๐Ÿ“š๐Ÿ“


Wacana Prestasi Akademik Vs. Wacana Perkembangan Manusia

Ada teman pakar pendidikan merekomendasikan sebuah buku yang bisa dibaca oleh semua orang yang berbeda-beda dan tertarik dengan isu pendidikan, buku itu adalah The Best Schools karya Thomas Armstrong.

Dalam dua bab pertama The Best Schools, Thomas Armstrong menjelaskan tentang dua paradigma atau wacana pendidikan yang kontradiktif, yaitu Wacana Prestasi Akademik dan Wacana Perkembangan Manusia. Sebenarnya, ia menjelaskan tentang apa-apa saja yang salah di paradigma persekolahan saat ini dalam Wacana Prestasi Akademik, lalu ia menawarkan solusinya dengan mengajukan Wacana Perkembangan Manusia. Dalam Wikipedia dijelaskan bahwa wacana adalah pelembagaan cara berpikir atau batasan sosial yang menentukan apa yang bisa dikatakan tentang topik tertentu. Wacana dipandang bisa mempengaruhi pandangan kita mengenai segala hal. Artinya, memahami wacana yang umum digunakan lalu membentuk wacana yang tepat sangatlah penting dalam menjalankan proses pendidikan.

Posted by admin - -

Time Out dalam Parenting

Peresume Julia Sarah, S. Hum


❤Apa yang dimaksud dengan Time Out?
Time out adalah cara untuk mengendalikan kemarahan dan menghentikan perilaku buruk anak dengan memberinya kesempatan untuk menenangkan diri dan memikirkan kembali perbuatan yang dilakukannya.

Salah satu manfaat time out ialah anak dan orangtua sama-sama belajar mengendalikan emosi. Dengan teknik ini, keduanya dapat terhindar dari kemarahan yang lebih besar maupun dampak yang lebih besar, yaitu menyakiti diri sendiri dan orang lain.

Posted by admin - -

Landscape Peradaban menurut alQuran ust. Harry Santosa

Landscape peradaban ada 3 dimensi, yaitu
Potensi Peradaban, Pendidikan Peradaban dan Peran Peradaban.

Pendidikan Peradaban mentranformasi seluruh potensi peradaban yang dimiliki generasi peradaban menuju peran peradaban. Tanpa kemampuan ini maka pendidikan akan gagal membangun peran peradaban baik skala individual maupun skala komunal.

Apa saja potensi peradaban?

1. Manusia dan semua fitrah yang terinstal padanya sejak lahir
2. Bumi atau Alam dan semua karakteristik keunikan dan keunggulan lokalitasnya
3. Waktu atau Kehidupan dan semua kesrifan, budaya, realita sosial dan keunikan zaman

Ketiga potensi inilah dipandu Kitabullah yang harus menjalani proses pendidikan menuju peran peradaban.

Maka pendidikan harus konteks dan relevan dengan semua fitrah manusia yaitu keunikan anak anak kita,  fitrah alam dimana anak kita ditakdirkan lahir dan tinggal di belahan bumi Indonesia, fitrah kehidupan disaat anak kita ditakdirkan hidup bersama keunikan realitas sosial masyarakat, problematika dan kearifan masyarakat atau komunitas itu pada keunikan zamannya, dipandu dengan Kitabullah atau agama yang fitri.

Itu agar generasi anak anak kita mencapai peran peradaban personal dan peran peradaban komunal terbaik, dengan semulia akhlak.

Apa itu peran peradaban personal?
Bashiro wa Nadziro - membawa berita gembira (solution maker) dan peringatan (problem solving)
Rahmatan lil Alamin - menebar rahmat dan manfaat bagi semesta alam.

Fondasi bagi peran peradaban personal ini adalah home education.

Apa itu peran peradaban komunal?
1. Khoiru Ummah - menjadi komunitas terbaik, atau the best model
2. Ummatan Wasathon - menjadi komunitas pemersatu, atau mediator n integrator

Fondasi bagi peran peradaban komunal adalah CBE - community based education

Peran peradaban di atas adalah peran universal dan general.

Sementara peran peradaban tiap anak, tiap keluarga, tiap komunitas adalah unik dan spesifik tergantung bakat dan DNA nya masing masing. Maka sibuklah dengan bakat masing masing dan berlombalah memberi manfaat dan kebaikan sesuai bakat masing masing.

Lalu apa hubungan peran peradaban dan tujuan penciptaan manusia di muka bumi sebagai khalifah, untuk beribadah, untuk memakmurkan bumi dan untuk menjadi pemimpin oramg yang bertaqwa.

Peran peradaban adalah misi atau tugas kehidupan untuk mencapai maksud dan tujuan penciptaan. Jika tugas kehidupan tidak dapat terlaksana dengan baik maka sulit mengatakan bahwa kita secara personal maupun komunal akan bisa memenuhi maksud penciptaan sebagai Hamba Allah, sebagi Khalifah, sebagai Imaroh dan Imama.

Silahkan merenung dan berefleksi, ada dimana kita dalam landscape peradaban ini

Salam Pendidikan Peradaban

Posted by admin - -

Ringkasan seminar parenting Ahad, 3 April 2016
✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨

๐Ÿผ"PENDAMPINGAN ORANGTUA DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN ANAK DI USIA DINI"๐Ÿผ
๐ŸŽฌNarasumber : Ibu Lilis Komariah M.Psi, Psikolog


"Setiap anak yang dilahirkan dalam keadaan fitrah. Maka ibu & ayahnya lah (lingkungan) yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi." (HR. Bukhori)

๐Ÿ’Perkembangan anak dalam islam dibagi menjadi  dua:
1. Pra baligh
0-6   th   bayi & awal masa kanak2
6-12 th   akhir masa kanak2
2. Baligh

Posted by admin - -

๐Ÿ”ฐMengenal Kearifan Lokal๐Ÿ”ฐ

SME: Achmad Ferzal
(Praktisi Pendidikan Berlingkung)
---------------------------

Bismillah...
Kearifan lokal, apa definisi sederhananya?
Menggunakan apa yang ada, tidak mengada-adakan dan berharap semua tersedia.

Seperti kisah seorang pengemis yang meminta bantuan pada seorang raja, bukannya langsung diberikan bantuan tapi ditanya: apa yang kamu punya.Dan pengemis yang tidak memiliki apa-apa dipaksa untuk melihat (mensyukuri) benda-benda yang ia punya. Kemudian satu-satunya benda (mangkuk tempat meminta-minta) miliknya di tukar dengan kapak dan tali untuk bekerja mengambil kayu dihutan.

Bangsa ini memiliki banyak hal (kekuatan) yang tersembunyi karena tidak disyukuri (diingat-ingat) sehingga lebih tertarik meminta semua serba ada dan lupa dengan apa yang dipunya. Dan lebih parah senang memaksa dengan mengada-adakan sesuatu yang belum tentu cocok dengannya.

Yang dipunya itu (kekuatan) dapat berupa: tradisi berbuat yang luhung, pengetahuan lokalnya dan pandangan hidupnya. Yang sering tersembunyi atau bahkan nyaris punah. Darimana kekuatan2 (kearifan)itu? Dari interaksinya dengan LINGKUNGnya.
Tiap daerah memiliki LINGKUNG yang berbeda-beda.

Posted by admin - -

๐ŸƒResume Diskusi๐Ÿƒ
Home Education Based On Talents (HEbAT) Community
Grup Matrikulasi 2
๐Ÿ“๐Ÿ“๐Ÿ“๐Ÿ“๐Ÿ“๐Ÿ“๐Ÿ“

Hari : Rabu
Tanggal : 23 Maret 2016
Pukul : 13.30 WIB s.d. 15.00 WIB

Meteri Pokok 1:
๐Ÿ˜Apa itu Home Education๐Ÿ˜
Subject Matter Expert (SME):
Ust. Harry Santosa
Founder MLC sekaligus Praktisi HE sejak 1994
Host : Ayah Indra 'Palopo'

✒✒✒✒✒
Materi

Apa Itu Home Education “HE”?

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Ayah Bunda hebat para pendidik peradaban. Semoga Allah SWT selalu melindungi dan membimbing kita mendidik putra-putri generasi peradaban.

Apakabar ayahbunda para arsitek peradaban, para penumbuh fitrah diri dan fitrah anak anak kita, welcome on board, ahlan wa sahlan, selamat bergabung untuk bersama belajar dan berdiskusi konsep dan praktek HE kemudian inshaAllah kita lanjutkan menjadi aksi bersama di rumah dan di komunitas asing masing. ๐Ÿ™๐Ÿ˜Š

Home Education bukanlah hal yang baru dan luarbiasa karena adalah amanah baik secara alamiah dan sepanjang sejarah sudah ada sejak zaman Nabi Adam AS. Jadi forum ini adalah untuk saling mengisnsyafi dan saling mengingatkan amanah mendidik ini yg tak tergantikan oleh siapapun ✅