Indahnya Belajar dan Mengajar

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
Posted by admin - -

Review Nice Home Work #3
Kelas Matrikulasi IIP batch#3
Senin, 13 Februari 2017
Fasilitator : Mbak Sukeng dan Mbak Yani
Ketua Kelas : Anita Cicilia
Koordinator Mingguan : Ariandani Septa R (Nenny)
🏠 *MEMBANGUN PERADABAN DARI DALAM RUMAH*
☘Kalau kamu ingin berbincang-bincang dg DIA, maka temuilah DIA dengan caramu, Tetapi apabila kamu ingin mendengar DIA berbicara, memahami apa kehendakNya padamu, maka IQRA', bacalah semua tanda cintaNya untuk kita, mulai dari surat cintaNya sampai dengan orang-orang dan lingkungan di sekeliling kita Apa yang sudah teman-teman lakukan di proses nice homework #3 ini adalah proses IQRA'( membaca).
☘Dimulai dari membuat surat cinta. Mengapa harus membuat surat cinta? karena bagaimana anda bisa merasakan surat cintaNya, kalau anda sendiri tidak pernah menghargai betapa beratnya menuliskan sebait demi sebait surat cinta untuk kekasih anda. Dan kita semua belajar bagaimana melihat respon, surat cinta yang disampaikan dengan hati, kadang tidak pernah berharap apapun, mulai dari dicuekin, meski tanda centang sudah berubah warna biru sampai dengan surat cinta balasan suami yang ditulis di wall FB yang membuat hati makin mengharu biru.
☘Demikianlah Sang Maha Pemberi Cinta, kadang memberi tanpa meminta. Surat cinta sudah dikirim, waktu pertemuan sudah ditentukan, candle light dg hidangan istimewa di sepertiga malam terakhir sudah disiapkan, tapi kita kekasihnya tetap dingin dengan seribu satu alasan. Tetapi DIA tetap mencintai kita, tanpa Pamrih.
☘Menyitir puisi Sapadi Djoko Damono, aku ingin mencintaimu dengan sederhana dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu. Aku ingin mencintaimu dengan sederhana dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada.
☘Maka tetaplah alirkan cinta kepada pasangan anda, anak-anak anda, jangan pernah berhenti, seberapapun menyakitkannya balasan yang anda terima. Terima kasih untuk kebesaran hati teman-teman mempercayakan grup ini untuk menerima aliran rasa anda. Setelah mengalirkan rasa, sekarang mulailah melihat dua kalimat yang sangat penting ini untuk memaknai apa makna sebuah MISI KEHIDUPAN : *"Dua hari yang paling penting dalam hidupmu adalah hari pada saat kamu dilahirkan dan hari di saat kamu menemukan jawaban mengapa kamu dilahirkan”*
☘Setiap dari kita memiliki misi spesifik hidup yang sangat penting digunakan dalam membangun peradaban. Langkah berikutnya adalah kita akan dipertemukan dengan partner hidup kita, anak-anak kita dimana mereka membawa misi hidupnya sendiri-sendiri, dan bersama kita dalam sebuah keluarga. Beberapa gabungan misi spesifik hidup setiap anggota keluarga tersebut akan bersinergi membentuk sebuah misi spesifik keluarga. Inilah yang akan menjadi amunisi kekuatan kita untuk mengarungi samudera di atas bahtera rumah tangga, baik di saat ombak tenang, maupun saat badai menghadang. Maka ada satu kalimat lagi yang bisa lebih membantu kita untuk memaknai apa arti sebuah misi keluarga. “Dua fase yang paling penting dalam hidupmu adalah fase di saat kamu bertemu dengan jodohmu dan fase di saat kamu menemukan jawaban mengapa kamu berdua dipertemukan”
☘Dengan demikian makin paham kita bahwa semua menginginkan 'keberadaan' kita dan keluarga kita, Allah tidak pernah menciptakan sesuatu dengan sia-sia. "Maka bersungguh-sungguhlah dalam menjaga "amanah" yang sudah diberikan dengan sepenuh cinta untuk kita."
☘Semua keluarga berjalan menuju sebuah VISI HIDUP. Kesamaan visi hidup inilah yang membuat kita bisa bersama-sama dalam satu gerakan dengan saling menguatkan peran masing-masing sesuai dengan misi spesifik hidup dan keluarga masing-masing. Inilah VISI HIDUP kita semua dalam membangun peradaban, terlalu berat apabila dikerjakan sendiri-sendiri, maka kerjakanlah dengan misi spesifik kita masing-masing.
☘Jangan pernah bandingkan diri anda/anak anda/keluarga anda dengan diri/anak/keluarga lain. Tapi bandingkanlah dengan diri/anak/keluarga anda sendiri.
Apa perbedaan anda hari ini dengan perbedaan anda satu tahun yang lalu. Kuncinya bukan pada seberapa banyak harta yang kita miliki, melainkan seberapa *BERSUNGGUH-SUNGGUH* nya kita dalam menjalankan MISI HIDUP kita
✊🏻Salam Ibu Profesional!
Sumber Bacaan :
-Materi matrikulasi membangun peradaban dari dalam rumah, IIP, 2017
-Tulisan-tulisan Nice Homework #3 dari para peserta matrikulasi IIP bathc#3, 2017 Hasil diskusi penajaman misi hidup dengan bapak Dodik Mariyanto dan Abah Rama Royani
💡🕗 DISKUSI
1.🙋Ainu - Semarang
Bagaimana agar kita selalu konsisten mengalirkan cinta pada suami dan anak2 kita? Mindset seperti apa yang harus kita tanam agar selalu mencinta, bekerja, dan mendidik dengan tulus? Sedangkan saya juga harus mengontrol batin dan emosi dari segudang aktivitas ibu rumah tangga, mengurus dua anak balita yg msh kecil, dan dagangan.
Mb Sukeng: 1. Mba Ainu, Tataplah lekat2 ketika suami dan anak2 tidur. Lihatlah betapa damai tidur mereka. Rasakan perasaan sayang kepada mereka
Ingatlah Allah telah mengutus seorang lelaki untuk menjadi suami mba ainu, untuk menemani mba ainu bahkan menerima mba ainu apa adanya
Ingatlah juga Allah telah mengirim malaikat2 kecil untuk mba ainu bimbing dan menceriakan hari2 mba ainu
Mereka mencintai mba ainu sebagaimana mba ainu sekarang
Pikirkan apa yang bisa mba ainu lakukan buat mereka. Kadang kita harus cepat belajar, cepat menjadi lebih baik untuk mengimbangi perkembangan mereka terutama anak2
Apakah kita sudah pantas menjadi ibu anak2?
apakah kita sudah menjadi istri yang terbaik?
Apakah kita sudah melakukan yang terbaik untuk keluarga?
Apa yang bisa aku lakukan besok untuk mereka yang kusayangi?
Tanyakanlah hal itu ke diri kita masing2
jawablah dengan hati
Lakukanlah yang terbaik buat mereka, teruslah belajar, teruslah berubah menjadi lebih baik
Sejatinya ketika belajar di IIP, kita belajar memantaskan diri
Memantaskan diri menjadi ibunya anak2
Memantaskan diri menjadi istrinya suami
2. 🙋Laila - Jepara
Dalam menjalankan MISI KELUARGA agar berjalan dg baik dan lancar semua anggota rumah harus terlibat. Sehingga misi keluarga harus dikomunikasikan dg semua anggota rumah. Dirumah saya selain saya dan suami masih ada ibu dan mbah saya. Pertanyaan saya, bagaimana cara kami mengkomunikasikan maksud dan tujuan misi keluarga kami agar tidak terkesan menyinggung atau menentang? Karna yg saya rasakan pemikiran/pola asuh orangtua jaman dahulu sering banyak berbeda dg ilmu parenting saat ini.
Terimakasih
Mb Sukeng: 2. Mba Laila, ketika kita sudah membangun rumah tangga, maka Ridho Allah bergantung pada Ridho Suami. Ketika kita menjadi anak dulu, ridho Allah bergantung pada ridho Orangtua. Maka lihatlah prioritas ini. Posisi kita ada dimana sekarang.
Kalau posisi kita sebagai istri, maka prioritas pertama adalah satu kata dengan suami selama suami mengajak kepada kebaikan. Setelah itu bersama-sama berbuat baik ke orangtua kita yang tidak satu paham dengan kita, sampai orangtua kita ridho. Jangan pernah membantah orangtua kita, nanti justru makin tidak ridho, yang perlu dikuatkan sekarang adalah “teruslah mengalirkan cinta” ke orangtua kita.
Komunikasikan pola yang akan kita lakukan dan konsistenlah untuk mengerjakannya.
Berikanlah 1 peran untuk orang tua dan peran yang lain mba laila yang pegang
3.🙋Fikroh - Kudus
Alhamdulillah bu saya makin menghargai kehadiran keluarga dan orang orang yang hadir dalam hidup saya :)
Apa saja tanda tanda orang tersebut adalah jodoh kita?
Mb Sukeng: 3. coba mba fikroh "baca" tanda2nya. Banyak kesamaan bukan berarti jodoh. Kadang dengan adanya perbedaan akan bisa saling melengkapi. Bahkan yang dipandang "kelemahan" itu bisa melengkapi hidup kita
Klo kata westlife "you are the puzzle of my heart"
Mba Fikroh, Bagi yang beragama islam Istiqorohlah,
maka, ketika semakin kita berdoa jalan semakin dimudahkan.
Ini contoh doa yang aku panjatkan " ya Allah jika dia adalah jodohku maka dekatkanlah dia denganku, tetapi jika dia bukan jodohku maka jauhkanlah dia dariku"
Mba fikroh ini tau aj klo today couple years back, our life has begun
4. 🙋 Sy alif kiky - Jepara
Saat kita diberikan amanah (red.pekerjaan), saat kita merasakan ada pilihan yg harus kita pilih, misal antara pekerjaan dg rumah tangga. Dan pada pilihannya kita lebih mengutamakan rumah tangga dg alasan2 tertentu. Apakah dg itu kita dinamakan org tidak amanah? Dg kondisi pada saat tersebut sudah tidak ada orang yg berada di pekerjaan, dan kita dianggap orang yg mampu menjaga amanah tersebut
Terima kasih
Mb Sukeng: 4. Mba kiky, kita kembalikan lagi ke *skala prioritas* dalam hidup kita.
Jika prioritas utama kita adalah keluarga maka komunikasikanlah dengan rekan kerja tentang kondisi kita. Jika tidak ada titik temu maka kita harus tegas dalam menentukan pilihan (balik lagi ke prioritas utama kita)
Awalnya pasti berat, tapi dengan berjalannya waktu akan terlihat apakah pilihan kita tepat atau tidak
5. 🙋 Berlian - Bandungan (Smg)
Mbak, mau tanya, bagaimana caranya ketika kita berusaha baik untuk lingkungan tetapi lingkungan tidak mendukung, seperti misalnya kebudayaannya?
Mb Sukeng: 5. mba berlian
Tetaplah kita bersikap baik walaupun feedbacknya tidak sesuai dengan yang kita harapkan. Dengan berjalannya waktu lingkungan akan memberikan feedback positif. Jikalau pun tidak, maka akan ada yang berbuat baik kepada kita dari lingkungan lain
Kebaikan kita akan berbalik ke diri kita dari arah yang tak disangka2
Ini salah satu contoh yang terjadi di aku
Aku tuh orangnya suka menyapa tetangga dengan senyum, tanya kabar, dll. Suka SKSD lah
Awalnya tetangga merasa heran, ada yang cemberut, ada yang diam saja, ada yang memandang curiga tetapi tetap saja hal itu aku lakukan terus menerus tiap hari. Akhirnya setelah setahun-2 tahun, tetangga mulai berubah. Mereka mulai tersenyum, mereka mulai menyapa balik, bahkan menanyakan kabarku
6. 🙋 Fikroh - Kudus
Oh ya bu mengenai misi hidup, kalau saat ini kita kuliah di bidang yang kurang kita sukai apa yang harus kita lakukan ? Tetap menjalaninya dan mencari passion kita di luar kuliah ?
Mb Sukeng: 6. mba fikroh, apa memungkinkan jika mba fikroh pindah ke jurusan yang mba fikroh sukai? Yang "aku banget"
7. 🙋 Dian Ekaningrum - Semarang
Bagaimana menjaga pikiran dan rasa agar selalu positif untuk mencari misi kehidupan kita.Sebab kadang saya seolah merasa kelelahan mencari jawabnya "mengapa?".
Misal pertanyaan yang sering mampir dibenak; 1.mengapa saya belum dikaruniai amanah padahal saya sejak gadis sudah senang,mempersiapkan diri bahkan saat kuliah di Psikologi juga konsentrasinya tentang anak dan perkembangannya, membekali diri hingga sekarang tentang bagaimana menjadi orangtua yang baik?,2.Mengapa banyak orang yang abai untuk mau belajar menjadi ortu yang baik tapi diberi mudah memiliki buah hati,dll..Kadang jawaban spontan dari dalam diri saya mampu menenangkan untuk sementara waktu namun nanti muncul lagi.
Belum lagi kecenderungan sifat suami yang cuek dan sukanya mengalir berjalan begitu saja (tidak detail).Dulu saat bertemu Ust.Hari Santosa disebuah workshop saya pernah bertanya tentang ini bagaimana ketika saya ajak untuk membicarakan dan membuat detil misi keluarga(dulu sebelum nikah sudah tapi hanya semacam garis besar) jawab beliau saat itu *bersabarlah* suami Anda belum menemukan fitrahnya apalagi dengan latar belakang seperti itu (peran ayah dan namun tiada). Jadi akhirnya kerinduan dan pengharapan terhadap generasi muda saya salurkan dan titipkan kepada murid2 saya (saat masih aktif menjadi guru BK).
Jadi kadang saya bingung harus bersikap seperti apa agar energi saya tidak meredup dan tetap memegang asa?
*Jadi curcol kepanjangan hehe..maaf 😊😅
Mb Sukeng: 7. Mba Dian, Allah pasti akan menguji hambaNya sesuai dengan kadar kemampuannya.
Ikhtiar mbak dalam memantaskan diri sungguh luar biasa.
Mungkin yang mba lakukan sekarang merupakan salah satu jalan yang harus dilewati untuk menemukan misi spesifik hidup.
Tidak ada hal yang sia2 jika kita berjalan sesuai dengan ridhoNya.
Mba dian ada 2 macam anak. Ada anak biologis dan anak ideologis
Ketika kita mendapat ujian belum punya anak biologis maka perbanyaklah anak ideologis kita
Karena mungkin disitu letak ladang amal kita
Aku pun mengalami susah mendapatkan anak kedua. Nadia sudah 11 tahun tapi belum punya adik. Sedangkan dari awal kami tidak pernah kb. Dan suami juga tidak terlalu peduli krn kami sudah punya 1 anak
Betapa aku sangat rindu punya anak lagi karena nadia sedari bayi diasuh sama neneknya.😭😭
Maka ini yang aku lakukan
Aku perbanyak anak ideologis. Dari anak saudara, anak tetangga, anak teman dan setiap anak yang aku temui. Aku didik mereka seperti anak sendiri.
Kebetulan aku tinggal di lingkungan yang kurang dalam pendidikan. Maka aku buatlah kelas2 ketika aku ada di rumah. Kadang aku bikin kelas di sekolah ketika harus menunggu nadia pulang. Atau hanya mengajak ngobrol anak2 tentang mimpi2, hobi mereka
Mengenai suami, mulai ajak ngobrol tentang misi keluarga, vision board keluarga. Tulislah dan tempelkan hal2 itu di dinding untuk selalu dilihat dan di diskusikan bersama.
Bergabunglah ke satu komunitas keluarga. Supaya mba dian dan suami punya atmosfer yang sama