Indahnya Belajar dan Mengajar

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
Posted by admin - -

Resume Materi Matrikulasi Institu Ibu Profesional Batch#3 Sesi #3
Selasa, 7 Februari 2017
Fasilitator : Mbak Sukeng dan Mbak Yani
Ketua Kelas : Anita Cicilia
Koordinator Mingguan : Ariandani Septa R (Nenny)
👨‍👩‍👦‍👦 MEMBANGUN PERADABAN DARI DALAM RUMAH👨‍👩‍👧‍👧
“ Rumah adalah taman dan gerbang peradaban yang mengantarkan anggota keluarganya menuju peran peradabannya ”
Bunda, rumah kita adalah pondasi sebuah bangunan peradaban, dimana kita berdua bersama suami, diberi amanah sebagai pembangun peradaban melalui pendidikan anak-anak kita. Oleh karena itu sebagai orang yang terpilih dan dipercaya oleh yang Maha Memberi Amanah, sudah selayaknya kita jalankan dengan sungguh-sungguh.
Maka tugas utama kita sebagai pembangun peradaban adalah mendidik anak-anak sesuai dengan kehendakNya, bukan mencetaknya sesuai keinginan kita.
Sang Maha Pencipta menghadirkan kita di muka bumi ini sudah dilengkapi dengan “ misi spesifiknya ”, tugas kita memahami kehendakNya.
Kemudian ketika kita dipertemukan dengan pasangan hidup kita untuk membentuk sebuah keluarga, tidak hanya sekedar untuk melanjutkan keturunan, atau hanya sekedar untuk menyempurnakan agama kita. Lebih dari itu, kita bertemu dengan suami dan melahirkan anak-anak, adalah untuk lebih memahami apa sebenarnya “ peran spesifik keluarga” kita di muka bumi ini.
Hal ini yang kadang kita lupakan, meski sudah bertahun-tahun menikah.
Darimana kita harus memulainya?
🙋 PRA NIKAH
Buat anda yang masih dalam taraf memantaskan diri agar mendapatkan partner membangun peradaban keluarga yang cocok, mulailah dengan tahapan-tahapan ini:
a. Bagaimana proses anda dididik oleh orangtua anda dulu?
b. Adakah yang membuat anda bahagia?
c. Adakah yang membuat anda “sakit hati/dendam’ sampai sekarang?
d. Apabila ada, sanggupkah anda memaafkan kesalahan masa lalu orangtua anda, dan kembali mencintai, menghormati beliau dengan tulus?
Kalau empat pertanyaan itu sudah terjawab dengan baik, maka melajulah ke jenjang pernikahan.
Tanyakan ke calon pasangan anda ke empat hal tersebut, minta dia segera menyelesaikannya.
Karena,
ORANG YANG BELUM SELESAI DENGAN MASA LALUNYA , AKAN MENYISAKAN BANYAK LUKA KETIKA MENDIDIK ANAKNYA KELAK
👨‍👩‍👧‍👧 NIKAH
Untuk anda yang sudah berkeluarga, ada beberapa panduan untuk memulai membangun peradaban bersama suami anda dengan langkah-langkah sbb:
🍀Pertama temukan potensi unik kita dan suami, coba ingat-ingat mengapa dulu anda memilih “dia” menjadi suami anda? Apa yang membuat anda jatuh cinta padanya? Dan apakah sampai hari ini anda masih bangga terhadap suami anda?
🍀Kedua, lihat diri kita, apa keunikan positif yang kita miliki? Mengapa Allah menciptakan kita di muka bumi ini? Sampai kita berjodoh dengan laki-laki yang sekarang menjadi suami kita? Apa pesan rahasia Allah terhadap diri kita di muka bumi ini?
🍀Ketiga, lihat anak-anak kita, mereka anak-anak luar biasa. Mengapa rahim kita yang dipilih untuk tempat bertumbuhnya janin anak-anak hebat yang sekarang ada bersama kita? Mengapa kita yang dipercaya untuk menerima amanah anak-anak ini? Punya misi spesifik apa Allah kepada keluarga kita, sehingga menghadirkan anak-anak ini di dalam rumah kita?

🍀Keempat, lihat lingkungan dimana kita hidup saat ini. Mengapa kita bisa bertahan hidup dengan kondisi alam dimana tempat kita tinggal saat ini? Mengapa Allah menempatkan keluarga kita disini? Mengapa keluarga kita didekatkan dengan komunitas-komunitas yang berada di sekeliling kita saat ini?
Empat pertanyaan di atas, apabila terjawab akan membuat anda dan suami memiliki “ misi pernikahan” sehingga membuat kita layak mempertahankan keberadaan keluarga kita di muka bumi ini.
👩‍👧‍👧 ORANGTUA TUNGGAL (SINGLE PARENT)
Buat anda yang saat ini membesarkan anak anda sendirian, ada pertanyaan tambahan yang perlu anda jawab selain ke empat hal tersebut di atas.
a. Apakah proses berpisahnya anda dengan bapaknya anak-anak menyisakan luka?
b. Kalau ada luka, sanggupkah anda memaafkannya?
c. Apabila yang ada hanya kenangan bahagia, sanggupkah anda mentransfer energi tersebut menjadi energi positif yang bisa menjadi kekuatan anda mendidik anak-anak tanpa kehadiran ayahnya?
Setelah ketiga pertanyaan tambahan di atas terjawab dengan baik, segeralah berkolaborasi dengan komunitas pendidikan yang satu chemistry dengan pola pendidikan anda dan anak-anak.
Karena,
IT TAKES A VILLAGE TO RAISE A CHILD
Perlu orang satu kampung untuk mendidik satu orang anak
Berawal dari memahami peran spesifik keluarga kita dalam membangun peradaban, kita akan makin paham apa potensi unik produktif keluarga kita, sehingga kita bisa senantiasa berjalan di jalanNya.
Karena
Orang yang sudah berjalan di jalanNya, peluanglah yang akan datang menghampiri kita, bukan justru sebaliknya, kita yang terus menerus mengejar uang dan peluang
Tahap berikutnya nanti kita akan makin paham program dan kurikulum pendidikan semacam apa yang paling cocok untuk anak-anak kita, diselaraskan dengan bakat tiap anak, potensi unik alam sekitar, kearifan lokal dan potensi komunitas di sekitar kita.
Kelak, anda akan membuktikan bahwa antara pekerjaan, berkarya dan mendidik anak, bukanlah sesuatu yang terpisahkan, sehingga harus ada yang dikorbankan
Semuanya akan berjalan beriring selaras dengan harmoni irama kehidupan.
Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi IIP/
SUMBER BACAAN
Agus Rifai, Konsep,Sejarah dan Kontribusi keluarga dalam Membangun Peradaban, Jogjakarta, 2013
Harry Santosa dkk, Fitrah Based Education, Jakarta, 2016
Muhammad Husnil, Melunasi Janji Kemerdekaan, Jakarta, 2015
Kumpulan artikel, Membangun Peradaban, E-book, tanggal akses 24 Oktober 2016
Diskusi
1. 🙋Winda puspita - semarang
Disampaikan bahwa " pekerjaan, berkarya, dan mendidik anak bukanlah sesuatu yg terpisahkan, sehingga harus ada yg dikorbankan", mohon dijelaskan apa maksudnya? Sy mengalami kesulitan mencerna kalimat tsb. Jazakillah
Mb Sukeng: 1. Mba Winda, hal yang perlu kita yakini adalah
*Rejeki itu pasti, Kemuliaanlah yang harus dicari*
kadang kita sibuk mengejar sesuatu yang sudah pasti, yaitu rejeki, dan melupakan hal-hal yg harus dicari yaitu kemuliaan
ketika kita bekerja atau berkarya, terkadang kita melupakan kewajiban utama kita yaitu mendidik anak, mengurus rumah dan melayani suami.
Jika kita bekerja, sebisa mungkin hadirkan atau jika bisa libatkan anak,
Jadi anak melihat dan belajar bahwa ibunya juga sedang mengejar misi hidup/passion nya
Jangan pernah takut akan rizqi mbak…
Karena setiap amanah yg dititipkan ke kita, sudah satu paket dengan rizqinya

2. 🙋 Rani - Kudus
Saat kita secara sadar tidak sadar mengetahui alasan kita berada di sini, menikah dengan pasangan kita bahkan melahirkan anak-anak kita sementara "alasan hadirnya kita di sini" hanya berupa praduga kita. Bagaimana kita tahu bahwa praduga tersebut benar atau salah. Terima kasih.
Mbak Yani : 2. Mba Rani, lihatlah sekeliling mba Rani.
Kenapa mba rani ditakdirkan mempunyai suami seperti ini? mempunyai anak seperti ini?
Kenapa kita ditakdirkan hidup di tempat sekarang?
Kita kembali lagi ke perintah Allah untuk "IQRO", *bacalah*
Membaca alam sekitar, membaca diri kita. Itu salah satu cara kita memahami maksud dan tujuan kita diciptakan (misi spesifik hidup kita)
Insya Allah program dalam kelas matrikulasi ini akan membantu mba Rani menemukannya,
Kerjakanlah NHW2 yang ada di matrikulasi dengan hati, dengan sungguh2, maka dari situ akan ada jawabannya

3. 🙋Dita-Semarang
Bagaimana mengatasi dendam/sakit hati yang masih tersisa dari masa lalu dalam mendidik anak ketika kita sudah menikah. Sesuai dengan materi disebutkan bahwa kita harus bisa menyelesaikan masalah tersebut sebelum kita menikah. Bagaimana jika kita sudah menikah dan punya anak namun dendam/rasa sakit hati tersebut masih belum terselesaikan.
Mb Sukeng: 3. Mba Dita, yang bisa menyelesaikan masa lalu kita hanyalah diri kita dan Allah. Maka curhatlah dengan Allah, karena DIA lah yg paling paham dengan diri kita.
Untuk mengatasi rasa dendam, mba dita harus menghadapinya. Kita terima rasa itu. Jika berhubungan dengan orang lain, maka kita ungkapkan semua rasa sakit hati kita ke orang yang tepat, kemudian maafkanlah.
Apakah ketika menceritakan hal tsb ada emosi yg mengikutinya atau perasaan yg menyayat?
Kalau tidak, artinya mbak sdh menerima kondisi masa lalu tsb.
Setelah itu lihat, apakah saat ini mbak dita memaafkan segala salah dan khilaf orang tersebut?
Kalau semua mbak sdh jawab “iya” artinya mbak sudah selesai dg masa lalu.
Tinggal sekarang memberikan yg terbaik unt anak-anak kita, tanpa membawa saat-saat sedih masa lalu kita.
lalu bersedekahlah atas nama orang tsb.

4. 🙋Chamelia - Kudus
Salam semangat para Ibu fasil..
Ada 2 pertanyaan yg terngiang setelah baca materi NHW#3 ini.
1. Bagaimana membangun peradaban keluarga dalam kasus masih tinggal bersama mertua/orang tua?
Dengan tidak ada pilihan untuk tinggal terpisah. Seringkali dalam mendidik anak, ibu dan mbah punya peraturan yg tidak selaras..
Bagaimana agar kita tetap bebas membangun karakter anak tanpa tekanan, tanpa ba bi bu nya orang ketiga?
(Alhamdulillah saya tinggal mandiri jauh dr mertua dan org tua, ini kasus sahabat saya)
2. Kalau untuk mengetahui potensi kekuatan anak bisa muncul mulai dari usia berapa ya?
Terima kasih para fasil yang baik..
Mbak Yani : 4. Borongan ya mba lia😉
1. Kunci utama ketika kita masih jadi satu dengan orangtua/mertua adalah *komunikasi*
Libatkan orangtua/mertua menjadi satu team dg kita, berikan mereka peran khusus yg bisa dikerjakan.
Kemudian bicarakan dengan suami, bahwa ring 1 yg harus kita bangun adalah keluarga inti plus ortu kita.
2. Tidak ada patokan mulai usia berapa anak akan terlihat potensi kekuatannya. Tugas kita adalah *MENEMANI*.
Semakin aktif kita menemani anak-anak, akan semakin paham kita, bahwa anak-anak memiliki *"titik ledak”* potensi kekuatannya masing-masing.
Mengapa kadang kita tidak percaya kepada kemampuan kita sebagai orangtua yang mampu melihat potensi anak kita?
Karena kita tidak pernah MENEMANInya dengan berbekal ilmu. Sehingga sekedar hadir saja.
Yakinlah dengan kemampuan yang terinstall di diri kita sebagai orangtua yang diberi amanah.
5. 🙋Novi - Semarang
Bagaimana cara merubah mindset anak luar biasa itu adalah anak yang selalu juara dalam perlombaan..
 Apalagi klo melihat sosmed banyak teman yg share anaknya juara lomba apaa gituu bikin minder dan saya merasa tdk bisa membimbing anak menggali bakat dan minatnya.
Mb Sukeng: 5. Mba Novi, flashback ke masa dimana dari berjuta juta sel sperma hanya satu yang bisa bertahan dan berhasil membuahi sel telur.
berarti dari satu proses ini saja, sudah terlihat bahwa anak kita ini adalah juara.
selain itu tiap anak itu unik dan very limited edition. mereka sudah diinstal potensi dan bakat oleh Sang maha pencipta.
sekarang tugas kitalah yang harus membersamai dan menemani anak2 untuk menemukan bakat dan potensinya.😉
Jika masih merasa minder, tutup sosmed. Kuatkan dulu keyakinan diri mba novi. Mirip Seperti yang aku ceritakan kmrn tentang nhw. Tidak perlu melirik anak orang lain. Karena *setiap anak adalah bintang*
Ah jadi teringat dulu aku selalu minder akut jika melihat status FB orang lain, malu ketika ketemu teman lama.
Akhirnya aku tidak pernah lihat FB lagi. Aku jadi fokus dengan potensi keluargaku. Kepercayaan diriku meningkat.
Aku buka FB lagi ketika mulai mengikuti kelas matrikulasi. Dan rasa minder itu sudah hilang

6. 🙋fauzia - semarang
Sy sering dapat curhatan dari teman-teman sy. Mereka tidak akur dengan mertua, terutama mertua perempuan. Apa keempat pertanyaan (untuk yang sudah nikah) juga berlaku untuk mertua? Makasih
Mbak Yani : 6. Mba Fauzia,
saya ingin sekali merubah mindset dan pendapat tersebut.
Betapa indah kalo judul nya adalah
"MENANTU KESAYANGAN MERTUA"
bukan
MENANTU Vs MERTUA.😜
Kunci utama adalah *Komunikasi*
Masalah kadang terjadi karena kita dan beliau hidup di zaman yg berbeda, pengalaman hidup yang berbeda, nilai hidup yg mungkin juga beda.
secara psikologis kehidupan kita itu bagaikan kurva melengkung, jadi yo wajar ketika makin sepuh kadang secara psikologis orang tua atau mertua kita malah jadi kaya anak kecil.

7. 🙋 Fikroh - Kudus
1. Bagaimana cara menemukan misi spesifik kita di saat sudah terlanjur dewasa (umur 17 thn)?
2. Lalu bagaimana cara memantaskan diri (pranikah) apa saja yang harus di lakukan ? Dan ilmunya seperti apa untuk mencapai kesana?
3. Bagaimana menyelesaikan luka di masa lalu yang belum selesai? Terimakasih mbk
Mb Sukeng: 7. mba Fikroh,
1. lihat jawaban kami pada nomer 2
2. Bagi yang beragama islam ada ayat dalam Al Quran yang menyebutkan.
_Wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik, laki-laki yang baik adalah untuk wanita yang baik_
pemantasan diri ini bisa dimulai dengan belajar 4 tahapan dalam IIP,
bunda cekatan-bunda sayang-bunda produktif dan bunda sholehan.
selain itu bergaullah dan mendekatkan diri dengan orang orang yang baik dan sholeh karena jika kita
_berdekatan dengan penjual minyak wangi maka kita akan kecipratan baunya dan sebaliknya. jika kita berdekatan dengan pande besi maka akan kebauan asapnya_
3. lihat jawaban kami pada nomer 3

8.🙋Nisa - Pekalongan
Aslmkm. Mhn pencerahan, bagaimana sikap kita jika suami blm bisa berdamai dg masa lalunya. Sudah sadar bahwa pola pengasuhan ayah yg "galak" dan jarang mendengarkan alasan anak adalah salah. Tetapi masih terus melakukannya ke anak. Langsung menjudge. Sudah sering sharing tapi masih begitu2 jg. Bagaimana kita menyikapinya sementara dalam waktu bersamaan kita harus mendidik anak.
Mbak Yani : 8. mbak Nisa, sebagai istri pastikan dulu apakah suami punya Inner child (trauma masa lalu) yang membekas, sehingga beliau melakukan itu
▶ Bantulah suami menyelesaikannya,dengan menyadari inner child apa yang dialaminya dulu dan memaafkan orangtua nya.
Buatlah family forum secara rutin, ini tidak harus resmi, seperti rapat.
biasa dengan selonjoran atau makan bersama.
bisa dimulai dengan cerita kegiatan harian tiap anggota keluarga.
Tujuannya supaya tercipta bonding yang lebih erat.

9. 🙋Rossy - Salatiga
Berkaitan dengan memaafkan masa lalu.
Terkadang saya merasa kesal dengan suami dan anak-anak. Merasa bahwa seorang ibu itu harus tahan banting, harus ada setiap mereka membutuhkan, bahkan waktu utk me time hampir tidak ada.
Nah, ketika ingin rasanya rehat sejenak dari rutinitas harian yang padat, ingin target yang dipasang utk keluarga harus tercapai, keinginannya banyak sekali. Apa yang harus saya lakukan pertama kali?
Dan tindakan saya seharusnya bagaimana ketika saya sudah capek pikiran dan fisik sedangkan anak2 "memanggil-manggil" ibunya? Terkadang saya marah dan kemudian menyesal, tp saya tahu tindakan seperti itu akan sangat berdampak buruk kedepannya.
Mohon pencerahannya.
Mb Sukeng: 9. Mbak Rossy, rasa kesal, capek, marah itu manusiawi.
coba buka lagi NHW#2 yang sudah mba Rossy bikin, *tetapkan skala prioritas.*
Kita bukan wonder women yang bisa mengerjakan semua dalam satu waktu.
komunikasikan dengan suami tentang skala prioritas ini.
lalu delegasikan tugas tugas yang tidak masuk dalam skala prioritas pada orang lain.
ketika kita dalam keadaan emosi dan marah jangan temui anak anak dulu. masuk kamar tenangkan diri, kalo ingin menangis, menangislah,
Bagi yang beragama islam bisa dibantu dengan berwudhu dan istigfar, setelah reda baru kita temui anak anak.

🔟🙋Nenny - Semarang
Seandainya tinggal di lingkungan yg kurang kondusif, manakah yg diprioritaskan : bertahan dgn mengoptimalkan potensi keluarga dan menganggapnya sbg tantangan atau berhijrah mencari lingkungan yg sesuai visi keluarga?
Terima kasih 🙏
Mbak Yani : 🔟 Mba Nenny, kalo kami, kembalikan lagi ke *visi dan misi* keluarga yang telah dibuat.
Karena pasti ada alasan kenapa kita ditakdirkan untuk tinggal di situ.
Jika keluarga memang ada misi untuk berkontribusi di suatu tempat yang kurang baik, maka carilah komunitas yang sesuai dengan core value keluarga agar tidak mudah terpengaruh dengan lingkungan sekitar.

11. 🙋Berlian - Semarang
Mbak, mau tanya, ketika saya seorang istri menganggap justru banyak kekurangan nya dibanding positif nya, dan saya tidak tau kelebihan saya, saya harus bagaimana?
Mb Sukeng: 11. Mba Berlian, Allah menciptakan kita dengan segala kelebihan dan kekurangan namun fokuslah pada kelebihan kita dan siasati kekurangan kita.
Mbak bisa tanya ke suami, tentang PR kita di NHW #2 kemarin. Istri seperti apa yang membuat suami kita bahagia. Apakah kita bisa meraihnya setahap demi setahap dan menjadi indikator di checklist profesionalisme perempuan kita?
Setelah itu buatlah forum ngobrol santai sebanyak mungkin dengan suami, sehingga bahan obrolan antara anda dan suami bisa nyambung

12. 🙋Nichlah - jepara
"Apakah pola asuh, dan sikap ortu ke anak (terlebih yg kurang baik) akan tersimpan dlm memory anak yg paling dalam (alam bawah sadar manusia) ?
Klo mmg benar spt itu, bgmn solusi nya ?
Mbak Yani : 12. Mba Nichlah,
berapa umur ananda?
Pola asuh atau kejadian yang menimbulkan trauma akan membekas pada memori kita.
dan masa lalu akan berpengaruh pada pola kita dalam mendidik anak.
Misalnya, ketika si A masih anak2 sering mendapat perkataan yg menyakitkan dari ortunya. Nah begitu nanti si A punya anak, tanpa dia sadari dia akan melakukan hal yang sama seperti yg dilakukan ortunya. Sering menyakiti anak2 nya dengan ucapan yg menyakitkan.
Maka segera putus mata rantai "pola asuh yang tidak baik" dalam mendidik anak.
▶ Jika ini sudah terjadi, maka minta maaflah pada anak, dan jangan mengulangi kesalahan yang sama.

13. 🙋 Indah - Semarang
Assalamualaikum
Mbak fasil yang baik tanya ya😊
Ada masa lalu yg tdk mengenakkan sdh sy maafkan tapi saya py trauma.tp hal ini bukan sm suami tp yg melakukan keluarga suami.gimana ya mb? Py tips agar bs slow gitu ..😔ini menurut kita menganggu perjuangan sy mengokohkan peradaban keluarga kita.
Semoga bisa melegakan kita...
Terimakasih mb.fasil
Mb Sukeng: 13. Mba Indah, yang pertama kita lakukan adalah dekatkan diri dan minta pada Allah untuk menghapus trauma tersebut.
*Fokuslah pada solusi bukan pada masalah*
Maafkanlah orang2 yang telah menyakiti mbak.
bisa diperkuat dengan jawaban nomer 2⃣

14. 🙋 Suyati
Assalamu'alaikum mbak, maaf mau tanya:
Untuk membangun peradaban anak kita kan harus dimulai dari diri kita sebagai orang tua. Kadang kita tahu banyak teori tentang bagaimana anak, tapi kita juga banyak lupa, akhirnya kembali kita kembali banyak melakukan kesalahan. Misal dalam hal bicara, kita mengajarkan pada anak ke untuk bicara dengan volume seperlunya, tapi kita juga sering tidak sadar kalau bicara volumenya ketinggian. Bagaimana mengatasinya,? Terima kasih
Mbak Yani: 14. Mba Suyati, bisa menambahkan ini ke dalam tugas di NHW#2.
_jika ingin merubah seseorang, maka kita dulu yang harus berubah_
maka tulis dan coba lakukan perubahan ini secara perlahan dan konsisten,
contoh:
Minggu pertama
saya boleh bervolume tinggi hanya 1 kali sehari
Minggu ke 2
saya boleh bervolume tinggi hanya 3 kali seminggu.
Makin bertambah minggu turunkan terus target bervolume tinggi.

15. 🙋 Fatimah - temanggung
Dari materi yang ketiga ini jujur saya agak susah mencerna, seperti ada kebuntuan yang saya temui. Mohon penjelasannya dari mba2 fasilitator.
Jika di dalam pernikahan yg saya jalani saat ini (hampir 3th, selama 2,5th sering ldr karena dl ibu saya sakit 1th yll meninggal) saya seperti kehilangan sosok suami yang dulu saya banggakan karena banyak sekali perubahan yg terjadi dari sebelum menikah dengan sekarang, apakah yang harus saya lakukan atau mungkin ada yang salah dengan diri saya? (Maaf jadi curhat)
Bagaimana cara mengajak suami agar mau memperbaiki diri demi keberlanjutan keluarga? Karena hal kecil saja misalkan kesalah yg dibuat beliau tidak pernah meminta maaf, dan dari situ muncul niatan saya untuk selalu mengajarkan anak saya sedari dini pentingnya meminta maaf dan berterima kasih. Tujuan saya agar anak saya kelak bisa membantu menyadarkan suami saya, apakah yg saya lakukan ini sudah benar mba?
Terimakasih
Mb Sukeng : 15. mba fathimah
Hal ini yang biasa terjadi ketika kita menikah, kok sikap suami berbeda dengan sebelum menikah.
Seringlah berkomunikasi, ngobrol dengan suami yang isi obrolannya tentang kita (bukan ngomongin orang lain). Kalau suami ttp blm mau bergerak, oke kita dulu yang harus terus bergerak.
*For THINGS to CHANGE, I must CHANGE FIRST.*
Berdoalah pada Dzat sang pemilik suami. Mintalah dengan sungguh2. Karena Allah tidak rela menyandingkan 2 pribadi dengan kualitas yg jauh berbeda.
Coba kerjakan NHW#3 yang akan kami share, dengan sungguh2 dari hati.
Munculkan kembali rasa cinta itu, munculkan kembali apa alasan mba fathimah memilih dia menjadi suami
Karena terkadang ketika kita sudah menikah kita sudah lelah dengan tugas sehari2 dan cenderung menuntut ke pasangan dan melupakan kebaikan nya, melupakan alasan kita mencintainya.

16.🙋Novi Yani - Salatiga
Mengenai masa lalu suami, memang pernah mengalami kekerasan waktu kecil dgn ayah tirinya.. Kadang dalam mendidik anak, ketika marah keluar kata kasar, atau bentuk mengepal ke anak..saya berusaha untuk memberi pengertian. Namun kadang sering terbawa emosi. Bagaimana mengatasi/tips2 agar suami dapat menghilangkan rasa dendam trhdp orang tuanya dulu yg terbawa hingga sekarang?.trimakasih
Mbak Yani : 16. Mba Novi,
bisa lihat jawaban kami pada nomer 8⃣ dan 2⃣
selain itu perbanyaklah sedekah dengan mengatasnamakan orang tua.

17, 🙋Dian - kendal
Bagaimana seandainya perasaan terhadap suami mulai berkurang, tidak seperti pada awal kita kenal. Karena kesalahan yang selalu berulang kali di perbuat, namun dia tidak merasa kalo itu suatu hal yg salah menurut agama. Namun hal tersebut membuat perasaan tidak nyaman pada diri saya. Bagaimana saya harus bersikap?
Mb Sukeng: 17. Mba Dian, apakah ketidaknyamana ini pernah dikomunikasikan langsung dengan suami?
Seringlah berkomunikasi, ngobrol dengan suami yang isi obrolannya tentang kita (bukan ngomongin orang lain).
bisa lihat juga jawaban kami pada nomer 15
NICE HOMEWORK #3
📚MEMBANGUN PERADABAN DARI DALAM RUMAH 📚
Bunda, setelah kita belajar tentang "Membangun Peradaban dari Dalam Rumah" maka pekan ini kita akan belajar mempraktekkannya satu persatu.
🙋Pra Nikah
a. Bagi anda yang sedang memantaskan diri untuk mendapatkan jodoh yang baik, tulislah suara hati anda dengan tema “UNTUKMU CALON IMAMKU”
b. Lihatlah diri anda, tuliskan kekuatan potensi yang ada pada diri anda.
c. Lihatlah orangtua dan keluarga anda. Silakan belajar membaca kehendakNya, mengapa anda dilahirkan di tengah-tengah keluarga anda saat ini dengan bekal/senjata potensi diri anda. Misi rahasia hidup apa yang DIA titipkan ke diri kita. Tulis apa yang anda rasakan selama ini.
d. Lihat lingkungan dimana anda tinggal saat ini, tantangan apa saja yang ada di depan anda?adakah anda menangkap maksud Allah, mengapa anda dihadirkan di lingkungan ini?
👨‍👩‍👦‍👦Nikah
Bagi anda yang sudah berkeluarga dan dikaruniai satu tim yang utuh sampai hari ini.
a. Jatuh cintalah kembali kepada suami anda, buatlah surat cinta yang menjadikan anda memiliki "alasan kuat" bahwa dia layak menjadi ayah bagi anak-anak anda.Berikan kepadanya dan lihatlah respon dari suami.
b.Lihatlah anak-anak anda, tuliskan potensi kekuatan diri mereka masing-masing.
c. Lihatlah diri anda, silakan cari kekuatan potensi diri anda. kemudian tengok kembali anak dan suami, silakan baca kehendak Allah, memgapa anda dihadirkan di tengah-tengah keluarga seperti ini dengan bekal kekuatan potensi yg anda miliki.
d. Lihat lingkungan dimana anda tinggal saat ini, tantangan apa saja yang ada di depan anda? adakah anda menangkap maksud Allah, mengapa keluarga anda dihadirkan disini?
👩‍👧‍👧Orangtua Tunggal (Single Parent)
Bagi anda yang saat ini sedang mendidik anak-anak anda sendirian tanpa kehadiran pasangan hidup kita
a. Buatlah “Tanda Penghormatan’, dengan satu dua kalimat tentang sisi baik “ayah dari anak-anak kita” sehingga dia layak dipilih Allah menjadi ayah bagi anak kita, meskipun saat ini kita tidak lagi bersamanya.
b.Lihatlah anak-anak anda, tuliskan potensi kekuatan diri mereka masing-masing.
c. Lihatlah diri anda, silakan cari kekuatan potensi diri anda. kemudian tengok kembali anak anda, silakan baca kehendak Allah, mengapa anda dihadirkan dengan tantangan keluarga yang luar biasa seperti ini. Apa misi hidup rahasiaNya sehingga kita diberi ujian tetapi diberikan bekal kekuatan potensi yg kita miliki.
d. Lihat lingkungan dimana anda tinggal saat ini, tantangan apa saja yang ada di depan anda? adakah anda menangkap maksud Allah, mengapa keluarga anda dihadirkan disini?
Setelah menjawab pertanyaan - pertanyaan tersebut di atas, sekarang belajarlah memahami apa sebenarnya "peran spesifik keluarga" anda di muka bumi ini.
Selamat membaca hati dan menuliskannya dengan nurani. Sehingga kata demi kata di nice homework #3 kali ini akan punya ruh, dan menggerakkan hati yang membacanya.
Salam Ibu Profesional
/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/