Indahnya Belajar dan Mengajar

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
Posted by admin - -

Resume diskusi ke 4 HE BPA Semarang

Menyiapkan generasi aqil baligh, tentu memiliki tahapan-tahapan. Untuk pendidikan generasi aqil baligh pada tahap balita, referensi yang paling indah adalah kehidupan Rasulullah SAWdi usia 0-7 tahun. Di usia 0-7 tahun ajaklah anak-anak untuk kaya akan wawasan. Kebanyakan kita berpikir bahwa pendidikan sama dengan persekolahan. Sehingga banyak PAUD (pendidikan usia dini) yang berubah menjadi SAUD (sekolah anak usia dini). Pendidikan Anak Usia Dini bukanlah persiapan masuk SD, tetapi agar anak-anak balita kita utuh menjadi anak usia dini dengan semua aspek fitrah pada usianya.

Lihatlah bagaimana Allah SWT mempersiapkan pendidikan usia dini Rasulullah SAW. Siroh mencatat bahwa Rasulullah SAW adalah seseorang yang paling lembut dan halus tutur katanya. Kefasihan tutur itu adalah bahasa ibu  yang diperoleh beliau dengan baik ketika tinggal di Bani Sa’diah pada rentang usia 0-5 tahun, yang bahasanya masih murni. Bahasa bukanlah sekedar grammar, dia adalah ekpresi pikiran dan perasaan, gagasan dan curhatan. Bahasa Ibu sangat penting untuk membentuk generasi aqil baligh pada tahap berikutnya.


Yang kedua, adalah BBA – belajar bersama alam, belajar di alam terbuka, meng”alami” langsung fenomena-fenomena di alam dan di sekitar. Rasulullah SAW memiliki fisik yang sehat dan kuat selama belajar di alam. Yang ketiga adalah akhlak dan kearifan lokal yang sesuai dengan akhlak Islam.Yang keempat adalah aqidah atau ma’rifatullah.

Kalau melihat itu semua sesungguhnya adalah hal-hal yang mengawali justru ortunya yang mesti memperbaiki tutur bahasanya, suka aktivitas fisik di alam, mempraktekkan akhlak-akhlak dan adab-adab baik di rumah lalu memiliki aqidah yang baik. Anak balita pada dasarnya suka tutur yang halus, suka bergerak di alam terbuka, suka perbuatan-perbuatan yang baik dan menyenangkan,  serta membutuhkan sosok Tuhan. Sosok Tuhan dalam hal ini kasih sayang dan perlindungan ortunya.

Menjadi dewasa di usia aqil baligh adalah keniscayaan. ALLAH tidak Lalai ketika seorang dijadikannya mampu reproduksi di usia belasan tahun.Sejarah Islam bahkan sejarah dunia mencatat banyak pemuda belasan tahun yang memiliki peran peradaban. Dunia bahkan tidak mengenal istilah remaja (adolescene) sampai abad ke 19. Islam pun tidak mengenal istilah remaja. Remaja adalah istilah yang diciptakan di era industri abad ke 18, sebagai akibat segregasi sosial yang dibentuk dunia industri ketika itu.

Apakah Rasulullah SAW lalai ketika menikahkan Usamah bin Zaid ra di usia 14 thn dan menjadikannya panglima perang di usia 16 tahun memimpin 10 ribu pasukan?? Ini menjelaskan pertanyaan no 3. Hambatan menjadi aqil baligh. Pada galibnya seseorang pasti menjumpai masa pemudanya atau masa aqil balighnya. Namun, keteladanan ortu, lingkungan dan masyarakat termasuk sistem persekolahan, menyebabkan lambannya kedewasaan.


~~~~~~~~~~~~~~
Sesi Tanya Jawab

√ Apa yang harus dilakukan oleh orangtua yang baru menyadari bahwa fitrah putra/i nya belum juga nampak sampai TERLANJUR pd usia aqil balighnya, (karena keterbatasan pengetahuan ortu)?
Kuncinya tetap optimis, sabar, relaks dan konsisten. Pada galibnya siapapun bisa memulai mendidik fitrahnya pada usia berapapun

√Anak2 suka dengan aktivitas alam, apalagi di alam terbuka.  Bagaimana jika lingkungannya tdk ada alam terbukanya? Misalnya mereka yg tinggal di gang-gang sempit, atau perumahan atau kontrakan keluarga yg tdk ada halamannya?
Belajar di alam tdk selalu dlm bayangan ideal kita yaitu alam yg indah, gemericik air di sungai, pohon2 indah melambai, dsb. Belajar di alam adalah mengALAMi peristiwa keseharian lalu menggali hikmah untuk membangkitkan imaji positifnya ttg Allah, ttg Alam, dst.

√ Jika seorang sudah memasuki USIA baligh tanpa melewati pre-aqil baligh yg seharusnya maka mungkin itulah penyebab banyak kekacauan yg menimpa di masa awal aqil baligh. Pertanyaannya, masih bisakah diperbaiki/cara terapinya mulai Dari mana bagaimana? Saya sebagai guru tingkat sma sangat prihatin dg kondisi siswa2 yg yang membuat hati sedih
Tetap rileks. Fitrah bisa di bangkitkan dgn membangun imagi positif ttg Allah, Rasulullah, Islam ,& ttg ibadah. Caranya bisa lewat keteladanan, sikap ortu, kisah2 inspiratif, nasehat yg membuat optimis dsb. Krn sdh masuk aqil baligh, sesekali dititipkan di ( homestay) beberapa hari atau 1-2 pekan kpd keluarga yg kita kenal akhlak dan ibadahnya baik. Seringkali anak memerlukan figure lain selain ayah bundanya dlm hal keimanan, pendalaman bakat maupun etos belajar( ust. HS)

√ Bagaimana cara mengajarkan adab dan akhlaq yang baik ke anak2 tanpa teriakan&larangan,,,sedangkan di usia 0-7 th kita harus memuaskan ego mereka&memperlakukan mereka seperti raja.
Mengajarkan adab dan akhlak yg baik untuk anak usia 0-7 dgn cara membangun imaji2 positif, inspirasi kisah, bacaan bersastra baik, bahasa ibu yg sempurna, serta banyak bermain di alam terbuka. Rasulullah SAW ketika hidup di gurun, mendaki bukit, menggembala kambing, bertutur fasih dr bhs ibu yg murni, mengenal akhlak dan tradisi2 baik warga desa. (Ust HS).
Tentang memuaskan ego & memperlakukan mrk spt raja )kita ambil contoh dr sirah. Kita ingat Rasulullah melarang keras perbuatan keras yg merusak imagi positif anak. Beliau membiarkan Hasan Husein bermain kuda2an di punggung beliau saat shalat, membiarkan aisyah kecil bermain boneka dan kain bergambar.

√ Zaman Rasulullah Saw. dahulu, Beliau saat bayi hingga 5 tahun tgl di pedesaan, krna kndisi di Mekkah saat itu krg baik utk tumkem anak. Krna kbiasaan dan adat org Arab jg yg menitipkan anaknya utk disusui. Bgmn aplikasi terbaiknya utk zaman skrg mba? Bagi yg tgl di perkotaan terutama, utk menghindari hal2 negatif dr segala hal yg ada di kota..
Pada dasarnya fitrah itu nature, maka bagaikan benih akan semakin subur bila diletakkan pd kondisi nature nya. Anak2 perdesaan yg masih indigenous village (local bukan rural) tentu berbeda dengan anak2 yg dibesarkan di perkotaan atau perkampungan yg sdh kehilangan komunitas dan kearifan lokal. Itulah mengapa penting untuk melakukan konservasi tempat dan komunitas dalam mendidik anak. Namun dalam kondisi tertentu jika sulit melakukan konservasi, maka yang bisa dilakukan adalah mengoptimalkan potensi fitrah personal dan realitas yg ada ( ust HS)

√ Menyangkut pendidikan dengan alam, apakah termasuk didalamnya anak2 usia dini (1-5tahun), bermain dengan teman2 dilingkungannya? Bagaimana dengan tingkah laku anak2 tetangga yg terkadang krang baik akhlaqnya dalam bertutur dan bertingkah laku.. Apa yang sebaiknya dilakukan para orang tua?
Menumbuhkan fitrah keimanan, fitrah bakat dan fitrah belajar pada anak2 usia 0-6 tahun, diantaranya dengan BBA, yaitu  Belajar Bersama Alam, dimana alam sbg media belajar (menggunakan benda2 di alam utk menjelaskan sesuatu), sebagaj obyek belajar (benda2 di alam sbg obyek yg dipengalamankan dgn menyentuh, meraba, eksperimen dll) dan sebagai ruang belajar (berkemah, ekspedisi dll).
Pada usia 0-6 , sosialisasi terbaik ada di dalam rumah bersama kedua orangtuanya. 
Menjaga (bukan memproteksi) lingkungan sosial sangat penting pd usia ini, ttp jgn overprotective, upayakan lingkungan sosial yang baik, termasuk menjauhkan televisi. Tentu saja sesekali anak2 perlu dibawa mengenal lingkungan sosial agar punya wawasan, namun upayakan memilih lingkungan yg baik, bila sulit memberikan lingkungan sosial yg baik maka upayakan tdk terpapar perilaku atau ucapan yg buruk. 
Kita tdk bisa memproteksi sepenuhnya, anak mungkin akan meniru beberapa perilaku yg kurang baik dari lingkungan, namun jangan khawatir bhw itu hny sbg bagian dari fitrah belajarnya, bukan fitrah keimanannya. Bila demikian, maka jangan dihardik krn anak cenderung akan mengulang apa yg dilarang, apalagi mereka belum punya tanggungjawab sosial di bawah usia 7 tahun. Pastikanlah bahasa ibu yang baik di rumah, bahasa cinta yg penuh dan tulus, pelukan yg hangat, tatapan yg hangat, percayalah mereka pd akhirnya akan memilih yang baik, krn fitrah manusia cenderung pd yg baik.

√ Bs dijelskan lg mb.   Penyebab lambannya kedewasaan
Lambannya kedewasaan adalah tidak hadir kedewasaan psikologis dan sosial (aqil), ketika anak kita mencapai kedewasaan biologis (baligh dengan pertanda haidh atau ihtilam). Ketika aqilbaligh, maka jatuhlah semua kewajiban syariah (sholat, shaum, zakat dll), namun sayangnya secara realita mereka belum mandiri dan matang secara sosial. Penyebabnya adalah pendidikan yang tidak berhasil menumbuhkan fitrah mereka dengan baik shg menjadi kemandirian dan keshalihan personal dan sosial. Misalnya, sudah mimpi basah namun sholat masih susah, akibat fitrah imannya tdk tumbuh. Sudah tidak mau diatur2 belajar, tetapi gagal mengatur dirinya utk belajar dengan baik, krn fitrah belajarnya menyimpang. Sudah ingin eksis di sosial, tetapi tidak mengenal bakat dirinya dengan baik, krn fitrah bakatnya hilang entah kemana.

√ Tentang BBA. Contohnya konkretnya seperti apa dan apa yang perlu perlu disampaikan/diajarkan kepada anak?
Seperti penjelasan sebelumnya bhw BBA adalah menjadikan sebagai ruang belajar, media belajar dan obyek belajar. Kita bisa menciptakan sendiri di rumah atau membawa outing ke alam. Misalnya camping atau hiking keluarga, ini artinya menjadikan alam sbg ruang belajar. Berkebun dan meneliti tanaman, ini artinya menjadikan tanaman sebagai obyek belajar. Menjelaskan konsep Allah di alam semesta, atau menjelaskan konsep matematika dgn batu2 di alam atau bawang di rumah, ini artinya menggunakan alam sbg media belajar. BBA ini dilakukan dengan fun (menyenangkan), rileks, seamless (tdk terasa belajar), langsung contoh kongkret dstnya. Dalam istilah pendidikan disebut experiental learning, atau belajar dengan peng-Alam-an. Istilah Indonesia nya, "alam takambang jadi guru". Ini adalah the most effective learning sepanjang sejarah. Begitulah Rasulullah saw belajar di usia 0-10 tahun.