Indahnya Belajar dan Mengajar

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
Posted by admin - -

Resume Matrikulasi Institut Ibu Profesional batch #3, sesi #7
Selasa, 7 Maret 2017
Fasilitator : Mbak Yani dan Mbak Sukeng
Ketua Kelas : Anitasari Cicilia
Korming : Esti Dewanti
*REJEKI ITU PASTI, KEMULIAAN HARUS DICARI*
Alhamdulillah setelah melewati dua tahapan “Bunda Sayang” dan “Bunda Cekatan” dalam proses pemantasan diri seorang ibu dalam memegang amanah-Nya, kini sampailah kita pada tahapan “Bunda Produktif”.
*_Bunda Produktif adalah bunda yang senantiasa menjalani proses untuk menemukan dirinya, menemukan “MISI PENCIPTAAN” dirinya di muka bumi ini, dengan cara menjalankan aktivitas yang membuat matanya “BERBINAR-BINAR_* "
Sehingga muncul semangat yang luar biasa dalam menjalani hidup ini bersama keluarga dan sang buah hati.
Para Ibu di kelas Bunda Produktif memaknai semua aktivitas sebagai sebuah proses ikhtiar menjemput rejeki.
Mungkin kita tidak tahu dimana rejeki kita, tapi rejeki akan tahu dimana kita berada.
Sang Maha Memberi Rejeki sedang memerintahkannya untuk menuju diri kita”
*_Allah berjanji menjamin rejeki kita, maka melalaikan ketaatan pada-Nya, mengorbankan amanah-Nya, demi mengkhawatirkan apa yang sudah dijaminnya adalah kekeliruan besar_*
Untuk itu Bunda Produktif sesuai dengan value di Ibu Profesional adalah
*_bunda yang akan berikhtiar menjemput rejeki, tanpa harus meninggalkan amanah utamanya yaitu anak dan keluarga_*
Semua pengalaman para Ibu Profesional di Bunda Produktif ini, adalah bagian aktivitas amalan para bunda untuk meningkatkan sebuah *KEMULIAAN* hidup.
“ *_Karena REJEKI itu PASTI, KEMULIAAN lah yang harus DICARI_* "
Apakah dengan aktifnya kita sebagai ibu di dunia produktif akan meningkatkan kemuliaan diri kita, anak-anak dan keluarga? Kalau jawabannya” iya”, lanjutkan. Kalau jawabannya” tidak” kita perlu menguatkan pilar “bunda sayang” dan “bunda cekatan”, sebelum masuk ke pilar ketiga yaitu “bunda produktif”.
Tugas kita sebagai Bunda Produktif bukan untuk mengkhawatirkan rizqi keluarga, melainkan menyiapkan sebuah jawaban “Dari Mana” dan “Untuk Apa” atas setiap karunia yang diberikan untuk anak dan keluarga kita.
Maka
*_Bunda produktif di Ibu Profesional tidak selalu dinilai dengan apa yang tertulis dalam angka dan rupiah, melainkan apa yang bisa dinikmati dan dirasakan sebagai sebuah kepuasan hidup, sebuah pengakuan bahwa dirinya bisa menjadi Ibu yang bermanfaat bagi banyak orang_*
Menjadi Bunda Produktif, tidak bisa dimaknai sebagai mentawakkalkan rejeki pada pekerjaan kita.
Sangat keliru kalau kita sebagai Ibu sampai berpikiran bahwa rejeki yang hadir di rumah ini karena pekerjaan kita.
*_Menjadi produktif itu adalah bagian dari ibadah, sedangkan rejeki itu urusan-Nya_*
Seorang ibu yang produktif itu agar bisa,
1⃣menambah syukur,
2⃣menegakkan taat
3⃣berbagi manfaat.
*_Rejeki tidak selalu terletak dalam pekerjaan kita, Allah berkuasa meletakkan sekendak-Nya_*
Maka segala yang bunda kerjakan di Bunda Produktif ini adalah sebuah ikhtiar, yang wajib dilakukan dengan sungguh-sungguh (Profesional).
Ikhtiar itu adalah sebuah laku perbuatan, sedangkan Rejeki adalah urusanNya.
Rejeki itu datangnya dari arah tak terduga, untuk seorang ibu yang menjalankan perannya dengan sungguh-sungguh dan selalu bertaqwa.
Rejeki hanya akan menempuh jalan yang halal, maka para Bunda Produktif perlu menjaga sikap saat menjemputnya,
Ketika sudah mendapatkannya ,jawab pertanyaan berikutnya “ Buat Apa?”. Karena apa yang kita berikan ke anak-anak dan keluarga, halalnya akan dihisab dan haramnya akan diazab.
Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/
Sumber bacaan:
Antologi para Ibu Profesional, BUNDA PRODUKTIF, 2014
Ahmad Ghozali, Cashflow Muslim, Jakarta, 2010
Materi kuliah rutin Ibu Profesional, kelas bunda produktif, Salatiga, 2015
https://youtu.be/qTdwIE5TuTU
Tanya Jawab Materi Matrikulasi:
1⃣ 🙋 Fauzia-Semarang
Di materi bunda produktif, apakah konteks rejeki itu dalam arti luas (kesehatan, masih bisa bernapas, selamat dari kecelakaan, dkk) atau rejeki dalam arti uang? Terima kasih. 😊
1⃣ Mba Fauzia,
Bunda produktif di Ibu Profesional tidak selalu dinilai dengan apa yang tertulis dalam angka dan rupiah, melainkan
apa yang bisa dinikmati dan dirasakan sebagai sebuah kepuasan hidup,
sebuah pengakuan bahwa dirinya bisa menjadi Ibu yang bermanfaat bagi banyak orang.
Walaupun kadang2 uang akan mengikuti sebagai akibat dari kebermanfaatan kita untuk banyak orang.
2⃣ 🙋 Esti- Semarang
Sebagai seorang ibu, seberapa "ngoyokah" untuk memperoleh rejeki itu (dlm bentuk materi). apakah disesuaikan dengan ritme dikeluarga, atau lebih di push lagi agar sesuai target yg kita kehendaki. Terima Kasih 😊
2⃣. Mba Esti, setiap keluarga itu unik, mereka memiliki tantangan dan kondisi yang berbeda.
begitu juga dg seorang ibu, kondisi saya dan mba Estipun berbeda.
Terkait dg Produktifitas kita, hal yang paling utama adalah *Ridho dan ijin suami*.
setelah ridho dan ijin kita kantongi, sekarang *tujuan kita bekerja apa?*
Komunikasikan ini dg suami dan anak2(jika anak2 sudah bisa diajak diskusi), termasuk target dan tujuan nominal yg diinginkan.
3⃣ 🙋 Nina - Pekalongan
ketika pasangan memilih resign dr kantornya dan berniat wirausaha kadang sy ada rasa was-was. Padahal sifat seperti ini sama halnya dengan meremehkan rezeki dr Allah. Bagaimana cara meyakinkan diri untuk ikut mendukung keputusan pasangan?
3⃣. Mba Nina, rasa was-was itu wajar dan manusiawi, hal tersebut bisa kita minimalisir bahkan bisa kita hilangkan dengan membuat beberapa planning sebelum suami resign.
coba bikin forum keluarga dan buatlah impian dan planning bersama
Misal Planning A, B, C bahkan D. tuliskanlah dan visualisasikan plan diatas lengkap dg langkah2 yang akan dijalani,
hal tersebut sebagai ikhtiar dan doa kita sebelum proses resign.
pernah dengar tentang _Law of attraction_ (hukum tarik menarik)
apa yg kita tulis, apa yg kita impikan bisa menjadi jalan kesuksesan jika kita memgerjakan dengan konsisten dan sungguh2 apa yg telah kita tulis.
Jangan lupa siapkan exit prosedurnya sehingga kita tahu apa yang harus kita lakukan ketika opsi resign ternyata tidak sesuai dengan panggilan jiwa di kemudian hari
Tanggapan Penanya: Yess matur nuwun mbak @sukenglb Sebenarnya sy ini butuh penguatan. Dukungan.
Karena ada yang memberikan gambaran ini itu.
Tp sy rasa cukup
Tanggapan Fasil: Sebelum resign buat exit prosedurnya. Bayangkan segala kemungkinan yang ada dan diplanning apa yang harus kita lakukan
Misal jika sakit yang dulu kerja ditanggung oleh perusahaan jadi ketika resign sumber dana pengobatan darimana? Dll
4⃣ 🙋 Chamelia- Kudus
Bagaimana kita bisa melihat seorang ibu sudah dikatakan sebagai bunda yg produktif? Adakah indikatornya?
Jawab: 4⃣ Mba Chamelia,
bisa lihat jawaban kami pada nomer 1⃣.
dan Indikatornya adalah
1. Kegiatan produktif kita dapat *menambah Kesyukuran*
2. Kegiatan tersebut menambah dan semakin membuat kita *menegakkan ketaatan*
3. Berbagi manfaat dg orang lain.
4. Selain itu dilihat lagi indikator kesuksesan sebagai seorang ibu professional yang sudah kita tulis di nhw#2
5⃣ 🙋 Nihlah- Jepara
Menengok pada rizki adalah bagian dari ibadah. Bagaimana jika kita niat kan semua kegiatan kita sehari 24 jam didepan saat bangun tidur, langsung kita niatkan semua aktivitas kita untuk ibadah. Jadi tidak perkegiatan. Bolehkah ?
Jawab: 5⃣mba nihlah
Sebenarnya boleh2 saja karena yang tau niat kita hanya diri kita sendiri dan Allah.
Akan tetapi sebaiknya tetap di sela2 kegiatan, kira tetap perlu memperbaiki/meluruskan niat kita kembali. di sepanjang hari kita beraktivitas pasti ada godaan yang membuat niat kita melenceng
Apalagi sesuatu yang buruk begitu mudah di sisipkan kepada perbuatan yang baik