Indahnya Belajar dan Mengajar

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
Posted by Ummu Hafidh - -


Awal pertama aku bekerja, ruang ini tanpa AC, sangat panas karena beratap seng dan relatif pendek. Selanjutnya Alhamdulillah ruangan ini diberi fasilitas AC juga. Namun setelah berlangsung setengah tahun lebih (hampir 1 tahun sepertinya), hal ini malah menjadi dilema bagiku. Aku jadi berpikir, jika aku hanya seorang diri di ruangan dengan AC menyala nampaknya memang kurang bijaksana. Selain itu, 4 lampu pijar pada ruangan yang disusun secara paralel menambah ketidakefisienan  jika kondisi cahaya "tanggung" karena kaca ruangan didesain khusus dengan riben agar tidak terlihat dari luar.

Berada di sebuah ruangan tertutup dan ber-AC memang seolah-olah nyaman. Namun, kesehatanku berbicara lain. Posisi kerja yang banyak duduk, menghadap komputer dan mengetik saja sudah banyak memberikan beberapa dampak negatif. Sudah cukup lama aku mengeluhkan tentang mataku dan nyeri bahu di titik kepala (istilah titik kepala aku ketahui setelah mendapatkan info dari seorang tenaga pengobatan alternatif). Ketika aku berkonsultasi pada orang kesehatan aku pun didiagnosa kurang mendapati sinar matahari. Jadilah aku kini memutuskan untuk membuka pintu saja di pagi hari bila tidak ramai student belajar di ruangan ini. Tujuannya, agar ruangan ini mendapat sinar matahari pagi. Selain itu, AC dan lampu pun tidak perlu dinyalakan.

Sedikit memberikan pertimbangan saja, bagi yang merasa "nyaman" dengan "kegelapan", lebih baik dipikirkan kembali untuk mendapat win-win solution. Barangkali kalau di rumah, diusahakan bagaimana caranya agar sirkulasi udara dan cahaya tetap baik. Terutama untuk sinar matahari yang mungkin kita pun sudah tau sejak jaman SD, bahwa sinar matahari pagi mengandung zat yang diperlukan oleh tubuh kita untuk memproses vitamin D. Vitamin D membantu proses penyerapan kalsium oleh tubuh. Adapun kalsium itu sendiri adalah bahan yang sangat penting bagi tulang.

Berikut beberapa informasi dari berbagai sumber yang berhasil saya kumpulkan mengenai manfaat sinar matahari, khususnya sinar matahari pagi.

Ganyong di forum kompasian menuliskan pada artikel Heliotherapy, Penyembuhan dengan Sinar Matahari Pagi  :

Ketika intensitas sinar matahari belum terlalu tinggi, yaitu antara jam 7 - 9 pagi, maka saat itulah hendaknya kita manfaatkan semaksimal mungkin sinar matahari untuk membantu menjaga kesehatan kita. Pemanfaatan itu akan lebih maximal kita peroleh, bilamana disertai aktivitas olahraga yang sesuai dengan kondisi tubuh kita.

Pengalaman saya sendiri yang memanfaatkan sinar matahari dengan intensip sebagai sarana membantu penyembuhan penyakit, a atau dapat disebut heliotherapy, mungkin dapat menambah khasanah pengetahuan kita semua, bahwa ada cara pengobatan dari gangguan kesehatan yang susah diobati, tetapi ternyata dapat disembuhkan dengan cara yang mudah, bahkan tanpa biaya sedikitpun.

Sejak mengalami stroke tahun 1994, tangan kanan saya tidak dapat diangkat kesamping maupun kedepan tubuh sampai lebih dari 30 derajat, sampai beberapa tahun, walaupun sudah dirawat di unit rehabilitasi medik berkali-kali. Hingga pada suatu pagi saya mencoba olahraga pagi dengan memanfaatkan sinar matahari pagi secara lebih intensip.
Olah raga pagi yang biasa saya jalani antar jam 7 - 8 pagi, adalah jalan cepat selama ¼ jam sebagai “pemanasan”, kemudian joging selama ½ jam atau lari 10-15 kali keliling lapangan bola, dan disusul senam pernafasan dengan dibarengi menggerakkan semua persendian sebagai “cooling down” selama ¼ jam.

Agar memperoleh sinar matahari secara maksimal, senam pernafasan saya lakukan dengan membuka baju, menentang matahari pagi bergantian dengan membelakangi matahari, sehingga punggung, dada dan seluruh struktur tulang terkena paparan sinar matahari.

Bulan pertama setelah sessie olahraga ini saya lakukan rutin setiap pagi, kecuali hari Minggu, terasa perbedaan pada lengan tangan kanan yang bermasalah. Sebelumnya, bila diangkat kedepan maupun kesamping lebih dari 30 derajat, terasa nyeri tak tertahankan di pangkal lengan, sejak itu sudah mulai dapat diangkat lebih keatas lagi, dan ini berlanjut membaik dari minggu ke minggu. Dan 3 bulan setelah itu, lengan kanan sudah normal, bahkan untuk diputar pada pangkal lengan setiap sessie 50 kali, terasa enak saja.

Percobaan lain, saya lakukan ketika tulang punggung saya terganggu (kompasiana : 24 Pebruari 2010: “Ketika tulang punggung bermasalah”). Peregangan yang diajarkan Dokter untuk memulihkan posisi tulang punggung lumbar yang bermasalah adalah dengan mengangkat pantat keatas dalam posisi telentang serta telapak tangan bertumpu dilantai. Kemudian saya tambah dengan berdiri dengan satu tangan berpegangan pohon, lalu kaki kanan dilipat kebelakang penuh, telapak kaki dipegang dengan tangan kiri, ditahan dengan hitungan sampai 10, punggung ditegakkan penuh, kemudian bergantian dengan kaki kiri. Dan ini dilakukan sampai 5 kali bergantian. Semua dilakukan dengan melepas baju, dan memunggungi matahari pagi.

Pada awalnya proses melipat kaki ke belakang ini sangat susah, bahkan hari pertama dan kedua setelah saya dapat bangun dan berjalan memulai lagi olahraga (setelah satu bulan hanya terlentang, dan 2 minggu hanya dapat duduk), saya gagal untuk menggapai telapak kaki tersebut. Tetapi secara pelan dan pasti hari-hari berikutnya menjadi lebih mudah.

Dan hasil dari percobaan itu, sampai hari ini tangan dan tulang punggung saya sudah sangat jauh lebih baik kondisinya, dari waktu sebelumnya. Inipun sudah diperiksa dan diuji oleh Dokter Bedah Ortopedi dengan BMD (Bone Mass Density), dengan pujian “excellent”.


Pada situs detik di kolom kesehatan saya pun menemukan sebuah tulisan bahwa Matahari Pagi Bagus untuk Penderita Diabetes :

Studi terbaru menemukan bahwa vitamin D yang didapatkan tubuh saat terkena sinar matahari pagi bisa membantu penderita diabetes tipe 2 memperbaiki kadar gula darahnya.

Vitamin D yang cukup ternyata bisa membantu sel-sel di tubuh yang bertugas memproduksi insulin bekerja dengan baik, seperti dikutip dari Menshealth.com, Sabtu (26/3/2011).

Peneliti dari Iran melibatkan 90 orang penderita diabetes tipe 2 selama 12 minggu dengan memberikan vitamin D dan satu kelompok diberikan vitamin D yang ditambah kalsium.

Peneliti mendapatkan peserta yang mengonsumsi vitamin D baik yang ditambah dengan kalsium atau tidak memiliki kadar gula darah yang secara signifikan lebih baik.

Hal senada juga diungkapkan oleh Esther Krug, MD, seorang endrokrinologi dari Sinai Hospital of Baltimore yang menuturkan bahwa vitamin D memiliki peran aktif dalam mengatur sel beta pankreas yang berfungsi membuat insulin.

Bahkan sebuah penelitian lain yang dipublikasikan dalam Diabetes Care menunjukkan tingkat vitamin D yang rendah bisa membuat orang dewasa berisiko mengalami prediabetes dan juga prehipertensi.

Selain itu mengonsumsi suplemen yang mengandung vitamin D dan kalsium bisa memperlambat progres dari penyakit diabetes tipe 2. Karena adanya hubungan yang memungkinkan ini maka skrining defisiensi vitamin D pada orang dengan diabetes tipe 2 bisa saja dilakukan.

Sinar matahari sebelum jam 9 pagi bisa memberikan banyak manfaat bagi kesehatan tubuh seperti mengurangi kadar kolesterol darah, meningkatkan kualitas pernapasan, membuat tubuh menjadi lebih segar serta bisa menyehatkan tulang.


Memang setiap hal akan membawa dampak negatif maupun positif. Namun, bukankah tidak ada yang diciptakanNya dengan kesia-siaan. Termasuk sinar matahari ini. Maka ada baiknya kita bersikap bijaksana, mensyukuri, yaitu dengan mengambil manfaatnya.