Indahnya Belajar dan Mengajar

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
Posted by admin - -

Materi 3
Konsep Pendidikan Pra Aqil Baligh 0-7 tahun
Subject Matter Expert (SME):
Ust. Harry Santosa
(Founder MLC sekaligus praktisi HE sejak 1994)

Assalamu'alaikum. Wr. Wb
Ayah bunda para pendidik peradaban, apa kabar? Semoga selalu ithminan dan istiqomah, rileks tenang dan konsisten dalam mendidik generasi peradaban.
Salam takzim utk ayah bunda semua.
Ayah bunda, esensi pendidikan sejati adalah pendidikan berbasis fitrah. Tugas kita adalah menemani anak2 kita menjaga fitrahnya, menyadari fitrahnya lalu membangkitkannya menjadi peran2 sesuai fitrah yg Allah kehendaki itu. Inilah esensi pendidikan berbasis potensi dan akhlak Dengan fitrah Allah itulah Allah menciptakan manusia. Tiada yg berubah dari ciptaan Allah swt.
Fitrah itu setidaknya meliputi fitrah keimanan, fitrah belajar, fitrah bakat dan fitrah perkembangan.
Topik malam ini adalah pendidikan utk usia 0-7 tahun, tentu saja pendidikan fitrah2 yg ada juga harus melihat fitrah perkembangan. Tiap tahap memiliki sunnatullahnya sendiri, memiliki cara dan tujuan mendidik yg khusus.
Pendidik sejati adalah seperti petani sejati. Pendidikan ibarat taman bukan pabrik atau perkebunan. Para petani harus memahami tahapan menanam, dia mesti memperlakukan tiap anak2nya bagai bunga2 di taman, yg masing2 memiliki kekhasan, keunikan dan keindahannya masing2. Maka cara memperlakukannyapun setiap bunga adalah khas, tidak bisa seragam. Petani sejati harus rileks dan konsisten, dia tdk boleh bernafsu menggegas dan menyeragamkan demi produktifitas dan kepentingan siapapun yg tdk relevan dgn tanamannya. Petani sejati tdk boleh sembarang memakai bahan kimia yg menggegas pertumbuhan tanaman, yg malah merusak tanaman itu sendiri. Petani sejati harus meyakini qodrat Allah swt thd segala sesuatu yg ada pd tanamannya dan yg ada di sekitarnya.
Dasar panduan kita adalah jelas, bhw tiap anak lahir dalam keadaan fitrah. Tugas kita bukan merubahnya, merekayasanya, menuntutnya sesuai obsesi kita tetapi menemaninya.
Imaji2 positif yg baik akan melahirkan persepsi positif, dan persepsi positif akan memunculkan pensikapan yg baik ketika mereka dewasa kelak. Imaji2 negatif akan memunculkan luka persepsi, dan luka persepsi akan melahirkan pensikapan yg buruk ketika mereka dewasa kelak.
Seorang pendidik yg arif mengatakan bhw kesan baik sehari saja ketika anak2, akan menyelamatkan banyak hari ketika mereka dewasa kelak. Aqidah atau fitrah keimanan perlu dan sebaiknya ditumbuhkan dengan pola2 seperti ini. Silahkan berkreasi.
Fitrah belajar juga demikian. Setiap anak yg lahir adalah pembelajar yg tangguh, para ilmuwan menyebut bayi yg lahir adalah scientist. Itu krn Allah telah mengkaruniai fitrah belajar ini pd setiap anak. Tidak ada bayi yg memutuskan utk merangkak seumur hidupnya, ketika mereka belajar berjalan dan jatuh berkali-kali.
Fitrah keimanan pd usia 0-7 tahun, disadarkan dengan membangun imaji2 positif, inspirasi kisah, bacaan bersastra baik, bahasa ibu yg sempurna, banyak bermain di alam terbuka. Rasulullah saw ketika kecil hidup di gurun, mendaki bukit, menggembala kambing, bertutur fasih dari bahasa ibu yg murni, mengenal akhlak2 dan tradisi2 baik warga desa. Bagi anak-anak imaji2 positif penting, karenanya melarang perbuatan keras yg merusak imaji2 ini. Rasulullah saw membiarkan Hasan dan Husein bermain kuda2an ketika beliau Sholat, membiarkan Aisyah kecil bermain boneka dan kain bergambar dstnya. Ini semata2 utk melahirkan imaji2 positif, atau kesan2 baik ttg Allah, ttg ibadah, ttg dirinya, ttg orangtua (yang sementara menjadi standar kebaikan dan keburukan sebelum mereka mengenal Rabbnya dan syariah-Nya), ttg alam, ttg masyarakatnya
»»
Tugas kita, para ortu sekali lagi, hanyalah menemani mereka, memberi semangat, menunjukkan hal2 yg baik, memfasilitasi, lalu rileks dan konsisten, tenang dan istiqomah, shabar dan syukur.
Bunda Septi memberi tips utk membangkitkan kesadaran fitrah belajar ini dengan istilah intelectual curiosity, dsbnya
Penelitian2 modern menjelaskan bhw anak2 akan bisa belajar mandiri hanya dengan diberi "jalan" saja, tidak perlu dijejalkan, tdk perlu banyak formalitas yg bahkan mengekang kebebasan, kemerdekaan memilih dan curiositynya. Ada ahli parenting yg bilang bhw anak2 kita lebih pandai menjawab, daripada pandai bertanya.
_________________
Moderator
Ustad, terangkum dalam catatan kami sekitar satu setengah tahun yang lalu dalam diskusi grup awal Bandung 1. Salah satunya tentang fungsi pernikahan dan keluarga.
Saat itu disampaikan bahwa fungsi kedua lembaga ini untuk mendidik anak dan membangun kepemimpinan atau kemandirian berbasis potensi keluarga. Namun, di zaman sekarang misi dan fungsi itu nyaris tercerabut dari rumah.
Bolehkan dikuatkan kembali kepada kami ustad, tentang hal ini? Agar upaya pelambatan Aqil baligh tdk terjadi pada generasi anak2 kita 
 Ustad Harry:
Setiap makhluk tentu punya fungsi. Fungsi bagi manusia tentunya terkait dengan TUGAS atau MISI atau alasan kehadiran di muka bumi. Begitupula pernikahan, maka TUGAS atau MISI pernikahan adalah tugas peradaban. Seorang ustadz menyebut bahwa pernikahan adalah peristiwa besar peradaban. Karenanya Mitsaqon Gholizho, atau perjanjian besar dalam pernikahan yang disebut di dalam alQuran itu setara dengan penciptaan langit dan bumi itu sendiri.
Tugas Pernikahan atau Misi Pernikahan ada 2 yaitu Mendidik Generasi peradaban (Tarbiyatul Aulad) dan Memberi Manfaat dan Kepemimpinan Sesuai Potensi keunikannya (Family Core Mission).
Tanpa dua ini maka pernikahan menjadi rapuh dan rentan, suami istri dan anak berkumpul tanpa alasan kehadirannya yang hakiki. Bunda Septi menyebutnya "Gerombolan". Aqidah kita menyebutnya rumah yang tidak diterangi oleh alQuran dalam arti luas adalah tidak ada lagi tugas tugas utama yang dipandu oleh Kitabullah di dalam rumah kita.
Kasus perceraian saat ini konon mencapai 36 kasus per jam di Indonesia. Suami istri umumnya tidak lagi punya tugas pokok atau tidak lagi punya alasan mengapa mereka menikah. Semua hal di dalam rumah dioutsource kepada pihak ketiga, sejak makanan, sampai pendidikan. Rumah bagai jasad yang tidak lagi memiliki ruh, karena kosong dari pendidikan dan kepemimpinan.
Home Attack, hari ini bukan oleh eksternal namun oleh internal keluarga. Suami memusuhi istri, istri membenci suami, anak komplain pada orangtua, sementara orangtua komplain pada anak dstnya.
Maka kembalikanlah fitrah peran sejati mendidik anak, temukanlah kembali makna (meaning) permikahan dan misi inti keberadaan pernikahan sebagaimana alQuran dan alHadits telah menasehati banyak pentingnya pernikahan dan peran2 sejati di dalamnya ✅
1⃣ Bunda Viska-Banda Aceh dan
Bunda Feby-Semarang
Alquran pertama sekali diturunkan di mekah yg berupa surat surat pendek. Surat pendek ini banyak yg bercerita tentang hari kiamat, surga dan neraka. Saya sering membacakan juzamma utk anak2 dan biasanya mereka nagih ceritanya seperti apa. Jd akhirnya saya ceritakan sesuai dgn artinya.
1. Bukannya bermaksud menakuti tp apakah boleh bercerita seperti itu utk anak usia 0-7 thn.
2. Apakah itu akan membentuk imej negative terhadap konsep Islam?
3. Bagaimana cara memberikan imej positif tentang Islam bagi anak 0-7 thn?
4. Contoh Perbuatan2 seperti apa saja yang dapat merusak imagi2 positif?
5. Proses menghafal Al Quran sejak dini, sesuai fitrah kah?
6. Baru ada gambaran fitrah keimanan. Bagaimana fitrah belajar, bakat dan keimanan?
7. Anak diikutkan lomba, sesuaikah dengan fitrahnya yang berumur 5-7?
8. Apakah pada umur 5-7 sudah dapat kita bentuk/arahkan tanggung jawab dan disiplin? (yg sederhana, seperti merapikan mainan)
1⃣bunda Viska di Aceh dan bunda Feby di Semarang, yang baik...
Jika anak tidak memiliki fitrah yang harus dijaga keindahannya barangkali Rasulullah SAW tidak menegur seorang bunda yang menarik dengan keras bayinya yang pipis di pangkuan Nabi SAW karena malu. Jika tidak ada fitrah yang harus dirawat keindahannya barangkali Nabi SAW tidak membiarkan Hasan dan Husein kecil bermain kuda2an ketika Beliau Sujud. Jika tidak ada fitrah perkembangan yang harus diperhatikan barangkali Sholat diperintahkan sejak bayi lahir, tetapi sholat baru disampaikan sebagai perintah ketika anak berusia 7tahun. Apakah Rasulullah SAW lalai? Tentu saja beliau maksum.
Kita dilarang berlebihan dalam apapun apalagi dalam mendidik sehingga akan menciderai fitrah anak anak kita. Fitrah atau human nature ini walau sangat indah tetapi sangat rentan di masa awal pertumbuhannya. Fitrah ini ibarat benih. Kita tidak bisa berobsesi atau bernafsu cepat berbuah pada masa awal dengan gegabah memberikan pupuk dan air berlebihan dan tidak sesuai tahapannya.
1. Sebaiknya hindari kisah yang menakutkan dan membuat anak trauma, spt kisah neraka, kisah dajjal, hukuman, perang besar akhir zaman dll. Bahasa pendidikan adalah bahasa dakwah, yaitu mendahului berita gembira sebelum peringatan, mendahului perintah kebaikan daripada mencegah keburukan. Bahasa dakwah menuntut penguasaan ilmu kejiwaan yang mendalam. Bukan berarti karena ada dalilnya, maka harus disampaikan semuanya tanpa tahapan.
2. Sebaiknya anak kita tumbuh dengan memandang Islam sebagai agama yang indah dengan melihat sisi keindahannya lebih dulu. Agar anak mengenal ArRahman dan ArRahiem dahulu sebagai nama Allah yang utama dengan mendalam sebelum yang lainnya.
Kita tidak ingin anak kita di awal masa hidupnya, melaksanakan sholat, lebih karena rasa takut daripada rasa cinta. Imaji negatif, dapat melahirkan luka persepsi, dan kelak menimbulkan kesalahan pensikapan ketika dewasa baik thd dirinya, Tuhannya dan sekitarnya.
3. Kenalkanlah alHaq dengan keteladanan dan suasana keshalihan yang bergairah dan membahagiakannya. Ajaklah sholat dengan ekspresi yang penuh semangat dan gairah. Wajah sumringah setiap adzan berkumandang, tatapan mata penuh cinta ketika melantunkan ayat Allah dsbnya akan menjadi kesan mendalam sepanjang hayat anak anak kita. Tunjukkanlah (bukan katakan) keteladanan dengan penuh gairah dan alamiah bukan dibuat2, dstnya.
4. Kepalsuan, ketidakjujuran, manipulasi agama atau Allah agar anak patuh dengan mengatakan Allah tidak suka pada perbuatan yang Allah tidak mengatakan demikian hanya krn ingin anak patuh, hukuman atau hadiah yang tidak membangun kesadaran fitrah dan belum waktunya dll. Hukuman ini sesungguhnya untuk manusia yang sudah punya tanggungjawab moral dan sosial, bukan anak anak di bawah 7 tahun yang bahkan belum sadar ada dunia di luar dirinya.
5. Sesuai fitrah jika tidak memaksa, memasang target, mengambil waktu anak utk bermain, tidak mengabaikan keunikan anak, menghukum bila tidak melakukan, tidak menggunakan metode orang dewasa dll. Jika anak bagus hafalannya ya beri kesempatan utk lebih banyak menghafal (dengan tidak mengurangi waktunya bermain), tetapi jangan memaksa anak yang kurang bagus hafalannya. Perhatikan fitrah keunikan tiap anak dan metode yang sesuai dengan fitrah perkembangannya.
6.fitrah belajar dan bernalar sudah ada sejak lahir, kita hanya menemani agar anak teeus bergairah belajar dan bernalar dengan banyak memberinya inspirasi hebat dan idea keren, lalu memberinya kesempatan akses kepada sumber2 pengetahuan. Fitrah belajar golden age nya di usia 7-10, dengan cara terbaik adalah belajar di alam atau di kehidupan nyata.
Fitrah bakat juga sudah ada sejak lahir, tiap anak punya sifat bawaan yang berbeda satu sama lain. Bakat adalah personality productive pada tiap individu. Inilah fitrah bakat, yang kelak akan menjadi panggilan hidup atau peran peradaban anak anak kita. Sesungguhnya tiap manusia akan menjalani perannya sesuai sifat pembawaannya masing masing (17:84). Fitrah bakat ini diamati saja sejak lahir, diberi kesempatan menjalani beragam aktifitas yang relevan dengan sifat bawaan itu. InshaAllah kelak di usia 10 tahun, idealnya mulai mengkristal dan siap dikembangkan menjadi peran peradaban. Fitrah bakat golden age nya ada diantara usia 10-15 tahun, dikembangkan dengan konsisten dan disiplin.
7. Anak anak korban lomba sudah banyak dibahas dan ditulis para ustadz dan pakar. Apalagi lomba yang membuat tertekan dan sampai trauma seperti pildacil. Anak belum tentu menjadi dai, bahkan bisa membenci dakwah atau Islam sepanjang hayatnya. Sebaiknya lomba2 high stakes dihindari kecuali yang sifatnya fun tanpa target apapun.
8. Disiplin dalam beragam hal mulai ditegakkan dengan ketat namun bertahap ketika anak sudah diperintahkan sholat di usia 7 tahun. Inipun dengan menghindari disiplin dengan hukuman dan hadiah, karena anak yang disiplin tanpa kesadaran dan kecintaan akan meninggalkan amal baiknya ketika hukuman dan hadiah dihentikan.
Di bawah usia 7 tahun, sebaiknya lebih kepada keteladanan dan suasana yang bergairah dan kondusif untuk disiplin, bukan disiplin ala orang dewasa ✅
2⃣ Hepi-Gresik
1. Ust. Harry, seperti apakah konsep keimanan yang harus kita perkenalkan utk anak usia 2 tahun, selain dengan contoh sholat dan mengaji?
2. Apakah pahala dan dosa sudah bisa kita gambarkan di usia segitu? Terima kasih
2⃣ bunda/ayah Hepi yang baik dari Gresik,
1. Fitrah Keimanan ketika lahir adalah Tauhid Rubbubiyatullah, yaitu Allah sbg Robb (pencipta, pemberi rizqi, pemilik, pemelihara). Karena tiap bayi yang lahir sudah bersyahadah Rubbubiyah menurut alQuran (7:172). Maka sepanjang usia 0-6 tahun, pendidikan fitrah keimanan adalah penguatan aspek Rubbubiyah ini. Memberikan ASI eksklusif sesungguhnya adalah pendidikan fitrah keimanan, dengan penguatan aspek Allah sebagai pemberi rizqi, pemilik dan pemelihara. Maka dilarang berat menyusui sambil bergadget ria dsbnya. Fokuslah.
Kehadiran ayah dan ibu secara lengkap, penuh kasih sayang dan ketulusan juga menguatkan fitrah tauhid Rubbubiyatullah ini. Kelak kedekatan dengan orangtuanya akan melahirkan imaji positif ttg Allah dan kehidupannya kelak. Mengapa anak yatim sejak lahir harus dipelihara baik baik  diantaranya terkait fitrah keimanan ini, yang lahir dari kedekatan dan keteladanan.
Bukan berarti tidak mengenalkan Allah secara langsung, tetap kita kenalkan Allah melalui ciptaanNya. Ajak melihat langit, jangan ragu  kenalkan bahwa Allah ada di langit, Allahlah yang menciptakan semua yang anak kita kenal dstnya. Alam bawah sadar anak di bawah 7 tahun, masih terbuka lebar sehingga akan menerima dengan mendalam apapun yang kita katakan.
2. Saya kira anak usia di bawah 7 tahun, belum bisa dan belum perlu paham konsep ini, karena pahala dan hukuman hanya bisa dipahami oleh mereka yang sudah punya tanggungjawab moral dan sosial. Bahkan anak tidak punya dosa sampai usia aqilbaligh.
Tetapi katakanlah Allah akan "tambah" sayang jika melakukan kebaikan ini dan kebaikan itu.  ✅
3⃣Bunda Laila-Banda Aceh
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
1. Pada masa Pra Aqil Baligh wajarkah jika ada anak2 yg susah berinteraksi dengan lingkungan yang baru?. Lebih nyaman dan tenang berada diantara tools dan hasil kreasinya berjam-jam.
2. Apakah sejak pra Akil baligh anak2 sudah memiliki kecenderungan extrovert dan introvert? Dan bagaimana kami orangtua menyikapinya?
Terima kasih ustadz Harry
3⃣bunda Laila yang baik di Banda Aceh,
1. Tiap anak unik, merespon berbeda untuk tiap keadaan, ada anak yang perlu waktu untuk adaptasi sosialnya dan ada yang tidak perlu waktu. Ada anak yang suka bekerja sendiri dan ada anak yang suka bekerja team dstnya. Sepanjang tidak mengurung diri selamanya, artinya ada saat saat dimana dia juga bersosial walau tidak sehebat anak yang Allah karuniakan mudah bergaul.
Jika ananda sudah punya fokus aktifitas, bantu agar menjadi karya, masukkan dalam lingkungan yang menggemari aktifitas yang sama. Dia akan lebih nyaman dalam sosialnya.
Jika ananda sudah punya karya, coba ajak untuk bersosial dengan cara memasarkan karyanya, katakan bahwa karya harus bermanfaat bagi orang banyak, dan orang banyak harus mengenal kita sebagai seseorang yang punya karya. Karenanya ajak ananda untuk membuat channel channel sosial, online maupun offline.
2. Kecenderungan introvert dan extrovert sudah sejak lahir. Amati saja apakah itu bawaan lahir, atau pernah mengalami trauma dsbnya. Jika menjadi pendiam dan tertutup karena pernah mengalami trauma, spt di bully, atau mengalami tekanan atau pelecehan dsbnya maka harus dibantu penyelesaiannya.  Kadang harus melibatkan terapi dan konseling atau bahkan komunitas jika menyangkut sistem, misalnya dibully di sekolah ✅
4⃣ Bunda Mira-Bdg 2
Assalamualaikum bunda.
Anak saya umur 2 thn, dia lg mengalami fase yg katanya egonya sedang tinggi, galak, suka lempar barang,sedikit2 saya suka ceritakan mana yg tidak baik mana yg baik...tp kalau sudah maen sama tmnnya dia msh suka galak karena temannya suka begitu jg. Saya tidak mensterilkan dia dr lingkungan krn menurut saya bermain jg tahapan belajar sosialisasi tp dia lg senang2nya meniru.
1. Untuk usia segitu apa wajar seperti itu?
2. Sebaiknya apa tindakan saya untuk memberikan pengertian pada anak 2 thn? makasih bunda
4⃣bunda Mira yang baik di Bandung,
1. Ya usia di bawah 6 tahun, ego sedang pada puncaknya, anak merasa dirinya pusat semesta. Sepanjang sikap galak dan suka melempar adalah memang sifatnya sejak usia 3 bulan, atau bawaan lahir dan bukan karena "protes" karena ayahnya jarang dirumah misalnya, saya kira wajar.
Kita harus memahami seninya agar tidak merusak ego dan juga menginspirasikan perbuatan baik secara halus. Yang bunda lakukan sudah baik, tidak mengurungnya dan memberinya kesempatan menuntaskan egonya. Tentu ada masa masa berat dimana dimarahi tetangga atau berantem dengan anak tetangga dsbnya. Sepanjang tidak bahaya dan membuatnya trauma, tidak masalah.
2. Ketika ananda keluar egonya atau galak, jangan langsung memarahi atau menegurnya "on the spot" di tempat. Kita juga bisa jelaskan ke tetangga hal yang sama, bahwa itu egonya yang perlu diberi tempat.
Namun, bacakan atau dongengkan kisah kisah tentang kebaikan, berbagi bersama, tidak melempar, tidak galak dll. ketika menjelang tidur, ketika sedang di taman dll dalam suasana anak tidak sedang muncul egonya. InshaAllah bersamaan dengan usianya dan terpuaskan egonya juga pengenalan akhlak, dia akan mengenal dirinya dengan baik dan tahu menempatkan dirinya dalam sosial ✅
5⃣ Bunda Winy-Bdg 1
Aslkm.
Apakah di usia 0-7 thn blh dibuat aturan2/ batasan (spt batasan nonton TV; hanya blh mkn mie instan & permen seminggu sekali; dll) yg sdh disepakati b'sama? Dan apakah blh menetapkan hukuman jika aturan yg tlh disepakati dilanggar?
5⃣bunda Winy yang baik di Bandung,
Walau orangtua harus memberikan ruang dan kesempatan yang seluasnya bagi agar anak tumbuh indah dan juga agar fitrah anak tidak sampai rusak, bukan berarti membiarkan anak begitu saja. Orangtua tetap punya otoritas untuk mengarahkan dengan cara yang tidak merusak fitrah tentunya.
Aturan harus ditentukan dan konsisten diterapkan, namun tanpa hukuman juga tanpa hadiah, tetapi dengan cinta dan keteladanan. Anak 0-7 belum bisa menyepakati dengan konsisten, kitalah yang memberinya gairah untuk melakukan yang baik. Jangan katakan "Dilarang nontong TV, tetapi katakan dengan ekspresif bahwa didongengkan atau dibacakan buku atau bermain di alam lebih seru". Jangan katakan "Dilarang makan mie instan, tetapi katakan dengan ekpresif bahwa makan sayur lebih enak".
Cara terbaik agar anak suka sayur, adalah makanlah sayur dengan nikmat dihadapan anak.
Cara terbaik agar anak suka dibacakan buku atau dikisahkan atau bermain di alam, maka orangtua harus melakukannya dengan seru dan keren.
Jadi hal hal yang merusak fitrah, harus masuk dalam aturan. Menurut saya menonton TV dan makan mie instan itu merusak fitrah jasadiah dan fitrah belajar.
Sekali lagi, jangan gunakan hukuman dan hadiah, tetapi tunjukkan secara ekspresif dengan teladan dan dengan cinta  ✅
 Framework Operasional HE (4 Fitrah) 
6⃣Ayah Abdul Kholik-Semarang
Apakah pada usia anak 0-7 ini jika kita jaga fitrahnya saja dengan membiarkan berkembang sendiri tanpa di stimulus akan lebih baik dari pada diberi muatan belajar yg membebani anak?
6⃣Ayah Abdul Kholik yang baik di Semarang,
Mendidik fitrah bukan berarti membiarkan berkembang sendiri, tetapi menemani dan membantunya untuk tumbuh. Stimulasi tergantung tipe fitrahnya, tetapi bukan manipulasi fitrah, seperti menemukan gaya belajar anak lalu memanfaatkannya untuk pengisian sesuatu yg tidak relevan dengan fitrah anak.
Fitrah Iman, ini akan tumbuh baik dengan keteladanan dan atmosfir keshalihan di rumah, bukan banyak didoktrin. Fitrah Belajar, akan tumbuh baik dengan memberi inspirasi dan idea menantang. Fitrah Seksualitas akan tumbuh baik jika kedekatan dan sosok ayahibu hadir, fitrah bakat akan tumbuh baik dengan membantu anak utuk konsisten dalam aktifitas yang relevan dengan sifatnya dstnya.
Pemberian muatan belajar tentu ada namun sifatnya pancingan, kita tidak mungkin mengajarkan semua hal pada anak. Anak yang terlalu banyak diajarkan akan minta diajarkan sepanjang hidupnya. Sampai kapan dan semampu apa kita mengajarkan berbagai hal pada anak kita? Karenanya lebih penting membangkitkan gairah fitrah belajar anak, karena jika fitrah belajrnya tumbuh paripurna, maka anak akan belajar mandiri sepanjang hidupnya ✅
7⃣ bunda Hany-Mojokerto
Assalamualaikum.
Apakah pengaruh lingkungan mempengaruhi fitrah anak kita? Karena terkadang anak meniru bahasa dan apa yg dilakukan temannya.
7⃣bunda Hany yang baik di Mojokerto,
Fitrah atau human nature ini walaupun sangat bagus luar biasa, namun dia sangat rentan sehingga memerlukan penguatan, nah itulah perlunya pendidikan, itulah mengapa kita diamahkan untuk mendidik fitrah. Yang merusak fitrah bukan hanya lingkungan tetapi juga bisa saja orangtuanya, sikap lebay obsesif atau lalai pesimis dari orangtua juga berpotensi besar merusak fitrah anak anaknya.
Karenanya, mohonkan pada Allah agar kita diluruskan fitrahnya, mendekatlah pada Allah dengan sedekat mungkin demi anak anak kita. Bangunlah sepertiga malam terakhir, agar Allah berikan qoulan sadida, yaitu tutur yang indah berkesan, idea yang bernas dan inspirati, tindakan dan sikap yang pantas diteladai oleh anak. Mintalah agar Allah yang mendidik anak anak kita secara langsung lewat lisan kita, lewat fikiran kita, lewat tangan dan tindakan kita, karena kitalah yang diamanahi untuk mendidik anak anak kita. Ingatlah bahwa karunia anak adalah karunia terindah dalam hidup kita, fitrah kita akan membaik ketika kita mendidik fitrah anak anak kita dengan sungguh sungguh. Raise your child, raise yourself.
Jika anak anak kita tumbuh fitrahnya dengan baik dan memiliki kita secara dekat dan menjadi figur terbaik, maka semua kerusakan di luar rumah akan tidak berarti, membuat anak kita semakin imun, karena mereka akan meminta fatwa selalu dari orang terdekat yanglurus fitrahnya, yaitu kita, orangtuanya ✅
8⃣ Bunda Nafis-Demak
Pertanyaan:
Bagaimana cara membangkitkan fitrah keimanan yg sifatnya pembiasaan sehari2 yg lgsg bs sy praktekan di rmh? (Utk anak laki usia 4 th dan perempuan usia 2 th).
8⃣bunda Nafis yang baik di Demak,
Fitrah Keimanan atau Tauhid ini sudah ada sejak di alam rahim, karena tiap manusia pernah bersaksi bahwa Allah sebagai Rabb ketika di alam rahim (7:172). Tugas kita memperkokohnya, merawatnya dan menumbuhkannya sejak anak anak lahir.
Fitrah keimanan ini dikuatkan atau dibangkitkan dengan keteladanan yg tulus dan atmosfir keshalihan agar gairah cinta anak anak pada Allah, pada Rasulullah SAW, pada Islam, pada alQuran dan semua kebaikan2 membuncah buncah.
Memberi ASI eksklusf adalah awal menguatkan fitrah keimanan, anak akan merefleksikan orangtuanya sebagai pemberi rezqi, pelindung, perawat dstnya, sebelum mengenal Allah. Lalu ketika anak sudah bisa mengerti apa kita ucapkan biasanya usia 2 tahun ke atas, kenalkanlah Allah dengan lugas dan langsung, bawalah ke alam setiap menjelang malam, ajaklah melihat bintang atau bulan atau matahari lalu katakanlah Allah yang menciptakan semuanya. Lakukan setiap ada kesempatan dan momen, misalnya ketika makan, katakanlah Allah yg memberikan ini semua.
Ketika sudah bisa berdiri, contohkanlah sholat, ajaklah jalan ke masjid, ajaklah menyantuni fakir miskin tentu tanpa paksaan, pancing gairahnya untuk cinta pada kebenaran. Gairah yg muncul karena keteladanan dan suasana keshalihan lebih abadi daripada pembiasaan. Dalam banyak pembiasaan bisa pudar, tetapi kecintaan yang dalam dan berkesan akan melekat seumur hidupnya. Senyumlah dengan ekspresi yang indah ketika adzan bergema, tunjukkan depan anak anak kita sholat dengan semangat dah bergairah, bahagiakan anak dengan gairah sholatnya walau hanya satu dua gerakan, jangan dipaksa sholat tepat waktu dan tertib untuk anak di bawah 7 tahun, dia akan membenci sholat nantinya. Sudah mau bergerak ketika mendengar adzan saja sudah bagus, sudah mau satu dua gerakan saja sudah bagus. Tidak ada anak di bawah 7 tahun suka gerakan sholat, krn sangat formal dan kaku, jangan marahi mereka jika tdk tertib dan sempurna karena memang belum waktunya. Itulah mengapa Allah baru memerintahkan sholat nanti di usia 7 tahun, agar selama masa 0-6 tahun kita punya waktu untuk membangun gairahnya. Semoga ketika perintah sholat datang  ananda akan menyambutnya dengan suka cita. ✅
9⃣Sayfarida-Bondowoso
Sekarang ini sekolah TK kan sdh diberi pelajaran calistung. Sedangkan fitrah belajar anak kan tdk boleh dipaksakan dia akan berkembang sendiri.
Pertanyaannya.
1. Apakah perlu di rumah qta jg mensuport anak untuk belajar calistung supaya bisa?
2. Jika temen2nya byk yg sdh lancar apakah qt jg harus ttp mengajarinya supaya tdk ketinggalan tmn2nya?
3. Suatu misal ada perkataan dr anak tersebut, "temenku sdh naik jilid bukunya, aq belum". Apa yg harus qta lakukan sbg ortu? Trima kasih ustad.
9⃣bunda Sayfarida yang baik di Bondowoso,
1. Saya khawatir jika calistung diajarkan sejak dini, fitrah belajarnya malah mati. Anak yg bisa membaca sejak dini belum tentu suka buku, anak yang bisa berhitung sejak dini belum tentu logika dan nalarnya tumbuh. Ada edaran dari diknas yg melarang mengajarkan calistung di PAUD atau TK.
2. Tidak perlu khawatir jika ananda lebih lama bisa membaca, itu bukan pertanda dia bodoh. Beberapa anak jenius malah sulit membaca. Intinya yang penting anak suka buku, gairahkan rasa suka pada buku dengan membacakan dengan ekpresif banyak buku yang bagus dan bersastra baik. Pada saatnya anak akan bisa baca sendiri dan akan suka buku sepanjang hayatnya.
Indonesia peringkat ke 46 dari 47 negara di dunai yang siswanya "malas membaca", saya mendunga ini terjadi karena PAUD terlalu cepat mengajarkan calistung. Jangan pernah membanding2kan anak ya bunda, tiap anak berbeda, dan tidak harus sama, masing2 punya keistimewaan. Rileks saja.
3. Katakan bahwa bunda tidak pernah menuntut apapun, bunda  tidak memaksa kamu untuk seperti orang lain, teruslah belajar dengan semangat.✅
 Bunda Tri-bogor
Assalamualaikum ustadz, bagaimana dengan fitrah bakat. Terus terang kami belum bisa membaca fitrah bakat anak kami yg berumur 7 tahun,aktifitasnya masih random, cenderung ke aktifitas yg banyak mengeluarkan keringat (lari, sepeda, koprol,manjat pagar, main bola, dll) dan kalau itu tidak tersalurkan akhirnya cenderung mengganggu kaka2 nya.
bunda Tri yang baik di Bogor,
Kalem bunda, bakat itu di usia 7 tahun memang belum terlihat benar, nampak berubah rubah. Tugas bunda adalah
1. Kenali keistimewaan sifat atau keistimewaa fisik anak, cara nya amati dan catat sifat atau fisik yang dominan.
2. Lalu bantu ananda untuk  banyak beraktifitas yang relevan dengan sifatnya. Jika sifatnya suka berbagi, maka lihat aktiftas apa yang relevan yang disukai, misalnya suka berbagi ilmu (guru/pendidik), suka berbagi harta (sosial), suka berbagi jasa (dokter dll), intinya berikan beragam peran, ajak mengunjungi beragam profesi. Lakukan sejak ananda usia 7 sampai 10. Catat dan dokumentasikan hal hal yg istimewa yang dilakukan dan anak enjoy melakukannya/
3. Nanti di usia 10, jika bunda punya catatan dan dokumentasi yang rapih, akan terlihat polanya. Pola inilah yang sebenarnya peran yang harus dikembangkan untuk kemandiriannya. Berikan pendamping bakat dan akhlak. ✅
1⃣1⃣ Bunda Nurul Nufurita-Banda Aceh
Terkait pendidikan pre akhil baliq diatas..kita hanya menemani anak2 dlm menjaga fitrahnya. Nah..aplikasi di lapangan kdg dilema. Ketika kita tinggal bersama mertua ato klrg besar, mereka menganggap ada pembiaran ktka anak2 tdk sesuai dgn standar mereka. Ujung2nya emosi jd tak terkendali. Bgm mengejawantahkan pemeliharaan fitrah dlm praktek kehidupan yg heterogen?
1⃣1⃣bunda Nurul yang baik di Banda Aceh,
Kalau yang dimaksud Pre Aqilbaligh itu antara usia 10 - 14, tugas kita memang menemani, tetapi bukan diam saja. DI tahap ini kita berperan sebagai mentor atau coach, yang menjadi pendamping pribadi untuk pengembangan bakat dan akhlak. Banyak hal yang cukup menyibukkan kita pada tahap ini,
1. Pengamatan dan pemetaan bakat
2. Perancangan personalized curriculum berbasis bakat bersama anak
3. Penyiapan Bisnis atau serfitikasi profesi anak dsbnya.
Jika yang dimaksud pre aqilbaligh usia 7 - 10 tahun, maka peran kita sebafai guide yang mengarahkan pada aktifitas yang relevan, belajar di dunia nyata dstnya. Tahap ini juga lumayan sibuk.
Jika yang dimaksud pre aqilbaligh di bawah usia 7 tahun, nah peran kita sebagai fasilitator yang membuat anak nyaman dan utuh egonya serta berkembang abstraksi dan imaji2nya dengan positif dan baik.
Ibarat petani, kita rileks di awal dan makin sibuk menjelang berbuah ✅
1⃣2⃣ Rohendi-Bdg1
bagaimana cara membangkitkan fitrah belajar anak? bagaimana pula cara memeliharanya?
1⃣2⃣Ayah Rohendi yang baik di Bandung,
Fitrah belajar dan bernalar, dirawat dan ditumbuhkan dengan gagasan gagasan yang menantang dan inspirasi2 hebat yang memancing gairah bereksplorasi dan meneliti melalui proyek proyek belajar yang seru. Kita harus banyak idea dan inspirasi hebat, agar anak tertantang lalu mengantarkan mereka pada sumber2 pengetahuan yang tepat dan beragam. Hindari perilaku belajar karena ujian, belajar karena dimarahi, belajar karena disuruh dll✅
1⃣3⃣ Ayah M. Nanang-Malang
1. Hal apa saja yang tidak boleh dilakukan orang tua dalam mendidik anak2 usia 0-7 tahun yang mana hal tersebut berpengaruh negatif terhadap perkembangan fitrah dan potensi anak
2. Langkah langkah apa yg perlu dilakukan ortu agar anak bisa bisa menemukan passionya sejak usia dini?
3. Bagaimana cara mengarahkan anak yg telah melakukan suatu hal yg dirasa tidak tepat bagi orang dewasa seperti buang2 air di kamar mandi, buang sampah tidak pada tempatnya dll, yg mana sudah sering kita sampaikan kalau hal tsb tidak baik,apa hal tsb bagian dr fitrah anak usia 0-7 tahun? Bgmn sikap kita yg tepat sebagai ortu?
1⃣3⃣ayah M, Nanang yang baik di Malang
1. Tergesa, memaksa, memanipulasi, memasang target, mengurangi hak anak bermain, tidak mengajaknya bermain dan membacakan buku dengan sasrta baik. Hindari pembeian kognitif seperti calistung, bahasa asing dii usia ini.
2. SIlahkan lihat jawaban 
3. Amal baik akan berlangsung panjang dan abadi jika anak bergairah dan suka melakukannya. Anak akan bergairah dan suka melakukannya karena keteladanan yang ekspresif dan suasana keshalihan di rumah yang inspiratif. Sebagai contoh, lebih mudah mana orang membuang sampah di pasar kumuh atau di bandara yang bersih?
Nah, anak anak juga demikian, firah mereka seperti pemancar, menangkap frekuensi kebaikan di sekitarnya, makin besar keteladanan dan suasana keshalihan semakin bagus frekuensi kebaikan bagi fitrah mereka ✅