Indahnya Belajar dan Mengajar

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
Posted by admin - -


Banyak pertanyaan tentang kapan dan di mana kami berkenalan. Awal kami berkenalan, kurang lebih dua tahun yang lalu. Ya, Oktober 2010, tepatnya tanggal berapa sudah lupa.. Awal mulanya, dia menghubungi seorang ustadz yang kebetulan istri ustadz tersebut kenal aku. Singkat cerita kami dikenalkan, istilah jadulnya dijodohkan, istilah islam(i)nya diproses untuk taaruf, istilah gaulnya dicomblangin..
Setelah masing-masing saling mengirim biodata, kami pun bertemu untuk pertama kalinya. Keputusan pertemuan itu karena kami sudah membaca biodata masing-masing dan ada beberapa kesesuaian -di atas kertas tentunya-. Aku menyuruhnya datang ke rumah orang tuaku sekalian berkenalan dengan ortuku. Jadi, sekarang sudah terjawabkan, kami bertemu untuk pertama kali ya di rumah ortuku di Jogja. 

Dia pun datang ke rumah. Istilah 'resmi' versi 'islam(i)'nya disebut nadhor. Terus terang, aku bukan orang yang mengikuti istilah-istilah itu secara kaku. Menurutku, tata urutan dalam proses taaruf bukanlah peraturan baku, melainkan sebagai kemudahan dalam memberikan batasan kepada kita untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak disenangi oleh Allah (misal : berdua-duaan, zina mata, dsb).

Aku, ibuku, bapakku dan dia 'ngobrol' untuk pertama kalinya di ruang tamu (ya iyalah masa di kamar mandi :p). Nggak mudah mengawali 'obrolan' semacam itu, untunglah kami tertolong dengan history almamater sekolah yang sama. Nggak lama-lama, aku dan ibuku langsung masuk ke dalam, nyiapin makanan (aku cuman membantu ibuku aja loh, ibuku yang jadi juru masaknya hehehe :D). 

Pada kunjungan pertamanya ke rumah ortuku, yang sekaligus menjadi pertemuan pertama kami, dia lebih banyak dan lebih lama ngobrol dengan bapakku. Apakah itu disebut kesengajaan atau tidak, aku tidak menyengajakan. Hanya saja, aku ingin bapakku menilainya, dan penilaian bapakku lah yang akan menjadi dasar apakah proses perkenalan kami layak dilanjutkan atau tidak.