🙋 *BELAJAR MENJADI MANAJER KELUARGA* 🙋 Senin, 6 Maret 201
👸 Fasilitator : mb Yhani dan mb Sukeng
👸 ketua Kelas : mbak Anita
👸 korming : Nur Hasanah.
Bunda, terima kasih sudah membuat beberapa kategori tentang 3 hal aktivitas yang anda anggap penting dan tidak penting dalam hidup anda.
Dalam menjalankan peran sebagai manejer keluarga, *_manajemen waktu_* menjadi hal yang paling krusial.
Karena waktu bisa berperan ganda, memperkuat jam terbang kita, atau justru sebaliknya merampasnya. Tergantung bagaimana kita memperlakukannya.
Masih ingat istilah *_DEEP WORK_* dan *_SHALLOW WORK_*?
Dulu kita pernah membahas hal ini di awal-awal kelas. Tahapan-tahapan yang kita kerjakan kali ini adalah dalam rangka melihat lebih jelas bagaimana caranya shallow work kita ubah menjadi Deep Work.
Kita akan paham mana saja aktivitas yang memerlukan fokus, ketajaman berpikir sehingga membawa perubahan besar dalam hidup kita.
1⃣. *Refleksikan aktivitas dan kemampuan manajemen waktu kita selama ini*
Menurut Covey, Merrill and Merrill (1994) cara yang paling baik dalam menentukan kegiatan prioritas adalah dengan membagi kegiatan kita menjadi penting-mendesak, penting-tidak mendesak, tidak penting-mendesak dan tidak penting-tidak mendesak .Menurutnya, segala hal yang kita kerjakan dapat digolongkan kedalam salah satu dari empat kuadran tersebut.
Agar lebih jelas , silakan teman-teman belajar memasukkan aktivitas-aktivitas yang selama ini kita lakukan dalam kategori kuadaran di bawah ini.
2⃣ *Setelah aktivitas terpetakan, fokuslah pada hal-hal yang penting (baik mendesak atau tak mendesak) karena pada kegiatan yang penting inilah seharusnya kita mengalokasi paling banyak waktu yang kita miliki*
3⃣ *Rencanakan dengan baik semua aktivitas yang anda anggap penting*
Kita akan kehabisan waktu, tenaga dan sering gelisah jika kita sering melakukan kegiatan yang sifatnya penting dan mendesak.
Contoh : Mengumpulkan NHW matrikulasi itu anda masukkan kategori aktivitas Penting, karena kalau tidak mengumpulkan kita akan mendapatkan peluang tidak lulus.
Sudah ada deadline yang diberikan oleh fasilitator. Andaikata kita memasukkannya ke kuadran 2, artinya kita akan masukkan NHW dalam perencanaan mingguan kita, membuat hati lebih tenang. Tetapi kalau tidak kita rencanakan, NHW itu akan masuk ke aktivitas kuadran 1, dimana penting bertemu dengan genting (mendesak) paling sering membuat kita gelisah di saat detik-detik terakhir deadline pengumpulan.
Kalau ini berlangsung terus menerus, maka kita akan cepat capek dan stress yang berlebihan karena terlalu sering dibombardir oleh masalah dan krisis yang datang bertubi-tubi. Jika ini terjadi, secara naluriah, kita akan lari ke kuadran 4. yang sering kali tidak memberikan manfaat bagi kita.
Idealnya, semakin banyak waktu yang kita luangkan di kuadran 2, secara otomatis akan mengurangi waktu kita di kuadran 1 dan 3, apalagi kuadran 4, karena dengan perencanaan dan persiapan yang matang, banyak masalah dan krisis yang akan timbul dikemudian hari dapat dihindari.
4⃣ *Membuat kandang waktu ( time blocking) untuk setiap aktivitas yang harus anda kerjakan*
Membuat agenda mingguan dan harian dengan mengaplikasikan teori *_time blocking_*dan *_cut off time_*KIta bisa membagi secara rinci aktivitas harian dalam hitungan jam atau menit agar waktu tidak terbuang sia-sia
5⃣ *Unduh Aplikasi atau buku catatan untuk membantu kita mengorganized semua jadwal kita*
Saat ini ada banyak aplikasi organizer yang bisa membantu dan mengingatkan kita setiap saat.
Sampai disini mungkin ada diantara kita yang bertipe "unorganized" ( menyukai ketidakteraturan, termasuk waktu )
Sehingga muncul pertanyaan,
"Mengapa sih harus repot-repot dan sangat detail dengan manajemen waktu?"
Kalau menurut teori Cal Newport,
Semakin detail manajemen waktu anda, semakin bagus pula kualitasnya.
Semakin bagus kontrolnya, semakin bagus pula efeknya.
Sekarang tinggal dipilih anda mau tipe yang organized shg menggunakan *_TIME BASED ORGANIZATION_* atau tipe yang unorganized dan menggunakan *_RESULT BASED ORGANIZATION_*
Kalau time based artinya kita akan patuh dengan jadwal waktu yang sudah kita tulis. Dan komitmen menerima segala konsekuensi apabila melanggarnya.
Apabila RESULT BASED ORGANIZATION anda perlu membuat pengelompokan kegiatan saja. Boleh dikerjakan kapanpun, selama Komitmen terhadap target/hasil yang sudah dicanangkan, bisa terpenuhi dengan baik.
Apapun tipe anda dan keluarga KOMITMEN tetap nomor satu.
Di Ibu Profesional, manajemen waktu ini wajib dikuasai dan diamalkan oleh para ibu sebelum masuk ke tahap bunda produktif.
Kita perlu menekankan pentingnya membuat rencana kerja untuk setiap minggu dan setiap hari, dengan memprioritaskan aktifitas yang penting.
Dengan demikian diharapkan kita dapat menjadi lebih produktif tanpa lelah dan stress yang berlebihan.
*_Demi masa,semoga kita semua tidak termasuk golongan orang yang menyia-nyiakan waktu_*
Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/
_Sumber Bacaan_ :
_Materi Matrikulasi IIP batch #3 sesi #6, Ibu Manajer Keluarga handal, 2017_
_Hasil NHW#6, Peserta Matrikulasi IIP, 2017_
_Malcolm Galdwell, Outliers, Jakarta, 2008_
_Steven Covey, the seven habits, Jakarta, 1994_
👸 Fasilitator : mb Yhani dan mb Sukeng
👸 ketua Kelas : mbak Anita
👸 korming : Nur Hasanah.
Bunda, terima kasih sudah membuat beberapa kategori tentang 3 hal aktivitas yang anda anggap penting dan tidak penting dalam hidup anda.
Dalam menjalankan peran sebagai manejer keluarga, *_manajemen waktu_* menjadi hal yang paling krusial.
Karena waktu bisa berperan ganda, memperkuat jam terbang kita, atau justru sebaliknya merampasnya. Tergantung bagaimana kita memperlakukannya.
Masih ingat istilah *_DEEP WORK_* dan *_SHALLOW WORK_*?
Dulu kita pernah membahas hal ini di awal-awal kelas. Tahapan-tahapan yang kita kerjakan kali ini adalah dalam rangka melihat lebih jelas bagaimana caranya shallow work kita ubah menjadi Deep Work.
Kita akan paham mana saja aktivitas yang memerlukan fokus, ketajaman berpikir sehingga membawa perubahan besar dalam hidup kita.
1⃣. *Refleksikan aktivitas dan kemampuan manajemen waktu kita selama ini*
Menurut Covey, Merrill and Merrill (1994) cara yang paling baik dalam menentukan kegiatan prioritas adalah dengan membagi kegiatan kita menjadi penting-mendesak, penting-tidak mendesak, tidak penting-mendesak dan tidak penting-tidak mendesak .Menurutnya, segala hal yang kita kerjakan dapat digolongkan kedalam salah satu dari empat kuadran tersebut.
Agar lebih jelas , silakan teman-teman belajar memasukkan aktivitas-aktivitas yang selama ini kita lakukan dalam kategori kuadaran di bawah ini.
2⃣ *Setelah aktivitas terpetakan, fokuslah pada hal-hal yang penting (baik mendesak atau tak mendesak) karena pada kegiatan yang penting inilah seharusnya kita mengalokasi paling banyak waktu yang kita miliki*
3⃣ *Rencanakan dengan baik semua aktivitas yang anda anggap penting*
Kita akan kehabisan waktu, tenaga dan sering gelisah jika kita sering melakukan kegiatan yang sifatnya penting dan mendesak.
Contoh : Mengumpulkan NHW matrikulasi itu anda masukkan kategori aktivitas Penting, karena kalau tidak mengumpulkan kita akan mendapatkan peluang tidak lulus.
Sudah ada deadline yang diberikan oleh fasilitator. Andaikata kita memasukkannya ke kuadran 2, artinya kita akan masukkan NHW dalam perencanaan mingguan kita, membuat hati lebih tenang. Tetapi kalau tidak kita rencanakan, NHW itu akan masuk ke aktivitas kuadran 1, dimana penting bertemu dengan genting (mendesak) paling sering membuat kita gelisah di saat detik-detik terakhir deadline pengumpulan.
Kalau ini berlangsung terus menerus, maka kita akan cepat capek dan stress yang berlebihan karena terlalu sering dibombardir oleh masalah dan krisis yang datang bertubi-tubi. Jika ini terjadi, secara naluriah, kita akan lari ke kuadran 4. yang sering kali tidak memberikan manfaat bagi kita.
Idealnya, semakin banyak waktu yang kita luangkan di kuadran 2, secara otomatis akan mengurangi waktu kita di kuadran 1 dan 3, apalagi kuadran 4, karena dengan perencanaan dan persiapan yang matang, banyak masalah dan krisis yang akan timbul dikemudian hari dapat dihindari.
4⃣ *Membuat kandang waktu ( time blocking) untuk setiap aktivitas yang harus anda kerjakan*
Membuat agenda mingguan dan harian dengan mengaplikasikan teori *_time blocking_*dan *_cut off time_*KIta bisa membagi secara rinci aktivitas harian dalam hitungan jam atau menit agar waktu tidak terbuang sia-sia
5⃣ *Unduh Aplikasi atau buku catatan untuk membantu kita mengorganized semua jadwal kita*
Saat ini ada banyak aplikasi organizer yang bisa membantu dan mengingatkan kita setiap saat.
Sampai disini mungkin ada diantara kita yang bertipe "unorganized" ( menyukai ketidakteraturan, termasuk waktu )
Sehingga muncul pertanyaan,
"Mengapa sih harus repot-repot dan sangat detail dengan manajemen waktu?"
Kalau menurut teori Cal Newport,
Semakin detail manajemen waktu anda, semakin bagus pula kualitasnya.
Semakin bagus kontrolnya, semakin bagus pula efeknya.
Sekarang tinggal dipilih anda mau tipe yang organized shg menggunakan *_TIME BASED ORGANIZATION_* atau tipe yang unorganized dan menggunakan *_RESULT BASED ORGANIZATION_*
Kalau time based artinya kita akan patuh dengan jadwal waktu yang sudah kita tulis. Dan komitmen menerima segala konsekuensi apabila melanggarnya.
Apabila RESULT BASED ORGANIZATION anda perlu membuat pengelompokan kegiatan saja. Boleh dikerjakan kapanpun, selama Komitmen terhadap target/hasil yang sudah dicanangkan, bisa terpenuhi dengan baik.
Apapun tipe anda dan keluarga KOMITMEN tetap nomor satu.
Di Ibu Profesional, manajemen waktu ini wajib dikuasai dan diamalkan oleh para ibu sebelum masuk ke tahap bunda produktif.
Kita perlu menekankan pentingnya membuat rencana kerja untuk setiap minggu dan setiap hari, dengan memprioritaskan aktifitas yang penting.
Dengan demikian diharapkan kita dapat menjadi lebih produktif tanpa lelah dan stress yang berlebihan.
*_Demi masa,semoga kita semua tidak termasuk golongan orang yang menyia-nyiakan waktu_*
Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/
_Sumber Bacaan_ :
_Materi Matrikulasi IIP batch #3 sesi #6, Ibu Manajer Keluarga handal, 2017_
_Hasil NHW#6, Peserta Matrikulasi IIP, 2017_
_Malcolm Galdwell, Outliers, Jakarta, 2008_
_Steven Covey, the seven habits, Jakarta, 1994_