Seri Kulwap Ibu Profesional Bogor #2
Selasa, 9 Juni 2015
Tema : Serba-serbi Home Education & Home Schooling
Nara sumber : mbak Bairanti ipb1
Petugas kulwap :
Admin : Desy nur
Host : Lia Raditya
Co-host : Kunindya
Edifikasi nara sumber
■Biodata Singkat :
Nama : Bairanti Asriandhini Marwan (Suami : Herry Nugraha)
Usia : 33 thn
Pendidikan terakhir : IPB jurusan Statistika (S1)
Aktivitas : IRT, membina 4 kelompok tarbiyah, pembina komunitas#anth Kota Bogor.
■Anak :
1. Anak pertama usia 13thn, sekarang bersekolah di AlTaqwa college (ketika SD melaksanakan HS)
2. Anak kedua usia 10 thn - HS
3. Anak ketiga usia 6.5 thn-HS
4. Anak keempat 2.4thn -HS
Prolog materi :
■Home Education (Pendidikan Berbasis Rumah)
Rumah adalah madrasah pertama anak-anak, dari rumah mereka sejatinya mengetahui hal hal mendasar tentang kehidupan, tentang mengenal Tuhannya, mengenal dirinya, mengetahui tujuan hidupnya, mengetahui apa pedoman hidup dan siapa yang harus dijadikan keteladanan.
Sampai anak-anak memasuki taklif (baligh) maka orangtua lah yang berkewajiban membuat Garis Besar Kurikulum Pendidikan Anak2nya agar hal hal mendasar yg tersebut diatas bisa dipenuhi.
Garis Besar Kurikulum tsb bertujuan untuk menjaga kesucian fitroh anak. Karena anak-anak kita, Allah titipkan, sekali lagi Allah titipkan, dalam keadaan fitroh, dan tugas utama orangtua adalah menjaga fitroh anak sehingga di masa ketika amal perbuatan mereka sudah diperhitungkan oleh Allah, mereka sudah siap menunaikan misi suci hidupnya yaitu mjd hamba Allah & menjadi khalifah (peran kepemimpinan) di bumi.
Untuk kurikulum keluarga kami, tentu saja sangat jauh dari sempurna. Kami masih terus belajar, merevisi di sana sini, menghadapi berbagai permasalahan, tantangan, semangat yang turun naik dan hal hal yg bs melemahkan penunaian misi penjagaan keluarga dr api neraka. Namun jika kami mengingat kembali tujuan akhir hidup manusia maka selalu kami berharap, agar ikhtiar ini (Home education) dicatat Allah sebagai usaha menjaga diri dan keluarga dari api neraka (tugas keluarga muslim-lihat surat At-Tahrim)
■ Pelaksaan Kurikulum Pendidikan Berbasis Keluarga ■Tentu saja di tataran teknis, variasi pelaksanaan Kurikulum Keluarga bisa dilaksanakan secara beragam. Bisa Homeschooling, bersekolah, pesantren, mengikuti les, magang, dll. Asalkan kesemua teknis pelaksanaan kurikulum itu seiring dengan visi misi kurikulum pendidikan keluarga kita. Jika tidak seiring, untuk apa kita memilihnya ? Tinggalkan segera karena akan berpotensi merusak fitroh anak.
■Beberapa prinsip menyusun kurikulum pendidikan Keluarga *berdasarkan pengalaman*
1. Menjaga fitroh suci anak (fitroh keimanan, fitroh belajar, fitroh bakat, fitroh perkembangan-termasuk jenis kelamin) --- lebih lengkapnya bisa mengikuti berbagai kajian Pa Harry Santosa ttg pendidikan berbasis fitroh.
2. Diusia 0-5 tahun, membangun jiwa harus diutamakan diutamakan daripada membangun akal dan fisik. Di tahun tahun setelahnya, tentu saja porsi membangun jiwa harus tetap besar.
3. Di keluarga kami teknis pelaksanaan kurikulum pendidikan klrg :
- Pembangunan jiwa (secara reguler) dihandle penuh oleh orangtua
- Kompetensi Dasar dihandle oleh orangtua, seperti : mengenal Allah, Mengenal Qur'an, mengenal Rasul, rukun iman, rukun islam, mengenal diri sendiri, kemampuan baca Qur'an, menghapal Qur'an juz 30 dan 29, bacaan & gerakan thoharoh & sholat, mencari inspirasi dari AlQur'an, calistung, menganalisis realita dr sudut pandang agama, dsb.
Mengapa kami bersemangat untuk menghandle ? Karena Allah menilai proses yg dilakukan orangtua bukan hasil, karena pahala2 amal tersebut sungguh disayangkan jika diambil oleh pihak lain (misal sekolah atau guru ngaji )
■Variasi teknis pelaksanaan kurikulum pendidikan keluarga kami :
- mengikuti bimbel/les yg sesuai dengan visi misi keluarga.
- mengikuti kegiatan madrasah sore (semodel TPA) *status baru akan dimulai pertengahan april ini
- mengikuti kegiatan outbond (bermitra dg salah satu sekolah alam)
- memiliki perpustakaan di rumah
- semua anggota keluarga diatas 9 thn mengikuti tarbiyah rutin untuk membangun pribadi yang siap beramal jama'i dan memberi kontribusi untuk umat.
Demikian sharingnya, semoga bermanfaat.
❓Tanya - jawab ✅
1⃣Mengenai HS bolehkan minta contoh jadwal kegiatan harian anak2 HS ?
Apa HS harus mengacu pada kurikulum diknas? Mengingat anak2 hs nanti juga harus mengikuti ujian persamaan.
Untuk anak dibawah usia 10 tahun materi apa yg utama dikenalkan? Ada yg mengatakan yg penting aqidah, matematika dan sains apa benar hanya 3 ilmu itu saja bagaimana dg sejarah dan ilmu sosial lain apa perlu diajarkan atau belum?
~Ummu Gaza~
baik bismillah
1⃣ utk contoh kegiatan aktivitas anak kebetulan sekarang lagi tahap revisi krn ada bbrapa perubahan jadwal.
tp utk sekedar gambaran,
- ba'da shubuh : zikir ba'da sholat & berkisah
- 6-7 : piket
- 8-10 : Talaqqi, Hapalan, Tadabbur
- 10-11 : Library / Pelajaran pilihan
- 11-12 : Qoilulah & shalat zhuhur
- 12-15 Free
- 15-18 : Madrasah sore
kisarannya begitu tp tiap hari mmg berbeda
apakah HS harus mengacu pada kurikulum diknas ? Tidak harus Pilihan tersebut tergantung orangtua masing2
Berbagai materi bisa diberikan sesuai dengan usianya, karena akan bertumbuh kembang. karena saya seorang muslim, maka subjek pelajaran apapun sebisa mungkin dicari kaitannya dan bersumber pada AlQur'an.
misal utk aqidah, di setiap usia anak pasti tetap membutuhkan.caranya saja yg berbeda utk tiap usia. bahkan ketika kita sudah orangtua pun aqidah ttp harus dipelajari dan dijaga
✅
2⃣Yg ingin saya tnyakan apa benefit HS dbanding sekolah biasa? Apa tujuan orang tua meng-HS kan anak²nya? Scra biaya saya dengar bukankah lebih mahal. Apakah HS hnya utk org berekonomi atas?
Terima kasih..Mb Icha
2⃣Mbak Icha
HS adalah pilihan, yg mau mengambil jalur tersebut silahkan, yg tdk pun tdk mengapa.
Tapi kalau meletakan prinsip2 pendidikan keluarga kita itu merupakan suatu kewajiban yg sdh Allah berikan. Dalam AlQur'an tercantum dlm surat At-Tahrim.
Utk saya pribadi, keuntungan memilih HS adalah menpermudah pilihan2 pendidikan anak2 yg sesuai dengan prinsip2 pendidikan keluarga saya.
kalau mahal murah saya pikir relatif ya
siapapun boleh memilih HS jika siap melaksanakan konsekuensinya (seperti halnua yg memilih sekolah pun pasti harus siap dengan konsekuensi bersekolah)
jadi tdk hanya utk kalangan ekonomi atas saja
✅
3⃣Beberapa wktu lalu di IPB 2 ada diskusi santai dgn para praktisi HS. Sempat dibicarakan jga perbedaan HE dgn HS. Sy menangkap istilah Home Education ini merujuk pda pilihan kelg. Ketika anak ttp bersekolah di lembaga (sekolah) pd umumnya, namun orgtua jga mengambil tgjwb penuh utk mengisi kekosongan dri sekolah misal dlm Hal penguatan akhlak & akidah dmna orgtua yg menjamin terselenggranya pndidikan ini bahkan mungkin scra terstruktur. Benarkah demikian pengrtian HE? Bisa dijelaskan bedanya mbak dg HS lbh lanjut?
3⃣ kalau dr definisinya Home Education (HE) *yg saya fahami* sebuah istilah yg mengacu pada tanggungjawab setiap keluarga dalam pendidikan anak2 & keluarganya. Kalau yg beragama islam sudah jelas bahwa tujuan akhirnya adalah "menjaga diri n keluarga dr api neraka" , "berkumpul di surganya" "melaksankan pe4an sbg hamba n khalifatul fil ardh"
utk teknis pelaksanaan pendidika keluarga tsb, para orangtua bisa memgambil jalur bersekolah formal, mgkn juga les, juga pendidikan di rumah, atau mgkn juga HS.
* pendidikan itu sendiri mencakup : pendidikan ruhiyah, pendidikan mental, pendidikan akhlak, pendidikan intelektual (fikriyah), dan pendidikan fisik.
✅
4⃣Sumber belajar apa saja yang digunakan anak² mba bairanti dalam mengajar ?
4⃣Buku, ensiklopedi, film, jalan jalan, kemping, masak, berkisah, nasyid, dll.
pada dasarnya, banyak sekali hal yg dijadikan sumber belajar. ✅
5⃣Mbak Bairanti, minta masukan mbak aktifitas apa ya yg bisa memancing anak menjadi pembelajar mandiri? Terutama aktifitas yg cocok utk anak usia 7-9 thn. (mia)
5⃣kalau yg saya terapkan :
- motivasi secara terus menerus ttg keutamaan ilmu, menuntut ilmu, adab menuntut ilmu, teladan dlm menuntut ilmu, termasuk kita pun memberi teladan semangat menuntut ilmu.
- utk teknis, bisa dilatih, misal utk aktivitas library. baca buku apapun yg mereka mau. setelah selesai baca kita berdiskusi tentang hal tersurat yg anak baca, mereka menceritakan kembali, bisa mereview dlm bentuk ringkasan, gambar dll, lalu kitapun berdiskusi ttg hal yg tersirat dr bacaan yg mereka pilih
kalau utk memancing, bisa dr aktivitas yg paling dia sukai. kita beri tantangan (projek) terhadap hal yg mereka sukai tersebut. didiskusikan juga tahapan2 utk menyelesaikan projek tersebut.
✅
6⃣ Bgmana klo orgtua sebetulnya melihat pendidikan disekolah kuraaaang sekali hanya drilling/ hapalan sja tpi tidak memberikan pemahaman ttg isi pelajaran di sekolah apalgi utk mengajak anak brpikir kritis. Bgaimna kita sbg orgtua menyikapinya? Sdkn utk melakukan homeschool kita merasa tdk mampu? Terimakasih Ibu Bairanti utk jawabannya
(Bunda yg sdg belajar)
6⃣menurut saya, menjadi orangtua adalah peran besar yang bisa mendatangkan balasan yang besar pula dari Allah. Peran besar orgtua diantaranya adalah memberikan pendidikan (penddkn ruhiyah, mental, intelektual, sosial, dan fisik) yg benar n berkualitas pada anak2nya. baik pendidikan tsb diberikan langsung atau memfasilitasi. Smg Allah memberikan kemudahan utk kita semua.
Terus MENDEKAT pada Allah, mhn kemudahannya utk bisa mendidik anak, selalu belajar, dan berikan hak-hak anak, krn dg demikian kita sdh menunaikan peran kita mjd orangtua tanggungjawab pendidikan bukan ditangan sekolah, tapi di tangan orangtua ✅
7⃣ Saya mau bertanya tentang HE.
Jika anak sudah sekolah formal,tapi kita menginginkan memperkaya dg HE,apakah kita harus sejalan/mengacu dengan kurikulum sekolah? Tahapannya sesuai yang diajarkan sekolah formalnya apa boleh melompat (lebih cepat tingkat bahasannya)? Misal disekolah masih Bab 1,dirumah diajarkan bab selanjutnya,atau HE itu hanya mengulang materi darI sekolah saja?
(wahyu)
7⃣Bunda, seperti yg disampaikan sebelumnya bahwa secara ringkas pendidikan anak-anak kita haruslah meliputi 1. pendidikan ruhiyah spiritual 2. pendidikan mental 3. pendidikan intelektual 4.pendidikan sosial 5.pendidikan fisik
jika di sekolah 5 pendidikan tsb sudah ditunaikan dengan berkualitas maka tentu saja di rumah ttp harus dikuatkan. tapi jika belum, maka tentu saja sudah menjadi tugas orangtua untk memberikan hak pendidikan tsb kpd anak-anaknya.
Bunda bisa melihat peran pendidikan sekolah putra/i Bunda di 5 sisi pendidikan tsb, jika ada yg kurang tentu harus dilengkapi. (yg Bunda contohkan ttg bab bahasan, itu bagian kecil saja dari pendidikan intelektual)✅
8⃣ Mbak Bai.. bagaimana manajemen tugas domestiknya karna waktu harus dibagi untuk HS ? Makasih mbak (Kunin)
8⃣Mbak Kunin, saya juga masih belajar terus menerus utk manajemen tugas domestik . Utk urusan beres-beres rumah, kami ada pembagian piket di rumah.
✅
9⃣ Mbak sy menyimak kalau di kelg. Mbak sepertinya mmg menekankan anak anak smp usia sebelum aqil balik untuk HS dgn penekanan pda aspek akhlak, aqidah, intelektual dan fisik sesuai perkembangan usia anak. Nah pertanyaan sy apakah metode (narasi CM, unschooling, pendidikan berbasis Fitrah atw yg lainnya) yg mbak Bairanti gunakan dlm keseharian HS anak anak? Mengapa memilih metode tsb
Dan mengapa anak sulung mbak kembali lgi ke sekolah? Jazakillah khoir mbak untuk kesediaannya berbagi
9⃣Amanah utk menghandle sendiri pendidikan anak-anak sebelum baligh adalah amanah dari suami. Sebagai istri tentu saya harus taat. Anak-anak pun taat. Jadi saya mengawali HS sebagai jalan yg dipilih HE kami di usia sebelum baligh adalah karena ketaatan pada suami. Alhamdulillah Allah Maha Memudahkan, tantangan pasti ada (namanya juga kehidupan ☺)
Untuk metode sebisa mungkin kami menggunakan metode yg paling dekat dengan agama saya yaitu islam. Dimana dlm pendidikan islam sangat memperhatikan faktor usia, jenis kelamin, dan kemampuan khusus anak (minat bakat).
mengapa anak sulung kemudian bersekolah ?
dalam HE kami, kami tidak anti lembaga sekolah. jika sekolah bisa membantu kami dalam memberikan peran2 pendidikan pada anak2 kami (sejalan visi misinya) maka kami tdk ragu utk bekerjasama dengan sekolah tersebut. Itulah yg terjadi ketika putri sulung saya ingin mencoba belajar di sekolah. maka setelah ditelaah sekolah putri kami sekarang cukup sejalan dengan peran pendidikan intelektual putri kami. Peran pendidikan lainnya tentu saja tetap kami handle ☺✅
Apa mba bairanti berencana memakai kurikulum cambridge, kalau tidak, apa alasannya? (Heryuni)
Kurikulum cambridge jd salah satu kurikulum yg kami lirik utk pendiidkan intelektualitas . Disekolah anak saya yg sulung, kurikulum yg dipakai adalah camridge yg sdh ditakhrij (apa ya bahasa yg pas, direlevankan) dengan nilai keislaman.
Hasil ngobrol dengan guru di sekolah anak saya yg sulung, kurikulum cambridge jika tdk direlevankan dg nilai nilai islam (agama saya) yaa untuk Kami itu mengkhawatirkan juga, monggo dicek seperti apa curriculum Cambridge misalnya utk ilmu sosial bagian kehidupan remaja.
tapi sejauh ini camridge yg kami rencanakan utk anak ke-2,3,4 sifatnya hanya mengikuti standarisasi tes-nya saja. Yg baru dilakukan pun baru subject bahasa inggris. anak ke2 saya sempat ikut les english yg menggunakan kurikulum cambridge.✅
Demikian resume kulwapnya, semoga bermanfaat